Kamis, 24 November 2016

MAKALAH PRODUKSI KAMBING DOMBA



I.     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Potensi pengembangan ternak di Indonesia khususnya ternak kambing hingga kini memiliki potensi maksimal. Sebagian besar keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh kebutuhan untuk pertumbuhan, diantaranya makanan yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan, untuk proses reproduksi (kebuntingan), dan diperlukan untuk memproduksi air susu. Usaha ternak kambing merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan, disamping perawatannya yang cukup mudah, serta ketersediaan pakan yang bisa didapatkan dari dedaunan maupun rerumputan yang banyak terdapat di lingkungan sekitar, kambing juga mudah untuk dibudidayakan baik untuk konsumsi ataupun dari segi penjualannya. Namun, usaha ternak kambing akan mengalami sedikit kendala ketika kambing-kambing tersebut terinfeksi oleh berbagai penyakit.  
Salah satu kendala yang dapat mempengaruhi percepatan pengembangan ternak kambing adalah penyakit. Penyakit tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi karena menurunnya produktivitas ternak bahkan kematian, namun dapat pula menimbulkan dampak negatif yang lain yaitu menurunnya minat peternak untuk mengembangkan usahanya. Ternak kambing memang dikenal sebagai ternak yang sangat sporadis terserang penyakit. Namun demikian, bukan mustahil juga ternak ini menderita penyakit. Pada umumnya, penyakit-penyakit yang biasa menyerang ternak kambing lebih sering diakibatkan oleh peternaknya sendiri. Melalui penerapan manajemen pengendalian penyakit yang dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak kambing dapat diminimalkan.
Pengendalian penyakit merupakan salah bagian penting dalam sistem produksi di suatu usaha peternakan. Salah satu tujuan penting dalam pengendalian penyakit adalah untuk meningkatkan efisiensi produksi sehingga proses produksi berlangsung optimal dan pada akhirnya keuntungan dapat dimaksimalkan.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam pembuatan makalah Poduksi Kambing dan Domba yaitu: bagaimana jenis-jenis penyakit dan cara pengendaliannya yang disebapkan oleh virus, bakteri, protozoa dan jamur terhadap ternak kambing.
C.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembuatan makalah Poduksi Kambing dan Domba adalah untuk mengetahui jenis dan pengendalian penyakit yang disebapkan oleh virus, bakteri, protozoa dan jamur terhadap ternak kambing.
Manfaat yang dapat di petik dalam makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis penyakit dan pengendaliannya yang disebapkan oleh virus, bakteri, protozoa dan jamur terhadap ternak kambing.













II.  PEMBAHASAN
A.  Penyakit Infeksi
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman) sehingga menimbulkan gejala demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh menolak antigen (kuman) agar dapat melumpuhkan atau mematikan kuman tersebut. Jika gejala demam bersifat mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Tetapi jika demamnya secara bertahap atau lambat, maka disebabkan oleh infeksi bakteri. Tubuh yang telah pernah menderita penyakit demam biasanya menimbulkan kekebalan atau imunitas pada tubuh. Penyakit infeksi yang terjadi pada ternak ruminansia kecil adalah virus, bakteri, dan parasit. Penyakit asal virus dan bakteri biasanya bersifat akit dan kadang dapat menimbulkan kematian mendadak, sedangkan parasit kebanyakan bersifat kronis.
Penyakit merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi dalam usaha ternak kambing. Penyakit-penyakit yang dijadikan prioritas untuk diatasi dalam usaha ternak kambing adalah penyakit parasiter, terutama skabies dan parasit saluran pencernaan (nematodiasis). Sementara itu, untuk penyakit bakterial terutama anthrax, pink eye, dan pneumonia. Penyakit viral yang penting adalah orf, dan penyakit lainnya (penyakit non infeksius) yang perlu diperhatikan adalah penyakit diare pada anak ternak, timpani (kembung rumen) dan keracunan sianida dari tanaman (Gregory, 1983).
Masalah kesehatan ternak pada ternak kambing juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Ternak kambing tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau kurang menerima nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air yang tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produksi pada ternak kambing (Agung Purnomoadi, 2003). Beberapa faktor yang menyebabkan ternak sakit antara lain faktor mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, dan faktor lingkungan (Subronto, 2003).
Menurut Jakes (2011), menyatakan bahwa secara umum penyakit kambing  dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok besar berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1.    Penyakit bakterial (disebabkan oleh bakteri) ;
2.    Penyakit viral (disebabkan oleh virus) ;
3.    Penyakit parasitik (disebabkan oleh parasit) ;
4.    Penyakit metabolisme (disebabkan oleh gangguan metabolisme).

1.    Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Menurut para ahli biologi virus adalah peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Virus dikatakan peralihan karna virus mempunyai ciri-ciri seperti makhluk hidup yaitu dengan mempunyai DNA dan mampu berkembang biak pada sel hidup serta mempunyai ciri-ciri benda mati yaitu tidak mempunyai protoplasma dan mampu dikristalkan.
Virus dalam bereproduksi dengan memerlukan sel inang, sehingga virus bersifat parasit obligasi. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA) yang diselubungi oleh pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein. Pengertian virus secara etimologi adalah kata virus berasal dari bahasa latin yaitu virion yang artinya "racun". Virus merupakan organisme subseluler karna ukurannya yang sangat kecil, dimana virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri.
Jenis penyakit penyakit virus yang sering menyerang pada kambing dan domba adalah sebagai berikut: Orf dan bluetongue.


a.    Penyakit Orf
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2012/01/19.jpeg?w=570Orf adalah suatu penyakit hewan kambing menular pada dan domba yang ditandai dengan bentuknya popula, vesikula dan keropeng pada kulit didaerah bibir. Virus orf akan menyebabkan  akan melepuh pada bagian tertentu, terutamanya pada bibir, lidah, hidung, sekitar mata, ambing dan vulva. Tetapi untungnya penyakit ini dapat disembuhkan dengan sendirinya. Penyakit ini umumnya menyerang hewan muda umur 3-5 bulan, terkadang hewan dewasa dapat juga ditulari, disamping itu dapat juga menulari manusia. Penyakit ini mempunyai arti ekonomik yang cukuppenting karena dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan kematian. Disamping itu mempunyai arti kesehatan masyarakat veteriner karena dapat menulari manusia.
Ø Pengobatan
Hewan terjangkit penyakit dapat diberi antibiotika berspektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder. Disamping itu dapat diberikan multivitamin untuk memperbaiki kondisi tubuh sedangkan kulit yang terinfeksi diberikan pengobatan local dengan jodium tincture.
Ø Pencegahan, Pengendalian, dan Pemberantasan
Untuk pencegahan penyakit orf dapat diberikan autovaksin untuk daerah endemic. Vaksin ini dibuat dari keropeng kulit hewan yang menderita dan disuspensi menjadi 1% dalam 50% gliserin saline. Vaksinasi diberikan dengan cara pencacaran kulit pada daerah sebelah dalam paha, atau disekitar leher untuk hewan dewasa. Anak domba atau kambing biasanya divaksin pada umur 1 bulan dan diulang pada umur 2-3 bulan, sehingga akan diperoleh kekebalan yang optimal. Pada daerah yang belum pernah terjankit tidak dianjurkan mengadakan vaksinasi orf. 
Utuk pengendalian penyakit maka hewan yang menunjukkan gejala segera diasingkan sehingga perluasan penyakit dapat dibatasi. Disamping itu kandang yang tertular sebaiknya tidak dipakai dalam waktu yang cukup lama atau difumigasi sebelum dipakai kembali. Pada daerah tertular segera diberi vaksinasi missal dan hewan yang mati akibat penyakit segera dibakar atau dikubur dalam-dalam.
b.   Bluetongue

