Kamis, 24 November 2016

LAPORAN KESEHATAN TERNAK



LAPORAN KESEHATAN TERNAK
(Manajemen Pemeliharaan Dan Teknik Vaksinasi Pada Ayam Broiler Di Kecamatan Konda)



Oleh:

NAMA            : LA RABIA
STAMBUK    : L1A1 13 141
KELAS           : C
KELOMPOK : I (Satu )
ASISTEN       : ZAINUDDIN



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015



1.    PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan khususnya daging dan telur. Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk peternakan. 
Daging banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena mempunyai rasa yang enak dan kandungan zat gizi yang tinggi. Salah satu sumber daging yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah ayam. Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan. Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen. Selain dari permintaan akan daging, manajemen pemeliharaan juga harus terjaga dengan baik, khususnya program kesehatan ternak menjadi hal yang paling mendasar untuk meningkatkan produksi. Pemeriksaan kesehatan ternak itu sendiri meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sistema.
Kesehatan hewan adalah suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang menyusun dan cairan tubuh yang kandungannya secara fisiologis fungsi normal. Pencegahan penyakit adalah suatu tindakan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit atau menurunkan keganasannya. Vaksin merupakan salah satu diantara berbagai cara yang efektif untuk melindungi individu terhadap serangan macam berbagai jenis penyakit tertentu. Tindakan vaksinasi adalah salah satu usaha agar hewan yang divaksinasi memiliki daya kebal sehingga terlindung dari serangan penyakit.
Biosekuriti merupakan langkah awal pencegahan agar ayam tidak mudah terjangkiti penyakit salah satunya adalah dengan pengadaan vaksinasi. Vaksinasi harus dilakukan tepat waktu. Vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh ayam. Tubuh akan membentuk antigen terhadap jenis bakteri atau virus yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. Ternak tersebut akan menjadi kebal pada virus dan bakteri yang sama. Vaksinasi sangat penting dalam dunia peternakan khususnya ayam, hal ini dilakukan agar penularan dan penyebaran penyakit dapat ditanggulangi sehingga tidak banyak ayam yang mati.
1.2    Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum kesehatan ternak khususnya peternakan ayam broiler di kecamatan konda adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui manajemen pemeliharaan ayam broiler di kecamatan konda.
2.    Untuk mengetahui bentuk dan kondisi kandang ayam broiler dikecamatan konda.
3.    Untuk mengetahui teknik vaksinasi ayam broiler di kecamatan konda.
Sedangkan manfaat praktikum kesehatan ternak adalah sebagai berikut:
1.    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manajemen pemeliharaan ayam broiler di kecamatan konda.
2.    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bentuk dan kondisi kandang ayam broiler dikecamatan konda.
3.    Mahasiawa dapat mengetahui dan memahami teknik vaksinasi ayam broiler di kecamatan konda.























II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Ayam  broiler telah dikenal masyarakat dengan berbagai kelebihannya, antara lain hanya 5-6 minggu sudah siap dipanen. Ayam yang dipelihara adalah ayam broiler yakni ayam yang berwarna  putih dan cepat tumbuh (Rasyaf, 2008).
Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan  berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi  penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987). Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006)
Ayam broiler adalah salah satu klasifikasi sebagai ayam pedaging atau ayam yang arah kemampuan utamanya menghasilkan daging. Anatomi ayam hampir sama pada semua strain. Perbedaan secara anatomi biasanya hanya ukuran tubuh. Ayam broiler yang masih kecil yang baru dibeli sangat di identik dengan pengawasan dan ketelitian. Pada ayam broiler yang baru datang sangat membutuhkan perlakuan yang baik dan pemanasan. Periode pemanasan ( broading periode ) atau disebut juga dengan period starter. Pada  prinsipnya, pemeliharaan ayam broiler breeder dan komersial pada periode pemanasan dimulai sejak DOC diterima. Sampai umur 3-4 minggu periode pemanasan sangat penting karena pada periode ini terjadi perkembangan fisiologi yang menentukan fisiologi yang menentukan keberhasilan usaha pemeliharaan ayam, yaitu periode pembentukkan sistem kekebalan tubuh, sistim kardiovaskuler, pembentukan tubuh, dan awal pembentukan kerangka putih.
Ayam broiler sangat dominan diternakkan di indonesia karena selain pertumbuhannya yang sangat cepat. Bobot badannya yang semakin hari semakin bertambah dan juga dapat menghasilkan keuntungan apabila diternakkan dalam jumlah yag banyak.Ayam broiler sangat mudah sekali mengalami stress. Oleh sebab itu diperlukan pemeliharaan yang baik dan efesien, karena stress dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat dan dapat menyebaban kematian.Kandang ayam broiler ini dibuat dengan perlakuan yang dilaksanakan dengan memakai liret/serbuk kayu Fadilah (2006).
2.2 Kandang
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisinis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan, secara langsung kandang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang fungsional akan memnambah pendapatan bagi peternak (anonymous, 2011)
Lokasi kandang harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki sumber air yang cukup terutama pada musim kemarau, bebas dari penghalang sehingga udara bebas keluar masuk, serta lokasi harus memiliki akses jalan, listrik dan telepon (Santoso, 2003).
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah. Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit (Prabowo, 2011).





2.4 Vaksin
Program vaksinasi pada ayam broiler menunjukkan proteksi dari penggunaan vaksin live pada minggu pertama dan minggu kedua adalah 60%. Program vaksinasi menggunakan vaksin live pada minggu pertama dan vaksin killed pada minggu kedua menunjukkan proteksi 100%. Program vaksinasi menggunakan vaksin live pada minggu pertama menunjukkan tingkat proteksi sebesar 40%, (Nana, S. 2006)
Kasus penyakit ND selama periode 2009 hingga 2010 masih banyak terjadi di lapangan, meskipun ayam atau unggas telah dilakukan vaksinasi secara rutin. Hal ini dapat menimbulkan dugaan adanya perbedaan antara virus ND yang bersirkulasi dilapangan dengan virus ND vaksinasi. Hasil analisa genetik diketahui, bahwa virus ND yang berada di lapangan ternyata berbeda pada genetiknya dengan virus ND vaksin. Perbedaan genetik ini akan berakibat pada respon antigenik (Adi et al., 2009; Xiao et al., 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Xiao (2009) dengan pemberian vaksin isolat LaSota dan isolat B1 ternyata kurang memberikan proteksi terhadap serangan penyakit ND velogenik di Indonesia.
Penyakit Newcastle Disease (ND) atau penyakit tetelo, merupakan penyakit unggas, khususnya ayam yang bersifat sangat menular dan akut serta menimbulkan gejala gangguan pencernaan, pernafasan dan syaraf. Penyakit tersebut disebabkan oleh avian paramyxovirus tipe I (APMV-I), dari genus Avulavirus, dan termasuk keluarga Paramyxoviridae (Alexander and Senne, 2008; Quinn et al., 2011).

Virus ND merupakan virus RNA yang mempunyai genom single stranded (SS) dengan polaritas negatif. Paramyxovirus berbentuk sangat plomorfik, yaitu antara bentuk bulat sampai bentuk filamen dan berdiameter 150-300 nm. Nuklokapsid bersimetri heliks dan dikelilingi oleh amplop yang berasal dari membran permukaan sel (Allan, 1978; MacLahlan and Dubovy, 2011).
Mekanisme terbentuknya hemaglutinasi sel darah merah oleh virus ND dengan reseptor sel disebabkan adanya ikatan antara protein hemagglutinin pada virus ND dengan reseptor yang ada dipermukaan sel darah merah, yaitu suatu mukoprotein yang terdapat pada permukaan eritrosit (MacLahlan and Dubovy, 2011).
Virus ND menurut Beard and Hanson dibagi menjadi lima berdasarkan tingkat keganasan dan gejala klinis yang ditimbulkan , yaitu : 1. Bentuk Doyle's yang bersifat akut, infeksi bersifat ganas dan mematikan yang menyerang semua kelompok umur ayam dan gejala yang ditimbulkan setelah di lapangan ternyata berbeda pada genetiknya dengan virus ND vaksin. Perbedaan genetik ini akan berakibat pada respon antigenik (Adi et al., 2009)







III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2015 Pukui 09:00-12:30 WITA di Desa Cialam Jaya Kab. Konsel Propinsi Sulawesi Tenggara.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang  diggunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum.
No
Alat
Kegunaan
1
2
3
4
5
Spoit
Kandang
Pemanas/lampu pijar
Alat tulis
Hp kamera
Untuk penyuntikan ayam
Untuk  tempat pemeliharaan ayam broiler
Untuk penghangatan kondisi suhu tubuh
Untuk mencatat hasil pengamatan
Untuk dokumentasi

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Bahan  beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum
No.
Bahan
Kegunaan
1.
2.
Ayam broiler umur DOC
Vaksin ND dan AI
Sebagai bahan pengamatan
Sebagai bahan pembentukan anti body pada ayam broiler





3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum ini ialah:
Tahap I                               
·      Melihat langsung di sekeliling peternakan, seperti: melihat profil lokasi kandang, melihat bentuk kandang, melihat system pemeliharaan dalam usaha peternakan tersebut, dll.
·      Menganalisis antara bentuk kandang yang digunakan dan system pemeliharaan dengan teori yang pernah disampaikan pada perkuliahan
Tahap II
·      Bertanya langsung kepada peternak tentang profil peternak, jumlah dan jenis pakan yang diberikan kepada ternak dan cara pengendalian penyakit pada ternak
·      Menganalisis antara jumlah dan jenis pakan yang diberikan dengan teori yang pernah disampaikan pada perkuliahan.
·      Mengamati dan memperhatikan salah satu kariawan dalam kegiatan cara vaksinasi ayam  umur DOC dengan jenis vaksin ND dan AI (vaksin aktif dan vaksin inaktif) pada ayam broiler umur 3-5 hari.






IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan praktikum manajemen pemeliharaan dan teknik vaksinasi pada ayam broiler di Desa Cialam Jaya Kab. Konsel adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Manajemen pemeliharaan dan teknik vaksinasi ayam broiler.
No.
Pengamatan
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Kandang
Pemanas
Jenis ayam
Jenis vaksin
Pakan
Kandang panggung
Pemanas batu-bara
Strain loghman
ND dan AI
Dedak dan kosentrat

4.2 Pembahasan
4.2.1 Profil Kandang
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha pemeliharaan ayam broiler meliputi; persyaratan temperatur berkisar antara 32,2 - 35°C, kelembaban berkisar antara 60 - 70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

4.2.2 Lokasi Kandang
Sebelum memutuskan membangun kandang, terlebih dahulu perlu mencari lokasi yang tepat. Lokasi yang dipilih untuk peternakan harus strategis dan dekat dengan pemasaran. Selain itu, kandang yang nyaman harus berada di lokasi yang nyaman pula. Lahan yang digunakan untuk peternakan sebaiknya adalah lahan yang kurang produktif, seperti tanah pertanian kering, tegalan, atau sawah tadah hujan namun memiliki persyaratan baik teknis untuk peternakan broiler. Pedoman memilih lokasi adalah sebagai berikut:
1.      Terdapat sumber air yang baik dan memadai
2.      Dekat dengan pemasaran
3.      Akses jalan mudah
4.      Jauh dari lokasi pencemaran dan peternakan lain
5.      Jauh dari pemukiman penduduk
6.      Kondisi dan struktur tanah
7.      Memungkinkan untuk pengembangan
4.2.3 Bentuk Dan Tipe Kandang
Bentuk kandang memiliki banyak model dengan biaya pembuatan yang juga bervariasi, tergantung jenis kandangnya. Konstruksi kandang harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Berikut adalah gambaran yang bisa dijadikan acuan dalam membuat kandang. Prinsip dalam pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan mampu memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan dalam pembuatan kandang karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Kandang harus bisa kuat (kokoh) terhadap terpaan angin, dan mampu menahan beban ayam. Faktor terpenting dalam memilih atau membuat kandang adalah memperhatikan segi kenyamanan ayam. Kandang yang nyaman akan mendukung pertumbuhan ayam. Dengan demikian, berkenaan dengan konstruksi kandang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.    Atap ; mengunakan atap monitor. Atap monitor sangat bagus untuk digunakan karena pertukaran udara lebih lancar sehingga pembuangan gas beracun seperti H2S, NH3 dan CO2 bisa lebih maksimal;
2.    Tinggi dinding minimal 1,8 m untuk kandang postal tunggal. Untuk kandang tingkat, tinggi dinding bawah minimal 2 m dan tinggi dinding atas minimal 1,7 m;
3.    Lebar kandang maksimal 8 meter. Namun, untuk kandang tingkat lebar kandang maksimal 7 m.  Jika kandang dekat gawir (terhalang tebing) lebar maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari gawir (tebing) 8 m. Usahakan, tinggi tebing jangan melebihi ½ tinggi kandang dengan drainase yang baik.
4.    Jarak antar kandang minimal satu lebar kandang (8 meter), diukur dari bagian terluar kandang
5.    Dinding kandang bisa menggunakan bambu atau kawat dan tiang harus kokoh bisa dari bambu, kayu, atau cor. 
6.    Kemiringan atap baik, antara 30-45 Derajat. Prinsipnya air bisa cepat turun dan tidak menggenang.
7.    Arah kandang membujur barat timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup tetapi tidak langsung mengenai ayam.
8.    Bahan atap bisa dari asbes, genting, seng, ijuk/rumbia, atau aluminium foil. Pilihan atap disesuaikan dengan lokasi kandang (suhu dan kelembaban), ketersediaan bahan, dan ketersediaan dana.
4.2.4 Ukuran Kandang
Kandang  ternak  yang digunakan adalah kandang panggung dengan ukuran kandang, panjang 70 meter, lebar 8 meter, dan ketinggian 5,5 meter, dengan tinggi lantai 2 meter. Kandang terbagi menjadi dua kelompok petak jumlah ayam tiap petak 600-800 ekor per petak dengan kapasitas setiap kandang 5.500 ekor ayam. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kandang yaitu terbuat dari kayu untuk lantai dan dinding terbuat dari bambu, sedangkan untuk atap kandang terbuat dari daun rumbia dan untuk litter terbuat dari sekam padi beralaskan dengan terpal. Kandang mempunyai slat dengan jarak 2-3 cm. Kandang dibangun diatas tanah rawa yang sudah ditimbun dengan tanah yang kering agar tanah tidak basah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2007). Kandang panggung merupakan bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk mengatasi temperatur panas. Kandang panggung cocok dibangun di daerah dataran rendah atau berawa. Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, kayu dolken. Lantai kandang harus berlubang atau sistem slat yang bisa dibuat dari bambu atau kayu dengan jarak antar slat sekitar 2,5 cm.
4.2.5 Jenis Ayam
Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes, family Phasianidae dan spesies Gallus domesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe berat pedaging yang lebih muda dan berukuran lebih kecil. Ayam broiler ditujukan untuk menghasilkan daging dan menguntungkan secara eknomis. Ayam broiler tumbuh sangat cepat sehingga dapat dipanen pada umur 6-7 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini diceriminkan dari tingkah laku makanannya yang sangat lahap. Nilai konversi ransum ayam broiler sewaktu dipanen sekarang ini mencapai nilai dibawah dua (Amrullah, 2004).
Jenis strain ayam broiler yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Lohman 202 yang diberi nama strain New Lohman MB 202. Strain ini diproduksi oleh PT. Multibreeder Adirama Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk dimana induk usahanya adalah JAPFA GROUP. Adapun karakteristik strain New Lohman (MB 202) yang menjadi “Broiler Productions Targets”.
4.2.6 Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi daging yang diinginkan oleh peternak. Berkembangnya industri pakan untuk mendukung perkembangan unggas terlihat dari berkembangnya pabrik pakan yang memproduksi pakan unggas. Jumlah produksi pakan dari tahun ke tahun dapat dilihat dari peningkatan permintaan pakan (Suci dan Hermana, 2012).
Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi (Suprijatna et al., 2005).
4.2.7 Teknik Vaksinasi
Program vaksinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan di kalangan peternak ayam pedaging. Seperti kita ketahui bersama, ayam petelur mempunyai jangka waktu hidup yang cepat pertumbuhannya yang notabene hanya 2-3 bulan dan langsung dipanen. Oleh karenanya kita sebagai peternak wajib melakukan vaksinasi untuk menjaga kesehatan ayam  sehingga  kita dapatkan ayam layer yang sehat. Banyak di kalangan peternak yang berpikir bahwa vaksin merupakan biaya yang cukup mahal, sehingga  sering seadanya atau bahkan ditiadakan sama sekali. Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dan tidak sebanding dengan biaya yang kita keluarkan karena program vaksinasi yang dilakukan secara benar akan menjaga kondisi kesehatan ayam dengan cara pembentukan antibody.
Vaksin ND digunakan untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. Cara pemberian vaksin ini ada 2 cara yaitu dengan tetes mata dan suntik injeksi intramuskular pada bagian dada. Perbedaan metode vaksin ini dikarenakan  perbedaan umur ayam yang akan divaksin. Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas. Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata, metode injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada.
Vaksin AI adalah Vaksinasi yang mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu burung yang melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia juga terjangkit wabah flu burung. Penyakit  ini juga membuat kerugian yang sangat luar biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun, flu burung ini dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi sejak dini yaitu melakukan vaksinasi pada anak-anak ayam atau pada ayam dewasa agar terbentuk kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung yang dicurigai disebarkan melalui burung-burung liar yang melakukan migrasi. Vaksin ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada otot dada. Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan vaksinasi. Terdapat beberapa macam vaksin yang dilakukan saat praktkum yaitu:
1. Tetes Mata atau Hidung
Cara vaksinasi ini umumnya dilakukan pada ternak ayam yang masih berumur beberapa hari, misalnya 4 hari. Larutan vaksin yang digunakan dalam larutan dapar. Cara vaksinasi tetes mata dilakukan dengan cara memegang ayam dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang botol vaksin. Botol vaksin jika sudah menghadap ke bawah, diusahakan jangan dibalik menghadap keatas lagi. Teteskan larutan vaksin pada salah satu mata satu tetes tiap ekor. Jika vaksin sudah masuk, ayam akan mengedipkan mata berkali-kali. Dalam pelaksanaannya misal kita meneteskan pada mata sebeleh kanan, untuk ayam yang lainnya juga diteteskan pada mata sebelah kanan juga. Hal ini dilakukan untuk memudahkan identifikasi. Jika menggunakan tetes hidung, maka teteskan larutan vaksin pada salah satu hidung dan lubang yang lain ditutup. Jika vaksin sudah terhirup, kemudian ayam dilepaskan.
2.    Injeksi atau Suntikan
Cara vaksinasi injeksi atau suntikan dapat menggunakan vaksin aktif maupun vaksin inaktif. Vaksinasi ini menggunakan jarum yang telah disterilkan terlebih dahulu dengan cara direbus menggunakan air mendidih selama kurang lebih 30 menit. Kemudian cara vaksinasi dapat dilakukan intramuskuler (dibawah otot), intravena (dibawah vena) atau subkutan (dibawah kulit).













V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan yaitu:
1.    Kandang dalah suatu wadah atau tempat tinggal, tempat lindung, dan bernaung ternak selama dipelihara dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh peternak.
2.    Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging.
3.    Manajemen pemeliharaan adalah suatu pengaturan, pengontrolan, pengawasan dari segala ancaman, baik kesehatan, kebutuhan hidup, maupun dalam gangguan ancaman lainnya yang menghalangi tumbuh kembangnya ternak selama dalam pemeliharaan.
4.    Vaksin adalah jenis mikroorganisme yang sudah dihilangkan sifat patogenesisnya dengat tujuan memberikan kekebalan atau anti body pada tubuh ternak agar tebiasa dalam menerima penyakit.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum kesehatan ternak baiknya praktikum dilaksanakan lebih dulu agar mahasiswa tidak merasa banyak terbebani dengan kondisi mengahadapi ujian akhir semester. Karena mahasiswa butuh kosentrasi dalam mempersiapkan dirinya mengahadapi ujian akhir semester.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, A. A. A. M., Astawa, N. M., Putra, K. S. A., Hayashi, Y. and Matsumoto, Y. (2009) Isolation and Caracterization of a Pathogenic Newcastle Disease Virus from a Natural Case in Indonesia. J. Vet. Med. Sci. 72. Hal. 313-319.
Alexander, D. J. and Senne, D. A. (2008) Newcastle Disease, Other Avian Paramyxovirus, and Pneumovirus Infection. Dalam: Disease of Poultry, 12th Edition. Saif, Y.M. Blackwell Publishing, Iowa. Hal. 75-92.
Allan, W. H., Lancaster, J. E. and Toth, B. (1978) Newcastle Disease Vaccine Their Production and Use. Food and Agriculture of United Nation (FAO). Rome. Hal. 1-79.
Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi ayam broiler. Cetakan III. Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor.
Fadillah. R, 2007. Sukses berternak ayam broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.
MacLahlan, J. M., and Dubovy, J. E. (2011) Paramyxoviridae. Dalam: Fenner's Veterinary Virologi, 4th Edition. Elsevier. Amsterdam. Hal. 299-325.
Anonymous. 2011. Kandang ternak ayam (kandang Battery). http://anekamesin.com/kandang-ternak-ayam-kandang-battery.html.
Fadilah, R. 2004. Panduan mengelola peternakan ayam broiler komersial.  Agromedia Pustaka, Bogor.
Fadilah, R., A Polana, S.Alam, dan E. Parwanto. 2007. Sukses beternak ayam broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Nana, S. (2006) Pengamatan daya proteksi ayam post vaksinasi Newcastle Disease dengan Uji Tantang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak. Hal. 282-286.
Prabowo, Yudi. 2011. Budi daya ayam pedaging (Broiler). http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-ayam-pedaging-broiler.html.
Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Quinn, P. J., Markey, B. K., Leonard, F. C., FitzPatrick, E. S., Fanning, S. and Hartigan, P. J. (2011) Veterinary Microbiology and Microbial Disease, Second Edition. Blackwell Science, Iowa. Hal. 884-901.
Rasyaf, M. 2007. Pengelolaan pedaging  Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sauvana, J, 2009. Vaksinasi dan Penyakit. http:// Vaksinasi, Penyakit dan pengobatan _.htmwordpress/. Diakses [15 Mei 2010].
Suci, D. M., dan Hermana, W., 2012. Pakan ayam. Penebar swadaya, Jakarta.
Sudaryani, T dan Santoso, 2003. Pembibitan ayam ras. PT. Penebar Swadaya:. Bogor.
Suryana dan A. Hasbianto. 2008. Usaha tani ayam buras di indonesia, permasalahan dan tantangan. Jurnal Litbang Pertanian.
Yuwanta, T. 2004. Dasar ternak unggas. Kanisius, Yogyakarta.


LAMPIRAN 1
Manajemen Pemeliharaan Dan Teknik Vaksinasi Pada Ayam Broiler





  
  






LAMPIRAN 2
 Sampel Darah Ayam






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar