LAPORAN
KESEHATAN TERNAK
(Manajemen
Pemeliharaan Dan Teknik Vaksinasi Pada Ayam Broiler Di Kecamatan Konda)

Oleh:
NAMA : LA RABIA
STAMBUK : L1A1 13 141
KELAS : C
KELOMPOK : I (Satu )
ASISTEN : ZAINUDDIN
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Peningkatan jumlah penduduk
Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan
khususnya daging dan telur. Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat
akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka
perminataan produk peternakan.
Daging banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat karena mempunyai rasa yang enak dan kandungan zat gizi yang tinggi.
Salah satu sumber daging yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia adalah ayam. Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar
protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan. Industri ayam
broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen.
Selain dari permintaan akan daging, manajemen pemeliharaan juga harus terjaga dengan baik, khususnya program kesehatan ternak menjadi hal
yang paling mendasar untuk meningkatkan produksi. Pemeriksaan kesehatan ternak
itu sendiri meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sistema.
Kesehatan hewan adalah suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel
yang menyusun dan cairan tubuh yang kandungannya secara fisiologis fungsi
normal. Pencegahan penyakit adalah suatu
tindakan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit atau menurunkan
keganasannya. Vaksin merupakan salah satu diantara berbagai cara yang efektif
untuk melindungi individu terhadap serangan macam berbagai jenis penyakit
tertentu. Tindakan vaksinasi adalah salah satu usaha agar hewan yang
divaksinasi memiliki daya kebal sehingga terlindung dari serangan penyakit.
Biosekuriti merupakan langkah awal pencegahan agar ayam
tidak mudah terjangkiti penyakit salah satunya adalah dengan pengadaan
vaksinasi. Vaksinasi harus dilakukan tepat waktu. Vaksinasi dapat meningkatkan
kekebalan tubuh ayam. Tubuh akan membentuk antigen terhadap jenis bakteri atau
virus yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. Ternak tersebut akan menjadi kebal pada virus dan bakteri
yang sama. Vaksinasi sangat penting dalam dunia peternakan khususnya ayam, hal
ini dilakukan agar penularan dan penyebaran penyakit dapat ditanggulangi
sehingga tidak banyak ayam yang mati.
1.2
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan praktikum kesehatan ternak khususnya
peternakan ayam broiler di kecamatan konda adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui manajemen pemeliharaan ayam broiler di kecamatan konda.
2. Untuk
mengetahui bentuk dan kondisi kandang ayam broiler dikecamatan konda.
3. Untuk
mengetahui teknik vaksinasi ayam broiler di kecamatan konda.
Sedangkan manfaat praktikum kesehatan ternak adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami manajemen pemeliharaan ayam broiler di kecamatan
konda.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami bentuk dan kondisi kandang ayam broiler
dikecamatan konda.
3. Mahasiawa
dapat mengetahui dan memahami teknik vaksinasi ayam broiler di kecamatan konda.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ayam Broiler
Ayam
broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6
minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna,
2006). Ayam broiler telah dikenal masyarakat dengan berbagai
kelebihannya, antara lain hanya 5-6 minggu sudah siap dipanen. Ayam yang
dipelihara adalah ayam broiler yakni ayam yang berwarna putih dan cepat
tumbuh (Rasyaf, 2008).
Ayam
broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya empuk,
ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi
terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging
dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya adalah
memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap
suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).
Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu,
kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa (Kartasudjana
dan Suprijatna, 2006)
Ayam
broiler adalah salah satu klasifikasi sebagai ayam pedaging atau ayam yang arah
kemampuan utamanya menghasilkan daging. Anatomi ayam hampir sama pada semua
strain. Perbedaan secara anatomi biasanya hanya ukuran tubuh. Ayam broiler yang
masih kecil yang baru dibeli sangat di identik dengan pengawasan dan
ketelitian. Pada ayam broiler yang baru datang sangat membutuhkan perlakuan
yang baik dan pemanasan. Periode pemanasan ( broading periode ) atau disebut
juga dengan period starter. Pada prinsipnya, pemeliharaan ayam broiler
breeder dan komersial pada periode pemanasan dimulai sejak DOC diterima. Sampai
umur 3-4 minggu periode pemanasan sangat penting karena pada periode ini
terjadi perkembangan fisiologi yang menentukan fisiologi yang menentukan
keberhasilan usaha pemeliharaan ayam, yaitu periode pembentukkan sistem
kekebalan tubuh, sistim kardiovaskuler, pembentukan tubuh, dan awal pembentukan
kerangka putih.
Ayam broiler sangat
dominan diternakkan di indonesia karena selain pertumbuhannya yang sangat
cepat. Bobot badannya yang semakin hari semakin bertambah dan juga dapat
menghasilkan keuntungan apabila diternakkan dalam jumlah yag banyak.Ayam
broiler sangat mudah sekali mengalami stress. Oleh sebab itu diperlukan
pemeliharaan yang baik dan efesien, karena stress dapat menyebabkan
pertumbuhannya terhambat dan dapat menyebaban kematian.Kandang ayam broiler ini
dibuat dengan perlakuan yang dilaksanakan dengan memakai liret/serbuk kayu
Fadilah (2006).
2.2
Kandang
Kandang adalah salah
satu kebutuhan penting dalam bisinis peternakan. Fungsi utama kandang adalah
untuk menjaga ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta
perawatan ternak. Terdapat banyak sekali kandang, baik berdasarkan tipe maupun
bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya
disesuaikan dengan kebutuhan, secara langsung kandang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas hasil peternakan. Kandang yang fungsional akan memnambah pendapatan
bagi peternak (anonymous, 2011)
Lokasi
kandang harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki sumber air yang cukup
terutama pada musim kemarau, bebas dari penghalang sehingga udara bebas keluar
masuk, serta lokasi harus memiliki akses jalan, listrik dan telepon (Santoso,
2003).
Tipe kandang ayam
Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe
panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah,
tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya
pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena
lebih mudah dibuat dan lebih murah. Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi
plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan
seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan
kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2,
lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari
pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak
minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit (Prabowo,
2011).
2.4
Vaksin
Program vaksinasi pada ayam broiler menunjukkan
proteksi dari penggunaan vaksin live pada minggu pertama dan minggu
kedua adalah 60%. Program vaksinasi menggunakan vaksin live pada minggu
pertama dan vaksin killed pada minggu kedua menunjukkan proteksi 100%.
Program vaksinasi menggunakan vaksin live pada minggu pertama menunjukkan
tingkat proteksi sebesar 40%, (Nana, S. 2006)
Kasus penyakit ND selama periode 2009 hingga 2010
masih banyak terjadi di lapangan, meskipun ayam atau unggas telah dilakukan
vaksinasi secara rutin. Hal ini dapat menimbulkan dugaan adanya perbedaan
antara virus ND yang bersirkulasi dilapangan dengan virus ND vaksinasi. Hasil
analisa genetik diketahui, bahwa virus ND yang berada di lapangan ternyata
berbeda pada genetiknya dengan virus ND vaksin. Perbedaan genetik ini akan berakibat
pada respon antigenik (Adi et al., 2009; Xiao et al., 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Xiao (2009) dengan pemberian vaksin isolat
LaSota dan isolat B1 ternyata kurang memberikan proteksi terhadap serangan
penyakit ND velogenik di Indonesia.
Penyakit Newcastle Disease (ND) atau penyakit
tetelo, merupakan penyakit unggas, khususnya ayam yang bersifat sangat menular
dan akut serta menimbulkan gejala gangguan pencernaan, pernafasan dan syaraf.
Penyakit tersebut disebabkan oleh avian paramyxovirus tipe I (APMV-I),
dari genus Avulavirus, dan termasuk keluarga Paramyxoviridae (Alexander
and Senne, 2008; Quinn et al., 2011).
Virus ND merupakan virus RNA yang mempunyai genom single
stranded (SS) dengan polaritas negatif. Paramyxovirus berbentuk sangat
plomorfik, yaitu antara bentuk bulat sampai bentuk filamen dan berdiameter
150-300 nm. Nuklokapsid bersimetri heliks dan dikelilingi oleh amplop yang
berasal dari membran permukaan sel (Allan, 1978; MacLahlan and Dubovy, 2011).
Mekanisme terbentuknya hemaglutinasi sel darah merah
oleh virus ND dengan reseptor sel disebabkan adanya ikatan antara protein
hemagglutinin pada virus ND dengan reseptor yang ada dipermukaan sel darah merah,
yaitu suatu mukoprotein yang terdapat pada permukaan eritrosit (MacLahlan and
Dubovy, 2011).
Virus ND menurut Beard and Hanson dibagi menjadi
lima berdasarkan tingkat keganasan dan gejala klinis yang ditimbulkan , yaitu :
1. Bentuk Doyle's yang bersifat akut, infeksi bersifat ganas dan mematikan yang
menyerang semua kelompok umur ayam dan gejala yang ditimbulkan setelah di
lapangan ternyata berbeda pada genetiknya dengan virus ND vaksin. Perbedaan genetik
ini akan berakibat pada respon antigenik (Adi et al., 2009)
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12
Desember 2015 Pukui 09:00-12:30 WITA di Desa Cialam Jaya Kab. Konsel Propinsi
Sulawesi Tenggara.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang diggunakan dalam praktikum ini dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel
1.
Alat beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum.
No
|
Alat
|
Kegunaan
|
1
2
3
4
5
|
Spoit
Kandang
Pemanas/lampu
pijar
Alat
tulis
Hp
kamera
|
Untuk
penyuntikan ayam
Untuk tempat pemeliharaan ayam broiler
Untuk
penghangatan kondisi suhu tubuh
Untuk
mencatat hasil pengamatan
Untuk
dokumentasi
|
Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Bahan beserta kegunaan yang digunakan dalam
praktikum
No.
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
|
Ayam
broiler umur DOC
Vaksin
ND dan AI
|
Sebagai
bahan pengamatan
Sebagai
bahan pembentukan anti body pada ayam broiler
|
3.2
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja praktikum ini ialah:
Tahap
I
·
Melihat langsung
di sekeliling peternakan, seperti: melihat profil lokasi kandang, melihat
bentuk kandang, melihat system pemeliharaan dalam usaha peternakan tersebut,
dll.
·
Menganalisis
antara bentuk kandang yang digunakan dan system pemeliharaan dengan teori yang
pernah disampaikan pada perkuliahan
Tahap II
·
Bertanya
langsung kepada peternak tentang profil peternak, jumlah dan jenis pakan yang
diberikan kepada ternak dan cara
pengendalian penyakit pada ternak
·
Menganalisis
antara jumlah dan jenis pakan yang diberikan dengan teori yang pernah
disampaikan pada perkuliahan.
·
Mengamati dan
memperhatikan salah satu kariawan dalam kegiatan cara vaksinasi ayam umur DOC dengan jenis vaksin ND dan AI
(vaksin aktif dan vaksin inaktif) pada ayam broiler umur 3-5 hari.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan
praktikum manajemen pemeliharaan dan teknik vaksinasi pada ayam broiler di Desa
Cialam Jaya Kab. Konsel adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Manajemen
pemeliharaan dan teknik vaksinasi ayam broiler.
No.
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Kandang
Pemanas
Jenis
ayam
Jenis
vaksin
Pakan
|
Kandang
panggung
Pemanas
batu-bara
Strain
loghman
ND
dan AI
Dedak
dan kosentrat
|
4.2
Pembahasan
4.2.1
Profil Kandang
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha pemeliharaan ayam
broiler meliputi; persyaratan temperatur berkisar antara 32,2 - 35°C,
kelembaban berkisar antara 60 - 70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan
aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak
melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam
remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan
untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk
kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat,
bersih dan tahan lama.
4.2.2
Lokasi Kandang
Sebelum memutuskan membangun kandang, terlebih dahulu perlu
mencari lokasi yang tepat. Lokasi yang dipilih untuk peternakan harus strategis
dan dekat dengan pemasaran. Selain itu, kandang yang nyaman harus berada di
lokasi yang nyaman pula. Lahan yang digunakan untuk peternakan sebaiknya adalah
lahan yang kurang produktif, seperti tanah pertanian kering, tegalan, atau
sawah tadah hujan namun memiliki persyaratan baik teknis untuk peternakan
broiler. Pedoman memilih lokasi adalah sebagai berikut:
1.
Terdapat
sumber air yang baik dan memadai
2.
Dekat dengan
pemasaran
3.
Akses
jalan mudah
4.
Jauh dari
lokasi pencemaran dan peternakan lain
5.
Jauh dari
pemukiman penduduk
6.
Kondisi
dan struktur tanah
7. Memungkinkan
untuk pengembangan
4.2.3
Bentuk Dan Tipe Kandang
Bentuk kandang memiliki banyak model dengan biaya pembuatan
yang juga bervariasi, tergantung jenis kandangnya. Konstruksi kandang harus
disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Berikut adalah
gambaran yang bisa dijadikan acuan dalam membuat kandang. Prinsip dalam
pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan mampu memberikan kenyamanan pada
ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan dalam pembuatan kandang karena
berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Kandang harus bisa kuat
(kokoh) terhadap terpaan angin, dan mampu menahan beban ayam. Faktor terpenting
dalam memilih atau membuat kandang adalah memperhatikan segi kenyamanan ayam.
Kandang yang nyaman akan mendukung pertumbuhan ayam. Dengan demikian, berkenaan
dengan konstruksi kandang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Atap ; mengunakan atap monitor. Atap
monitor sangat bagus untuk digunakan karena pertukaran udara lebih lancar
sehingga pembuangan gas beracun seperti H2S, NH3 dan CO2
bisa lebih maksimal;
2. Tinggi dinding minimal 1,8 m untuk
kandang postal tunggal. Untuk kandang tingkat, tinggi dinding bawah minimal 2 m
dan tinggi dinding atas minimal 1,7 m;
3. Lebar kandang maksimal 8 meter.
Namun, untuk kandang tingkat lebar kandang maksimal 7 m. Jika kandang
dekat gawir (terhalang tebing) lebar maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang
dari gawir (tebing) 8 m. Usahakan, tinggi tebing jangan melebihi ½ tinggi
kandang dengan drainase yang baik.
4. Jarak antar kandang minimal satu
lebar kandang (8 meter), diukur dari bagian terluar kandang
5. Dinding kandang bisa menggunakan
bambu atau kawat dan tiang harus kokoh bisa dari bambu, kayu, atau cor.
6. Kemiringan atap baik, antara 30-45
Derajat. Prinsipnya air bisa cepat turun dan tidak menggenang.
7. Arah kandang membujur barat timur
agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup tetapi tidak langsung
mengenai ayam.
8. Bahan atap bisa dari asbes, genting,
seng, ijuk/rumbia, atau aluminium foil. Pilihan atap disesuaikan dengan lokasi
kandang (suhu dan kelembaban), ketersediaan bahan, dan ketersediaan dana.
4.2.4
Ukuran Kandang
Kandang ternak yang digunakan adalah kandang panggung dengan
ukuran kandang, panjang 70 meter, lebar 8 meter, dan ketinggian 5,5 meter,
dengan tinggi lantai 2 meter. Kandang terbagi menjadi dua kelompok petak jumlah
ayam tiap petak 600-800 ekor per petak dengan kapasitas setiap kandang 5.500
ekor ayam. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kandang yaitu terbuat dari kayu
untuk lantai dan dinding terbuat dari bambu, sedangkan untuk atap kandang
terbuat dari daun rumbia dan untuk litter terbuat dari sekam padi beralaskan
dengan terpal. Kandang mempunyai slat dengan jarak 2-3 cm. Kandang dibangun
diatas tanah rawa yang sudah ditimbun dengan tanah yang kering agar tanah tidak
basah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2007). Kandang panggung merupakan
bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk mengatasi temperatur panas.
Kandang panggung cocok dibangun di daerah dataran rendah atau berawa.
Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, kayu dolken. Lantai
kandang harus berlubang atau sistem slat yang bisa dibuat dari bambu atau kayu
dengan jarak antar slat sekitar 2,5 cm.
4.2.5
Jenis Ayam
Ayam
broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes, family Phasianidae dan
spesies Gallus domesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe berat
pedaging yang lebih muda dan berukuran lebih kecil. Ayam broiler ditujukan
untuk menghasilkan daging dan menguntungkan secara eknomis. Ayam broiler tumbuh
sangat cepat sehingga dapat dipanen pada umur 6-7 minggu. Sifat pertumbuhan
yang sangat cepat ini diceriminkan dari tingkah laku makanannya yang sangat
lahap. Nilai konversi ransum ayam broiler sewaktu dipanen sekarang ini mencapai
nilai dibawah dua (Amrullah, 2004).
Jenis strain ayam broiler yang akan
dipakai dalam penelitian ini adalah Lohman 202 yang diberi nama strain New
Lohman MB 202. Strain ini diproduksi oleh PT. Multibreeder Adirama Indonesia
yang merupakan anak perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk dimana
induk usahanya adalah JAPFA GROUP. Adapun karakteristik strain New Lohman (MB
202) yang menjadi “Broiler Productions Targets”.
4.2.6
Pakan
Pakan merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi daging yang diinginkan oleh
peternak. Berkembangnya industri pakan untuk mendukung perkembangan unggas
terlihat dari berkembangnya pabrik pakan yang memproduksi pakan unggas. Jumlah
produksi pakan dari tahun ke tahun dapat dilihat dari peningkatan permintaan
pakan (Suci dan Hermana, 2012).
Pakan adalah campuran berbagai macam
bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi
kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi (Suprijatna et al., 2005).
4.2.7
Teknik Vaksinasi
Program vaksinasi
merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan di kalangan peternak
ayam pedaging. Seperti kita ketahui bersama, ayam petelur mempunyai jangka
waktu hidup yang cepat pertumbuhannya yang notabene hanya 2-3 bulan dan
langsung dipanen. Oleh karenanya kita sebagai peternak wajib melakukan
vaksinasi untuk menjaga kesehatan ayam sehingga kita dapatkan ayam
layer yang sehat. Banyak di kalangan peternak yang berpikir bahwa vaksin
merupakan biaya yang cukup mahal, sehingga sering seadanya atau bahkan
ditiadakan sama sekali. Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan
diperoleh hasil yang lebih baik dan tidak sebanding dengan biaya yang kita
keluarkan karena program vaksinasi yang dilakukan secara benar akan menjaga
kondisi kesehatan ayam dengan cara pembentukan antibody.
Vaksin ND digunakan
untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. Cara
pemberian vaksin ini ada 2 cara yaitu dengan tetes mata dan suntik injeksi
intramuskular pada bagian dada. Perbedaan metode vaksin ini dikarenakan
perbedaan umur ayam yang akan divaksin. Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah
timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas. Vaksin ini juga dilakukan
dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata, metode injeksi subcutan dan
injeksi intramuskuler pada dada.
Vaksin AI adalah
Vaksinasi yang mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu
burung yang melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia
juga terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang
sangat luar biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun,
flu burung ini dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi sejak dini yaitu
melakukan vaksinasi pada anak-anak ayam atau pada ayam dewasa agar terbentuk
kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung yang dicurigai disebarkan melalui
burung-burung liar yang melakukan migrasi. Vaksin ini dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada otot dada.
Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan vaksinasi. Terdapat beberapa macam vaksin yang
dilakukan saat praktkum yaitu:
1.
Tetes Mata atau Hidung
Cara vaksinasi ini umumnya dilakukan pada ternak ayam yang
masih berumur beberapa hari, misalnya 4 hari. Larutan vaksin yang digunakan
dalam larutan dapar. Cara vaksinasi tetes mata dilakukan dengan cara memegang
ayam dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang botol vaksin. Botol vaksin
jika sudah menghadap ke bawah, diusahakan jangan dibalik menghadap keatas lagi.
Teteskan larutan vaksin pada salah satu mata satu tetes tiap ekor. Jika vaksin
sudah masuk, ayam akan mengedipkan mata berkali-kali. Dalam pelaksanaannya
misal kita meneteskan pada mata sebeleh kanan, untuk ayam yang lainnya juga
diteteskan pada mata sebelah kanan juga. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
identifikasi. Jika menggunakan tetes hidung, maka teteskan larutan vaksin pada
salah satu hidung dan lubang yang lain ditutup. Jika vaksin sudah terhirup,
kemudian ayam dilepaskan.
2. Injeksi atau Suntikan
Cara vaksinasi injeksi atau suntikan dapat menggunakan
vaksin aktif maupun vaksin inaktif. Vaksinasi ini menggunakan jarum yang telah
disterilkan terlebih dahulu dengan cara direbus menggunakan air mendidih selama
kurang lebih 30 menit. Kemudian cara vaksinasi dapat dilakukan intramuskuler
(dibawah otot), intravena (dibawah vena) atau subkutan (dibawah kulit).
V.
PENUTUP
5.1
Simpulan
Dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan yaitu:
1. Kandang
dalah suatu wadah atau tempat tinggal, tempat lindung, dan bernaung ternak
selama dipelihara dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh peternak.
2. Ayam
broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada
umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging.
3. Manajemen
pemeliharaan adalah suatu pengaturan, pengontrolan, pengawasan dari segala
ancaman, baik kesehatan, kebutuhan hidup, maupun dalam gangguan ancaman lainnya
yang menghalangi tumbuh kembangnya ternak selama dalam pemeliharaan.
4. Vaksin
adalah jenis mikroorganisme yang sudah dihilangkan sifat patogenesisnya dengat
tujuan memberikan kekebalan atau anti body pada tubuh ternak agar tebiasa dalam
menerima penyakit.
5.2
Saran
Dalam pelaksanaan
praktikum kesehatan ternak baiknya praktikum dilaksanakan lebih dulu agar
mahasiswa tidak merasa banyak terbebani dengan kondisi mengahadapi ujian akhir
semester. Karena mahasiswa butuh kosentrasi dalam mempersiapkan dirinya
mengahadapi ujian akhir semester.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A. A. A. M., Astawa, N. M., Putra,
K. S. A., Hayashi, Y. and Matsumoto, Y. (2009) Isolation and Caracterization of
a Pathogenic Newcastle Disease Virus from a Natural Case in Indonesia. J. Vet.
Med. Sci. 72. Hal. 313-319.
Alexander, D. J. and Senne, D. A. (2008)
Newcastle Disease, Other Avian Paramyxovirus, and Pneumovirus Infection. Dalam:
Disease of Poultry, 12th Edition. Saif, Y.M. Blackwell Publishing, Iowa. Hal.
75-92.
Allan, W. H., Lancaster, J. E. and Toth,
B. (1978) Newcastle Disease Vaccine Their Production and Use. Food and
Agriculture of United Nation (FAO). Rome. Hal. 1-79.
Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi ayam
broiler. Cetakan III. Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor.
Fadillah. R,
2007. Sukses berternak ayam broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.
MacLahlan, J. M., and Dubovy, J. E.
(2011) Paramyxoviridae. Dalam: Fenner's Veterinary Virologi, 4th Edition.
Elsevier. Amsterdam. Hal. 299-325.
Anonymous. 2011.
Kandang ternak ayam (kandang Battery). http://anekamesin.com/kandang-ternak-ayam-kandang-battery.html.
Fadilah, R. 2004. Panduan mengelola peternakan ayam
broiler komersial. Agromedia Pustaka, Bogor.
Fadilah, R., A Polana, S.Alam, dan E. Parwanto. 2007. Sukses
beternak ayam broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Nana, S. (2006) Pengamatan daya proteksi
ayam post vaksinasi Newcastle Disease dengan Uji Tantang. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ternak. Hal. 282-286.
Prabowo, Yudi.
2011. Budi daya ayam pedaging (Broiler). http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-ayam-pedaging-broiler.html.
Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Priyono, 2010. Mengenal berbagai macam cara vaksinasi pada ternak
ayam ras. Email: priyono.spt@gmail.com. Diakses [15 Mei 2010].
Quinn, P. J., Markey, B. K., Leonard, F.
C., FitzPatrick, E. S., Fanning, S. and Hartigan, P. J. (2011) Veterinary
Microbiology and Microbial Disease, Second Edition. Blackwell Science, Iowa.
Hal. 884-901.
Rasyaf, M. 2007. Pengelolaan
pedaging Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Sauvana, J, 2009. Vaksinasi dan Penyakit. http:// Vaksinasi, Penyakit dan pengobatan _.htmwordpress/. Diakses [15 Mei 2010].
Suci,
D. M., dan Hermana, W., 2012. Pakan ayam. Penebar swadaya, Jakarta.
Sudaryani, T dan Santoso,
2003. Pembibitan ayam ras. PT. Penebar Swadaya:. Bogor.
Suryana dan A. Hasbianto. 2008. Usaha tani ayam buras di
indonesia, permasalahan dan tantangan. Jurnal Litbang Pertanian.
Yuwanta, T. 2004. Dasar ternak
unggas. Kanisius,
Yogyakarta.
LAMPIRAN 1
Manajemen
Pemeliharaan Dan Teknik Vaksinasi Pada Ayam Broiler






LAMPIRAN 2
Sampel Darah Ayam



Tidak ada komentar:
Posting Komentar