https://kmpvtb.files.wordpress.com/2011/05/picture3.png?w=300&h=222Bluetongue adalah penyakit virus ruminansia dikirimkan oleh pengusir hama dalam genus sulicoides. Virus bluetongue sangat beragam ada lebih dari dua lusin serotipe, dan virus dapat mengalami reassortment untuk membentuk varian baru. Virus ini endemik di band diseluruh dunia luas daerah tropis dan subtropis dari sekitar 35 o  sampai 40 o  SN., namun, wabah juga terjadi di luar daerah ini, dan itu dapat bertahan jangka panjang jika iklim dan vektor cocok. Sementara musim dingin, tungau didaerah dengan musim dinginyang tidak biasa, virus bluetongue baru-baru menunjukkan kemampuan untuk bertahan dari tahun ke tahun di Eropa tengah dan utara
Penyakit virus bluetongue akan menyebabkan angka mortalitas tinggi, biasanya di tandai dengan gejala yaitu demam tinggi, air ludah meleleh, pembengkakan pada muka dan lida, dan juga kebiruan pada lifda. Penyakit ini akan berlanjutan dengan timbulnya radang kuku, lamenes cendrung berjalan dengan kaki ditekut atau berjalan dengan lutut.
Ø Gejala Umum Penyakit Bluetongues Adalah :
  • Suhu tubuh tinggi diatas 40,5 derajat celcius (demam)
  • Keluar cairan berlebih pada mulut (air liur)
  • Pada hidung keluar cairan yang bercampur dengan darah
  • Pada bibir, gusi, lidah terjadi pembengkakan dan berubah warna biru
  • Gerakan pernapasan terlihat cepat
  • Sering diare dan disentri
  • Lebih sering diam dan berbaring
  • Nafsu makan menurun
Ø Pengobatan dan Pencegahan
·         Karena penyakit ini disebabkan oleh virus hingga saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Namun menurut beberapa sumber sudah ada vaksin virus dan antibody yang dapat memproteksi 100 % dan meningkatkan antibody atau kekebalan tubuh setelah hewan terkena virus setelah 40 – 42 hari.
·         Jika ditemui ternak ruminansia menunjukkan gejala seperti diatas segera dipisahkan dengan ternak yang sehat dan segera lakukan vaksinasi untuk meningkatkan antibodynya. Lakukan biosecurity yang ketat khususnya pada peternakan domba dengan cara selalu membersihkan kandang dan semprot dengan insektisida untuk mengurangi populasi vector lain seperti nyamuk. 

2.    Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat ditemukan di beberapa lingkungan seperti udara, tanah, debu, air, serta hidup di dalam tubuh hewan, tumbuhan, atau manusia. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari kata bacterion yang berarti batang kecil. Bakteri merupakan organisme terbanyak dan paling berkelimpahan dari semua organisme. Meski ukurannya yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop, bakteri ada di mana saja, di air, tanah, dan tubuh makhluk hidup. Infeksi bakteri yang paling berbahaya pada ternak domba dan kambing adalah bakteri antraks, Bacillus antahacis. Penyakit ini bersifat zoogenesis, dengan gejala perdarahan yang keluar dari seluruh lubang tubuh dan akan mengakibatkan kematian mendadak. Spora antraks akan bertahan hidup bertahun – tahun di dalam tanah tercemar dan bia tertelan dengan hewan maka spora akan aktif dan berkembang menjadi penyakit yang mematikan.

v Jenis penayakit kambing yang disebapkan oleh bakteri:
a.    Penyakit Mastitis
Mastitis dikenal dengan penyakit pada bagian ambing kambing yang disebapkan oleh infeksi bakteri. Biasanya penyakit ini menyerang induk kambing pada masa laktasi. Penyakit mastitis ini disebapkan karena kesalahan dalam cara memerah, terjadinya perkelahian antar kambing dan juga disebapkan oleh bakteri. Jenis bakteri yang menginfeksi ambing ini adalah bakteri Staphylococcus spp., Corynebacterium spp., Streptococcus pp. cara pengobatan penyakit ini yaitu dengan memberi antibiotika intra-mammary.
b.   Pink Eyes
Pink eyes merupakan penyakit yang menyerang mata kambing. Penyakit Pink eyes disebapkan oleh mikroorganisme termasuk virus atau bakteri. Diantaranya adalah jenis kuman Moraxella sp, Rickettsia sp, Mycoplasma conjunctivae atau jenis bakteri seperti Aeromonas hudrophila (50%),Plesiomonas shigelloides (30%) atau Actinobacillus actinomycetemcomitans (20%). Penyebab bakteri adalah Moraxella bovis yang bersifat hemolitik :
·       Selalu menghindari sinar matahari,
·       Mata nya terlihat selalu berair,
·       Mata nya terlihat kemerah-merahan, dan
·       Bagian matanya terlihat membengkak.
c.    Penyakit Kuku (Foot Rot)
Penyakit kuku (Foot Rot) merupakan penyakit menular. Penyebap penyakit kuku adalah bakteri seperti fusobacterium nercophorus dan Fusiformis nodosu. Penyakit ini mengakibatkan kuku kambing menjadi rusak. Radang kuku ini di sebabkan oleh seringnya menginjak air sehingga di sarankan dalam pembuatan kandang di usahakan agar kaki kambing tidak menyentuh tanah, dan gejala yang di timbulkan yaitu :
·       Kaki terlihat pincang, yang berujung pada kelumpuhan,
·       Kuku membengkak,
·       Kukit kuku nya mengelupas, dan
·       Timbulnya benjolan.
Cara pengobatannya yaitu dengan membersihkan menggunakan alkohol secara rutin dan pencegahannya yaitu dengan menjaga kebersihan kandang setiap saat.
d.   Penyakit Kambing Enterotoxemia
Image result for gambar penyakit EnterotoxemiaPenyakit Kambing Enterotoxemia juga diucap sebagai penyakit makan terlampau banyak, Penyakit ini terjadi pada saat rumen pada hewan ruminansia kambing terinfeksi oleh kuman Clostridium perfringens, tipe C atau D. Pada saat ternak kambing sedang menderita gangguan pencernaan, bakteri ini berkembang biak dengan cepat, dan meracuni kambing ternak dengan meraih keuntungan dari keasaman lingkungan rumen buat menghasilkan racun.
Ø Gejala dan penyebab Penyakit Kambing Enterotoxemia
Penyakit Kambing Enterotoxemia terjadi ketika tingkat kesetabilan dari bakteri yang berada dalam perut kambing terganggu, hal ini umumnya terjadi sebab hewan ternak kambing terlampau bannyak  memakan bangsa biji-bijian. Hingga kuman Clostridium perfringens menjadi lebih produktif, tetapi justru menghasilkan racun yang merugikan kambing ternak itu sendiri. Kambing ternak yang tengah mengalami gangguan semacam ini hampir semua mengalami kedutan ataupun berkedut, demam, perut bengkak dan gigi gerinding alias bergeretak.
Ø Pengobatan Penyakit Kambing Enterotoxemia
Kalau gangguan Penyakit Kambing Enterotoxemia terjadi atas hewan ternak kambing, umumnya dapat beresiko fatal atas kambing. Dikarenakan hampir semua daya respon kambing terhadap berbagai bentuk pengobatan sangat buruk. Dan belum ada pengobatan yang efektif buat jenis penyakit semacam ini.
Ø Pencegahan Penyakit Kambing Enterotoxemia
Gangguan penyakit kambing Enterotoxemia dapat dicegah dengan cara pemberian vaksinasi pada tiap tahun-nya. Disamping itu pula dapat dengan menjauhkan perubahan yang mendadak pada system menyantap kambing ternak. Kambing ternak dapat berefek buat melahap kelebihan gandum pada saat menyusui anak-anak, dan ini dapat berpotensi dan sudah tentu diberikan divaksinasi. Dengan memperlihatkan tipe makanan kering juga dapat menyusutkan resiko penyakit ini.
e.    Penyakit Kembung atas Kambing
Image result for gambar penyakit kembung pada kambingPergolakan rumen yang normal umumnya ialah 1 hingg 4 kali atas setiap menit-nya, serta bakteri penghasil gas metan yang berproduksi terus menerus. Sebagian besar gas metan ini dikeluarkan oleh kambing dalam desain kentut. Kembung terjadi disaat kambing kagak mampu mengeluarkan gas terbilang.
Ø Gejala dan pemicu Kembung pada Kambing
Penyakit kambing tipe ini dapat terjadi apabila hijauan jikalau alfafa menyebabkan terbentuknya gas dalam rumen dalam jumlah yang terlalu banyak. Sebab gas yang terlalu banyak terbilang terjebak oleh gelembung, sehingga menciptakan gas terbilang sukar dikeluarkan oleh sistem pencernaan kambing, sampai mengakibatkan perut kambing menjabat buncit gara-gara kembung. Hal ini tentusaja akan membuat kambing ternak merasa sangat tidak nyaman dan gelisah.
Gara-gara kasus tersbut maka rumen atas kambing bakal mengalami pembengkakan, kambing bakal mendengus serta lazimnya kambing bakal menendang-nendang di sisi kiri. Tampak kambing ternak akan malas untuk bangkit, dan pada saat bangkit maka bakalan berbaring kembali. Situasi ini dapat mengakibatkan kmatian pada kambing ternak, bilamana kagak segera dilakukan pengobatan atas kambing.
Ø Pengobatan Kembung atas Kambing
Pastinya pengobatan pada penyakit kambing semacam ini harus segera dilakukan supaya enggak terjadi kasus yang tidak di inginkan oleh peternak, maka peternak kambing harus sigap segera mengambil tindakan penyelamatan, biar gas rumen atas perut kambing enggak semakin berkembang biak berlimpah dan dapat dikeluarkan.
Pemberian minyak mineral alias susu magnesium dapat dilakukan sebanyak 2 sampai 3 ons dapat membantu meringankan kembung pada kambing ternak. Setelah obat diberikan pada kambing ternak, pemijatan atas perut juga bakal sangat membantu dalam pengeluaran gas dalam perut kambing yang berlebihan. Rentang tempo pengobatan & pemijatan yang diberikan atas kambing terna adalah sekitar satu jam. Andaikan tindakan pengobatan dan perawatan ini tidak pula berhasil, maka metode terbaik merupakan segera menghubungi dokter hewan alias mantri hewan terdekan di wilayah kalian.
Ø Pencegahan Kembung atas Kambing
Tindakan pencegahan buat penyakit kambing tipe ini dapat dilakukan dengan system pemeberian pakan kambing dengan komposisi yang seimbang. Rumen atas kambing terletak di sisi kiri. Penyakit kembung dapat membuat kambing kelihatan tegang dan akan acapkali mengembik, dan dengan jalan mengeluarkan gas yang terlampau banyak atas perut kambing melalui kentut dan sendawa dalam kenyataannya sudah bisa memusnahkan kembung yang terjadi pada kambing ternak. Oleh karena itu peternak kambing sangat perlu berhati-hati dalam pemberian pakan terhadap kambing ternak.
f.     Gangguan Pencernaan atas Hewan Ternak Ruminansia
Seekor kambing yang dapat mecernak makanan dengan benar tentunya tidak lolos dari kondisi rumen yang bugar. Enzim pencernaan yang berada di abomasum dan usus kecil tidak mungkin dapat memecah serat dengan tepat, terkecuali mikroorganisme rumen bekerja dengan baik. Karena itu bakteri yang ada di dalam rumen kambing ternak sudah tentu bakteri yang bagus.
Ø Gejala dan penyebab Gangguan Pencernaan
Terlampau banyak dalam mengkonsumsi biji-bijian, jerami berjamur, serta makanan yang kagak bersih justru dapat membahayakan dan sampai-sampai dapat membunuh kuman rumen yang bugar. Dan tentusaja kasus ini justru akan merugikan hewan ternak kambing tersebut. Dikala kuman rumen mati, maka kambing tidak bisa mencerna makanan dngan baik, akibatnya justru rumen akan Menjadi tempat pembusukan makanan & kuman merugikan berkembang cepat hingga meracuni kambing ternak. Bagai anti kuman oral serta racun kuman patogen semacam yang diproduksi oleh Clostridium perfringens, tipe C dan D. Rumen berhenti terhadap proses pencernaan makanan, sehingga proses pencernaan makanan bakalan stagnan, dan kasus ini akan menyebabkan lebih berlimpah bakteri mati, karena kagak ada siklus makanan yang mesuk den keluer verbal kambing ternak.
Tanda-tanda kambing ternak yang mengalami gangguan di bagian mata pencernaan bakal cenderung kehilangan nafsu menyantap, alias sampai-sampai kagak pengen makan sama sekali pada kondisi gangguan tingkat parah, andaikan sudah demikian maka kefatalan bisa saja terjadi atas kambing ternak. Tanda-tanda yang lain lazimnya kambing bakalan cenderung berisik dan berlimpah bergerak, ataupun gelisah.
Ø Pengobatan untuk Gangguan Pencernaan
Pengobatan atas penyakit kambing semacam ini merupakan dengan cara mengeluarkan racun yang ada pada pada rumen alias istilahnya detoksifikasi, lambung dirangsang agar dapat berkontraksi dan dilakukan pengosongan atas lambung kambing ternak, yang lantas setelah itu dilakukan makan tahap selanjutnya yakni mengisi ambung kembali dngan bakteri yang normal. Dengan pemberian susu yang memiliki kandungan magnesium dapat medetoksifikasi lambung dan mengurangi keasaman rumen atas hewan ternak kambing. Kasus ini juga dapat mendorong terjadinya kontraksi pada rumen hewan ternak tersebut. Berikan 2 ons susu magnesium empat kali sehari untuk kambing selagi tempo dua hari. Berikan sebanyak 4 ons susu magnesium atas tipe kambing yang lebih besar, semisal kambing boer, domba texel, domba garut, domba batur dan domba tipe besar yang lainnya, pemberian susu dilakukan sebanyak empat kali sehari sewaktu dua hari. Semasa proses terbilang, kambing ternak akan mengalami diare atau mencret, hal ini adalah wajar dan tidak perlu melakukan pengobatan atas diare yang dialami kambing terbilang. Lazimnya noda kambing yang keluar berbau busuk, dan akan berlangsung selagi 12 hingga 24 jam alias sehari semalam.
3.    Protozoa
Secara umum, Protozoa adalah  organisme seluler yang bersifat eukariotik dengan tidak memiliki dinding sel dan heterotrof serta dapat bergerak (motil). Protozoa dapat bergerak dengan menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela (bulu cambuk). Dalam kajian evolusi, Protozoa diduga merupakan cikal bakal organisme hewan yang sangat kompleks. Protozoa terdiri dari sekitar 65 ribu jenis yang sudah dikenali. Salah satu penyakit kambing yang disebapkan oleh protozoa adalah sebagai berikut:



a.    Surra.
Surra merupakan penyakit infeksi darah  yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi yang ditularkan melalui gigitan lalat penghisap daerah (haematophagus files). Umumnya penyakit ini dapat menyerang semua jenis hewan / ternak. Penyakit surra dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar, sebab pengobatannya cukup mahal. Sifatnya yang dapat menular penyakit ini ditetapkan salah satu  hewan menular strategis (PHMS) yang telah diputuskan Pemerintah Pusat melalui Kementan No 4026.Kpts./OT.140/3/2013.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat penghisap darah (vector) terutama Tabanus sp yang membawa parasit. Parasit ini dapat ditemukan di dalam sirkulasi darah pada fase infeksi akut. Parasit Trypanosoma evansi dapat membelah diri untuk memperbanyak diri. Penularan penyakit surra erat kaitannya dengan transportasi ternak atau lalu lintas ternak baik nasional maupun internasional. Penyebarannya terjadi secara sporadik yang artinya penyakit surra dapat muncul kapan saja tergantung pada kondisi lingkungan, kondisi imunitas hewan (kekebalan tubuh), dan pupulasi lalat (vector).  Itu artinya pada musim penghujan adalah waktu yang tepat bagi lalat untuk berkembang biak. Dan hidupnya menyukai tempat-tempat yang banyak mengandung air.
Ø Gejala Umum
·      Suhu tubuh meningkat
·      Kepala berputar-putar
·      Terlihat lesu atau lemah
·      Bulu dan kulit menjadi kasar dan kering
·      Terdapat perdarahan titik (petechial haemorrhages) di kelopak mata, hidung dan anus.
·      Nafsu makan berkurang
·      Terjadi pembengkakan pada limfonudus prescapularis kiri dan kanan
·      Penurunan bobot badan
·      Pada sapi dan  kambing perah penurunan produksi susu
·      pertumbuhan lambat pada anak
Ø Pengobatan dan Pencegahan
Ternak yang diduga sakit segera dilakukan pemisahan dengan ternak yang sehat dalam kandang karantina yang tertutup agar terbebas dari gigitan lalat. Pengobatan dapat diberilakn dengan Arsokol atau Atocyl.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara melakukan pembasmian  serangga yang menjadi penyebab penyakit surra secara rutin pada kandang dan lingkungan sekitar. Penyemprotan dapat dilakukan pada ternak menggunakan  insektisida yang aman bagi ternak.  Pembersihan tempat pembuangan kotoran dan sampah sisa makanan ternak. Jaga selalu agar kondisi kandang tetap bersih, tidak lembab, selain itu berikan makanan dan minuman pada ternak dalam keadaaan bersih.
b.   Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit yang menyerang kambing yang disebapkan oleh protozoa parasit Babesia motasi dan Babesia ovis. Penyakit ini juga dikenal dengan sebutan penyakit kencing merah dan bebesiosis. Penyakit ini banyak tersebar di Eropa, Afrika, India, Tiongkok, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Di Indonesia pernah ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Penyakit ini ditularkan lewat gigitan caplak Rhipicephalus dan Boophilus. Parasit ini menyerang sel-sel darah merah. Akibatnya sel darah banyak yang rusak dan sebagian haemoglobin dikeluarkan lewat air kencing (urin).
Ø Gejala
Masa ingkubasi berlangsung antara 1 sampai 2 minggu. Gejalanya dimulai dengan demam tinggi (40 o – 42 o C) disertai dengan gejala umum, seperti lesu, pernapasan cepat, nafsu makan hilang, sembelit disusul diare (tinja bercampur lender dan bekuan darah), tubuh kurus, selaput lendir pucat kekuning-kuningan, dan urin kemerah-merahan sampai merah hitam.
Ø Pengendalian
Untuk menyembuhkan penyakit ini bisa diobati dengan Acaprin, Berenil, senyawa Kloroquin, Amodiaquin, atau Quinin. Untuk mencegah penyakit ini, yaitu memberantas denga caplak desinfektan, seperti Etawo Perex 20 EC. Setiap liter obat dicampur dalam 100 liter air. Setiap larutan untuk menyiram 20  m2 permukaan kandang.
4.    Jamur
Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).
1.    Aspergillosis
Aspergillosis merupakan penyakit jamur yang menyerang berbagai jenis hewan yang ditandai dengan batuk-batuk, sesak nafas dan kekeurusan.
a.    Etiologi
Aspergillosis disebabkan oleh Aspergillus sp, pada kambing dan domba disebabkan oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus fumigates.
Aspergillus sp tumbuh baik pada suhu 30°C dan 37°C, dan dapat ditumbuhkan pada media agar Sabouraud.



b.   Epidemiologi
Distribusi Geografis Aspergillosis tersebar luas di dunia. Hewan Terserang Aspergillosis menyerang berbagai jenis hewan seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan ruminansia lain.
c.    Cara Penularan
Aspergillosis dapat ditularkan melalui udara tercemar dan faktor predisposisi karena infestasi cacing paru-paru dan usus atau penggunaan oksitetrasiklin yang terus menerus.
d.   Gejala Klinis
Hewan terserang ditandai dengan nafsu makan turun, sesak nafas, batuk-batuk dan kurus.
e.    Diagnosa
Penyakit ini dapat didiagnosa berdasarkan gejala klinis, perubahan patologis dan isolasi jamur. Isolasi dilakukan pada media yang diperkaya dan media agar Sabouraud. Jamur dalam jaringan dapat diperlihatkan dengan pemeriksaan mikroskopis dari usapan jaringan pada gelas slide, pemeriksaan Periodic Acid Schiff (PAS), Gomris (Grocott’s), Gridly’s dan Lactophenol Cotton Blue.
f.     Diagnosa Banding
Hewan terserang memiliki gejala klinis yang mirip dengan Mikoplasmosis, Tuberkulosis dan Q Fever. Pencegahan dan Pemberantasan Hewan terserang dapat diobati dengan pemberian amfoterisin B. kandang harus tetap bersih dan kering. Menghindari penggunaan oksitetrasiklin berlebihan.
2.    Strawberry Footrot
Nama lain: Proliferatif Dermatitis, Cutaneous Streptothricosis, Cutaneous Actinomycosis atau Mycotic Dermatitis. Merupakan penyakit menular dan menyerang berbagai jenis hewan seperti kambing, domba, rusa, kuda, kelinci yang ditandai dengan dermatitis eksudatif atau purulen pada kulit. Penyakit ini juga bersifat zoonosis.
a.    Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh Dermatophilus congolensis atau pedis, termasuk dalam famili Dermatophilaceae. Dermatophylus memiliki mycelium dan filament seperti pita yang bagian samping bercabang. Septa dibentuk transversal, horizontal dan vertikal. Mycelium dan spora adalah gram positif, bersifat aerobik dan memfermentasi lemah. Pada media setengah padat bentuknya halus, basah, mucoid dan tidak melekat, koloninya berwarna putih keabu-abuan kemudian berubah agak kekuningan dengan meningkatnya umur biakan.
b.   Epidemiologi
Distribusi Geografis Penyakit ini tersebar luas di beberapa negara seperti Inggris, Skotlandia, Australia, New Zealand, Afrika dan India. Di Indonesia belum pernah dilaporkan.
c.    Hewan Terserang
Penyakit ini terutama menyerang domba, meskipun secara percobaan penyakit ini ditularkan pada kambing, marmut dan kelinci. Kasus paling tinggi terjadi pada musim panas dan agak jarang pada musim dingin.
d.   Cara Penularan
Cara penularan penyakit ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan karena gesekan pada tanah yang menyebabkan luka-luka kemudian dicemari oleh bakteri. Keropeng kulit mengandung banyak bakteri yang tetap infektif dalam waktu lama dan mencemari tanah di sekitarnya. Lalat Stomoxys calcitrans dan Musca domestica dapat bertindak sebagai vektor mekanis dari penyakit.




e.    Gejala Klinis
Hewan terserang ditandai dengan lesi-lesi pada kulit berupa luka-luka bernanah. Kepincangan dan rasa sakit yang hebat saat berjalan. Lesi-lesi tetap ada selama 5-6 minggu bahkan pada kasus kronis dapat berlangsung selama 6 bulan dan pada kasus yang hebat dapat diikuti dengan kematian.
f.     Diagnosa   
Penyakit dapat didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis atau FAR dan teknik biakan. Penyakit ini sangat mirip dengan Orf, Scabies atau Demodecosis.
g.    Pencegahan dan Pemberantasan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit ini. Terapi pengobatan yang dapat dilakukan dengan antibiotika penisilin (50.000 iu/kg bb) dan streptomisin (50 mg/kg bb) secara intramuskuler. Pemberian Fulvicin per oral, dan mengoleskan gentian violet 1 % dalam alcohol dan asam salisilat 5 % pada kulit dilaporkan efektif selama sebulan.

















III.   KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan ini maka dapat disimpulkan jenis dan pengendalian penyakit kambing yang disebapkan oleh virus, bakteri, prozoa, dan jamur yaitu:
1.    Virus merupakan organisme subseluler karna ukurannya yang sangat kecil, dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Cara pengendalian penyakit maka hewan yang menunjukkan gejala segera diasingkan sehingga perluasan penyakit dapat dibatasi.
2.    Bakteri merupakan organisme terbanyak dan paling berkelimpahan dari semua organisme. Pengendalian penyakit yang disebapkan oleh bakteri adalah dengan mengatur manajemen pemeliharaan dan memberikan anti biotic pada kambing.
3.    Protozoa diduga merupakan cikal bakal organisme hewan yang sangat kompleks. pencegahan penyakit ini, yaitu memberantas denga caplak desinfektan, seperti Etawo Perex 20 EC. Setiap liter obat dicampur dalam 100 liter air.
4.    Jamur merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Pengendalian penyakit ini dengan memberikan Fulvicin per oral, dan mengoleskan gentian violet 1 % dalam alcohol dan asam salisilat 5 % pada kulit dilaporkan efektif selama sebulan.

B.  Saran
Penyakit yang menyerang ternak kambing sangat merugikan para peternak dalam mengelolah dan memenej ternaknya, selain factor yang disebapkan oleh virus, bakteri, protozoa dan jamur perlu juga mengatur manajemen pemeliharaan dan menjaga kebersihan kandang agar ternak tidak terjangkit penyakit yang merugikan peternak maupun ternak itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA
Anonin, 2014. Penyakit Ruminansia  Protozoa Trypanosomiasis Penyebab Penyakit Surra Pada Sapi dan Kerbau. http://www.situs-peternakan.com/2014/10/protozoa-trypanosomiasis-penyebab-penyakit-surra-pada-sapi-dan-kerbau.html

Anonim, 1999. Manual Diagnotik Penyakit Hewan.Direktorat Jenderal Peternakan dan Japan International Cooperation agency (JICA), Jakarta.

Jakes. 2011.Mengelola Kesehatan Ternak Kambing. http://penyuluhthl.word-press.com/2011/01/02/mengelola-kesehatan-ternak-kambing/.Tanggal aksses 10 Oktober 2013.

Jensen Ruc, 1974. Discasc Of  Sheep, Lea and febiger. Philadelphia, page. 135-138

Purnomoadi Agung. 2003. Ilmu Ternak Potong & Kerja. http://eprints.undip-.ac.id/21200/1/1061-ki-fp-05.pdf. Tanggal akses 10 Oktober 2013.

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar