PERFORMAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWA
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA
SKRIPSI
Oleh:
LA RABIA
NIM. L1A1 13 141
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
PERFORMAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWA
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Peternakan
Untuk memenuhi salah satu syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Jurusan Peternakan
Oleh:
LA RABIA
NIM. L1A113141
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama La Rabia dilahirkan di Uncume Desa Rahia, Kecamatan Gu Kabupaten Buton, pada tanggal 30 Juni 1990, sebagai putra ketujuh diantara tujuh bersaudara, dari pasangan Bapak La Ika, dan Ibu Warusu. Menyelesaikan pendidikan formal Sekolah Dasar Negeri 1 Rahia pada Tahun 2004, dan mengikuti ujian paket B pada Tahun 2007 dan SMAN 2 Gu pada Tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas Halu Oleo Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan melalui jalur SLMPTN.Selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo penulis menerima beasiswa Bidikmisi sejak semester IV sampai semester VII.
ABSTRAK
La Rabia (L1A1 13 141). Performan anak kambing peranakan etawa di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Dibimbing oleh La Ode Nafiu,sebagai pembimbing I dan Rahman, sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performan anak kambing peranakan etawa berdasarkan bobot induk, paritas, jumlah anak sekelahiran,dan jenis kelamin anak di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dan menggunakan ternak kambing peranakan etawa yang dipelihara secara intensif dengan jumlah induk 89 ekor dan anak 175 ekor. Variabel penelitian terdiri dari peubah bebas (bobot badan induk <30 kg, 30-40 kg, >40 kg, paritas induk 1, 2-3, >3, jumlah anak sekelahiran 1, 2, 3, dan jenis kelamin anak jantan dan betina) dan peubah terikat (bobot badan anak kg, tinggi pundak cm, dan panjang badan anak umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan anak dan panjang badan anak, kecuali pada umur 5-6 minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak. Paritas induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan anak, tinggi pundak dan panjang badan anak, kecuali pada umur 9-10 minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan tinggi pundak dan panjang badan anak. Jumlah anak sekelahiran berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak umur 3-4 dan 11-12 minggu, tinggi pundak dan panjang badan anak umur 11-12 minggu. Jenis kelamin anak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan tinggi pundak dan panjang badan anak pada umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu.
Kata Kunci: Kambing PE, Performan Anak, Bobot Badan, Tinggi Pundak, dan
Panjang Badan.
ABSTRACT
LA RABIA (L1A1 13 141), Performance of PE Young Goat in District Toari, Kolaka Regency, supervised by La Ode Nafiu as primary supervisor and Rahman as secondary supervisor.
This research aimed to understand performance of PE young goat based on mother weight, parity, number of young goat in once birth, and sex of young goat in District Toari, Kolaka Regency. This study was conducted for 1 month by using PE goat raised intensively as many as 89 mother goats and 175 young goats. Research variables consist of dependent variables (mother weight <30kg, 30-40 kg, >40 kg; mother parity 1, 2-3, >3; number of young goat in once birth 1, 2,3; and sex of male and female young goat), and independent variables (young goat weight in kg; shoulder height in cm; and body length of young goat aged 1-2, 3-4,5-6, 7-8, 9-10, 11-12 weeks). Result of this study showed that generally mothers weight has no significant effect (P>0.05) on body weight and length of young goat, but has significant effect (P<0.05) on shoulder height of young goat aged 5-6 weeks. Generally, mothers parity has no significant effect (P>0.05) on young goat weight, shoulder height, and body length, but has significant effect (P<0.05) on young goat body weight, shoulder height, and body length aged 9-10 weeks. Number of young goat in once birth has significant effect (P<0.05) on young goat body weight aged 3-4 and 11-12 weeks, on shoulder height and body length aged 11-12 weeks. Young goat sex has significant effect (P<0.05) on young goat body weight, shoulder height, and body length aged 3-3, 5-6, 7-8, 9-10, and 11-12 weeks.
Key words: PE goat, young goat performance, body weight, shoulder height, and body length.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul performan anak kambing Peranakan Etawa di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Jurusan Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. Beserta keluarga, parasahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si., selaku Pembimbing I, Rahman, S.Pt., MT., selaku Pembimbing II dan Penasehat Akademik atas bimbingan selama perkuliahan dan menyusun tugas akhir. Arahan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis untuk kesempurnaan Skripsi dengan penuh perhatian dan kesabaran selalu dicurahkan. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada Ayah tercinta almarhum La Ika dan almarhuma Ibu tersayang Warusu yang telah melahirkan saya di dunia atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, do’a yang tidak ada henti-hentinya dan pengorbanan yang tiada pernah bisa terukur selama kalian lalui hidup bersama di dunia.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si., selaku Rektor Universitas Halu Oleo, Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si., selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc.,selaku Ketua Jurusan Peternakan yangtelah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Dr. Ir. La Ode Baʼa, M.P., Bapak Ahmad Slamet S.Pt., M.Si. dan Bapak Rahim Aka, S.Pt., M.P., selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan skripsi.
3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah memberikan fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan administrasi selama masa kuliah penulis.
4. Bapak Drs. La Tanda, Bapak Hariono dan sekeluarganya yang selalu memberikan saya motivasi bimbingan hidup sosial selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo.
5. Bapak Rusli Badaruddin S.Pt., M.Sc., selalu memberikan arahan yang tak henti-henti dan ilmunya selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
6. Kakaku tercinta La Culu, Kausas, Wa Ipa, Nur Baya, Murni, Muria, Suhardin atas do’a dan dukungan serta fasilitas yang telah diberikan selama penyelesaian tugas akhir penulis.
7. Orang-orang terdekat yang selalu membantu dan menemani dalam penyelesaian tugas akhir penulis, Muh. Akramullah, S.Pt, Boys Satriawan Enti, Ashar, Muh. Yunus, Susi Indrawati, Rinawanti, Sri Helmina, Rusmiyanto, Rasman, Manto, Hartono B, dan teman-teman seperjuangan selama mengikuti KKN Tematik yang telah memberi warna baru dalam massa perkuliahanku dan lain-lain yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu saya ucapkan trimakasih Atas do’a, dukungan, nasehat, pelajaran dan motivasi yang selalu diberikan kepada saya.
8. Semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk apapun itu selama menempuh kuliah yang tidak sempat tertulis, dengan tulus penulis haturkan terima kasih dan semoga Allah SWT. memberi balasan yang sesuai.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang terkait dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Kendari, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. i
PERNYATAAN ii
HALAMAN PENGESAHAN. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN iv
RIWAYAT HIDUP. v
ABSTRAK. vi
ABSTRACT vii
KATA PENGANTAR. viii
DAFTAR ISI. xi
DAFTAR GAMBAR. xiii
DAFTAR TABEL. xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori. 5
1. Karakteristik Kambing PE. 5
2. Karakteristik Induk. 6
3. Ukuran-ukuran Tubuh anak. 10
B. Kerangka Pikir. 13
C. Hipotesis. 15
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 16
B. Alat dan Bahan. 16
C. Prosedur Penelitian. 16
1. Prosedur Pengukuran. 17
2. Prosedur Pengukuran Dimensi Tubuh Anak. 18
D. Variabel Penelitian. 19
1. Peubah Bebas. 19
2. Peubah Terikat 19
E. Analisis Data. 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 21
B. Pengaruh Bobot Badan Induk 25
C. Pengaruh Paritas Induk 32
D. Pengaruh Jumlah Anak Sekelahiran 38
E. Pengaruh Jenis Kelamin Anak 44
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 50
B. Saran 50
DAFTAR PUSTAKA. 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian. 14
2. Penimbangan Bobot Badan. 17
3. Pengukuran Tinggi Pundak 18
4. Pengukuran Panjang Badan 19
5. Peta Kecamatan Toari 21
6. Bobot Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk 28
7. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk 30
8. Panjang Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk 32
9. Bobot Badan Anak Berdasarkan Paritas Induk 34
10. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Paritas Induk 36
11. Panjang Badan Anak Berdasarkan Paritas Induk 38
12. Bobot Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran 40
13. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran 42
14. Panjang Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran 43
15. Bobot Badan Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Anak 45
16. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Anak 47
17. Panjang Badan Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Anak 49
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Bobot Badan Induk 22
2. Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Paritas Induk. 33
3. Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran. 39
4. Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Jenis Kelamin Anak 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran I. 59
2. Lampiran II. 123
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan ternak kambing di Indonesia hingga kini memiliki potensi yang besar. Sebagian besar keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh kebutuhan untuk pertumbuhan, diantaranya adalah pakan yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan, untuk proses reproduksi (kebuntingan), dan diperlukan untuk memproduksi air susu. Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dan menghasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi. Salah satu ternak kambing penghasil susu adalah kambing Etawa.
Kambing Etawa, masuk ke Indonesia pertama kali di bawa oleh orang Belanda pada tahun 1920-an, orang Belanda tersebut membawa banyak kambing Etawa pertama kali ke Pulau Jawa, tepatnya di Jogyakarta. Kambing ini dikembangbiakkan di daerah perbukitan Menoreh sebelah barat Jogyakarta dan di Kecamatan Kaligesing, Purworejo. Seiring dengan perjalanan waktu terjadilah perkawinan silang antara kambing Etawa dengan kambing lokal, (seperti kambing Jawarandu atau kambing Kacang), hasil perkawinan silang antara kambing kacang dengan Etawa yang berasal dari India adalah kambing Peranakan Etawa (Widjanarko, 2012).
Kambing PE adalah salah satu jenis ternakpenghasil daging dan susu (tipe dwiguna) yang sudah lama dikenal para petani dan mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan, terutama di daerah pedesaan. Menurut Setiawan dan Tanisius (2003) secara ekonomis ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dibandingkan ternak ruminansia yang lain diantara tubuh ternak kambing relatif kecil dan cepat dewasa kelamin, sehingga memiliki keuntungan ekonomi yang cukup tinggi.
Keuntungan beternak kambing PE sangat membantu untuk menunjang kebutuhan hidup para peternak. Salah satu wilayah pengembangan usaha ternak kambing PE di Sulawesi Tenggara adalah Kecamatan Toari. Kecamatan Toari merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kolaka dan merupakan kecamatan terkecil yang hanya memiliki luas sekitar 52,84 km2 atau sekitar 1,61% dari total luas wilayah Kabupaten Kolaka serta jumlah penduduk terendah kedua, yaitu hanya 4,27% di Kabupaten Kolaka, tetapi populasi kambing PE di Kabupaten Kolaka 3 Tahun terakhir mencapai 4,434 ekor atau 31,78% dari total 15,123 ekor di Kabupaten Kolaka. Peningkatan produktivitas ternak kambing yang ada di Kecamatan Toari sampai pada penampilan optimumnya dirasa penting dalam upaya meningkatkan pendapatan petani peternak maupun tingkat pemakaian protein national (BPS Kabupeten Kolaka, 2015).
Performan ternak merupakan penampilan ternak yang dapat dilihat dan diukur dalam satuan tertentu secara periodik yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan ternak. Performan seekor kambing dapat diketahui melalui pengukuran bobot dan ukuran tubuhnya. Ukuran-ukuran tubuh dapat digunakan untuk menduga bobot badan dan nilai jual seekor ternak karena terdapat korelasi positif antara berat badan dan ukuran-ukuran tubuh (Fajemilehin dan Salako, 2008).Pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat tempat perlindungan yang layak. Produktivitas kambing sangat ditentukan oleh kelahiran anaknya dan semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan per kelahiran, maka seekor induk dianggap memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan keturunan. Menurut Campbell dan Lasley (1985) bahwa salah satu kriteria untuk mengukur tingkat produktivitas kambing adalah kemampuan menghasilkan anak kambing yang mempunyai pertambahan bobot tubuh yang tinggi dimana biasanya sangat dipengaruhi oleh umur induk dan bobot lahir. Selain itu faktor yang mempengaruhi produktivitas anak kambing adalah umur induk, bobot badan induk, paritas induk dan tipe kelahiran. Produktivitas dalam usaha pemeliharaan ternak kambing memiliki peranan yang sangatmenentukan dalam rangka meraih hasil yang cukup optimal. Peningkatan sedikit saja ukuran tubuh akan menyebapkan peningkatan proporsional dari bobot tubuh merupakan fungsi dari volume.
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dilakukan penelitian mengenai performan anak kambing peranakan etawa di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka berdasarkan bobot badan induk, paritas induk, jumlah anak sekelahiran dan jenis kelamin anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian ini maka dapat dirumuskanpermasalahan sebagai berikut: “Apakah peubah bebas (bobot induk, paritas, jumlah anak sekelahiran, dan jenis kelamin anak) berpengaruh nyata terhadap performan anak(bobot badan, tinggi pundak, danpanjang badan) pada anak kambing PE.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui performan anak kambing Peranakan Etawa berdasarkan bobot induk, paritas, jumlah anak sekelahiran, dan jenis kelamin anak di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi tentang performan anak kambing peranakan etawa di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Karakteristik Kambing PE
Kambing Peranakan Ettawa (PE), merupakan hasil persilangan antara kambing jawa dengan Kambing Etawa yag berasal dari India. Kambing inidibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Kaligesing, Purworejo, JawaTengah. Saat ini sudah banyak bibit kambing PE disebarkan ke berbagai daerah diIndonesia untuk meningkatkan kinerja kambing lokal di daerah bersangkutan (Budiarsana dkk., 2001). Kambing Peranakan Etawa berfungsi sebagai ternak penghasil daging dan susu (Setiawan dan Arsa, 2005).
Menurut Zein dkk. (2012) persilangan kambing kacang dan etawa menghasilkan kambing peranakan etawa sebagai hasil persilangan antara kambing etawa dengan kambing kacang yang tampilannya mirip kambing etawa, kambing jawarandu sebagai hasil persilanganantara kambing peranakan etawa dengan kambing kacang dan tampilannya lebih mirip kambing kacang. Mulyono dan Sarwono (2008) mengatakan kambing peliharaan Peranakan Etawa memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai penghasil susu(perah) dan pedaging. Ciri khas kambing peranakan etawa antara lain : bentuk muka cembung dan dagu berjanggut, di bawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal dari sudut janggut, telinga panjang, lembek, menggantung dan ujungnya agak berlipat, tanduk berdiri tegak mengarah ke belakang, panjang 6,5-24,5 cm, tinggi tubuh (gumba) 70-90 cm, tubuh besar, pipih, bentuk garis punggung seolah-olah mengombak ke belakang, bulu tubuh tampak panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha, dengan pengelolaan budi daya intensif, kambing peranakan etawa dapat diusahakan beranak tiga kali setiap dua tahun dengan jumlah anak setiap kelahiran 2-3 ekor, kambing peranakan etawa lebih cocok diusahakan di dataran sedang (500-700 m dpl) sampai dataran rendah yang panas.
Klasifikasi kambing adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Ungulata
Sub Ordo : Artlodactylata
Section : Pecora
Family : Bovidae
Sub Family : Caprinae
Genus : Capra
Species : Caprahircus (Heriayadi, 2004).
Menurut tipenya, rumpun kambing PE termasuk kambing dwi guna (penghasil daging dan susu). Produksi susunya mencapai 0,45-2,1 liter per hari perlaktasi (Adriani dkk., 2003). Namun hingga saat ini usaha pemeliharaan kambing PE lebih banyak ditujukkan untuk produksi anak, bibit, dan daging. Kemampuan produksi susu, produksi daging dan performan eksterior kambing PE masih sangat bervariasi diberbagai lokasi karena seleksi dan sistem perkawinan yang tidak terarah (Budiarsana dan Sutama, 2006).
2. Karakteristik Induk
a. Bobot Induk
Bobot badan merupakan sifat sangat penting pada kambing dan sifat ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan non genetik, begitu juga dengan lama bunting ditentukan oleh faktor genetik walaupun dapat dimodifikasi faktor-faktor maternal, fetal, dan lingkungan (Jainudeen dan Hafez, 2000). Kostaman dan Sutama (2004) meyatakan bahwa terdapat hubungan antara lingkar skrotum dengan bobot badan positif sangat nyata dengan koefisien korelasi 0,99.
Berbeda halnya dengan hasil penelitian dari Morand-Fehr (1991) yang menyatakan bahwa kambing perah dengan bobot badan yang lebih besar akan memiliki tingkat produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kambing dengan bobot badan rendah, sehingga bobot badan secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan, hal ini karena bobot badan menentukan kematangan dan kesiapan sel-sel kelenjar ambing untuk memproduksi susu dan menentukan ragam produksi susu di awal laktasi. Lebih lanjut menurut Ramdan (2007) menyatakan bahwa lingkar dada berkorelasi positif terhadap bobot badan, sehingga semakin besar ambing yang diakibatkan oleh perkembangan sel sekretori akan menyebabkan bertambahnya bobot badan pada kambing sehingga meningkatkan produksi susu.
b. Paritas Induk
Paritas merupakan suatu keadaan induk dalam melahirkan anak baik hidup maupun mati tanpa melihat jumlah anaknya. Menurut Elieser dkk. (2012) paritas induk secara nyata (P<0,05) berpengaruh terhadap penampilan reproduksi induk kecuali terhadaprasio jenis kelamin anak jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan. Secara numeric diperoleh bahwa penampilan reproduksi indukmengalami peningkatan dari paritas 1 sampai 4 dankemudian selanjutnya mengalami penurunan. Paritas induk berpengaruhterhadap penampilan reproduksi, hasil ini sesuai denganyang dilaporkan pada kambing (Bagnicka dkk.,2007) atau pada domba (Boujenane, 2002).
Mahmilia dan Doloksaribu (2010) laju pertumbuhan tertinggi dijumpaipada paritas 3 (67,03 ± 16,67 g/ekor/hari), paritas 2 (65,77 ± 20,07 g/ekor/hari),dan yang terendah pada paritas 1 (52,34 ± 18,52 g/ekor/hari). Zhang dkk. (2009) menyatakan bahwa meningkatnya kinerjareproduksi induk pada paritas 2, 3 dan 4 disebabkanoleh kondisi organ reproduksi induk yang semakinmatang dengan semakin dewasanya induk. Hal inimenyebabkan mekanisme hormonal organ reproduksiakan bertambah sempurna dan daya asuh indukterhadap anak akan semakin tinggi (Farid dan Fahmi1996).
Produktivitas kambing dipengaruhi olehiklim, paritas, litter size, periode laktasi (Urdaneta dkk., 2000a; Awemu dkk.,2002) disamping faktor non-genetik lainnya seperti pakan dan tatalaksana pemeliharaan (Akingbade dkk., 2004). Produktivitas induk merupakan indikator ekonomi yang penting pada usahapeternakan kambing (Luginbul, 2002), dan tingkat produksinyadipengaruhi oleh beragam faktor seperti paritas, litter size, kidding interval, daya hidup cempeserta pencapaian bobot sapih (Madibela dkk., 2002; Steve and Marco, 2001; Haenlein, 2000;Urdaneta dkk.,2000b).
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Litter size adalah jumlah anak sekelahiran yaitu banyaknya anak yang dilahirkan dalam setiap kali melahirkan. Jumlah anak sekelahiran sangat menentukan terhadap laju peningkatanpopulasi ternak kambing. Jumlah anak sekelahiran yang tinggi akan mempengaruhi kenaikanpopulasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah anak sekelahiran pada saatlahir adalah 1,51 ± 0,43 ekor, sedangkan rata-rata jumlah anak sekelahiran pada saat sapihadalah 1,46 ± 0,54 ekor (Sudewo dkk., 2012).
Litter size cenderung meningkat dari paritas pertama sampai keenam, dengan puncaknyapada litter size keenam yaitu 1,96 ± 0,32 ekor. Jumlah anak sekelahiran mulai menurun padaparitas ketujuh. Jumlah anak sekelahiran cenderung meningkat dengan meningkatnya umur induk. Hal tersebut diduga berhubungan dengan hormonal tubuh, karena semakin dewasa indukan bertambah sempurna mekanisme hormonalnya (Sudewo dkk., 2012). Hal tersebut tidak berbeda dengan yangdilaporkan oleh Sodiq (2012), bahwa rata-rata jumlah anak sekelahiran terus meningkat sampaiparitas keenam. Setiadi (1994) menyatakan jumlah anak sekelahiran cenderung meningkatdengan meningkatnya umur induk dari 2-6 tahun. Keadaan ini didukung oleh pengamatanSutama dkk. (1995) pada kambing PE betina muda, bahwa jumlah anak sekelahiran sebesar1,04.Awemudkk. (2002) melaporkan bahwa rataan produktivitas induk meningkat sangattajam dengan peningkatan jumlah anak sekelahiran.
Adriani (2014) menunjukkan bahwa dari 63ekor anak kambing yang diamati, makadidapatkan semakin tinggi littes sizeterdapat kecenderungan semakinrendah bobot lahir anak kambingPeranakan Etawa terutama untuk anakyang lahir lebih dari 1 ekor perkelahiran. Dimana kambing yangmempunyai anak satu mempunyaibobot lahir yang lebih tinggi sebesar7.10% (4.10 vs 3.81 kg) dibandingkandengan anak kambing kembar 2,sementara bobot lahir anak satu lebihtinggi sebesar 48.29% dibandingkandengan anak kambing kembar 3 (4.10vs 2.12 kg). Hal ini diduga karenakambing dengan litter size yang lebih tinggi didalam kandungan harus berbagi makanan dari induknya danberbagi ruang dalam kandungan,sehingga menjadi pembataspertumbuhan prenatal atau di dalamkandungan yang tergambar dari bobotlahir.
3. Ukuran-ukuran Tubuh Anak
a. Bobot Badan Anak
Cempe yang berasal dari kelahiran tunggal memiliki bobot tubuh paling besar (10,25 kg) dibanding cempe asal tipe kelahiran kembar dua (7,78 kg) dan kelahiran kembar tiga (7,58 kg). Tipe kelahiran tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap ukuran vital tubuh. Menurut Faozik dkk. (2013) menunjukkan bahwa tipekelahiran tunggal menghasilkan ukuran vital terbesar dan semakin banyak jumlah cempe yangdilahirkan ukuran vital pun semakin kecil, dimungkinkan karena pada kelahiran tunggal tidakmempunyai kompetisi dalam mendapatkan pakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kurniato dkk. (2007) bahwa kapasitas yang terlalu padat pada tipe kembar menyebabkankompetisi dalam mendapatkan pakan dari induk sehingga menyebabkan bobot lahir yangrendah. Selain itu fetus tunggal tentunya mendapat suplai pakan yang lebih besar daripadafetus kembar.
Secara numeric cempe asal kelahiran tunggal memiliki bobot tubuh paling berat dibanding cempe asal kelahiran kembar dua dan tiga. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Utomo(2012) menunjukkan bahwa rataan bobot tubuh cempe pra sapih di wilayah pantai,Kecamatan Wates berpengaruh terhadap bobot tubuh. Rataan bobot tubuh baik untuk kelahirantunggal, kembar dua maupun kembar tiga dapat mencapai 10,45 kg. Variasi naik atau turunnya bobot tubuh pada cempe pra sapih peranakan etawa pada tipekelahiran tunggal dipengaruhi oleh variabel-variabel panjang badan, lingkar dada, dalam dada, dantinggi badan, sedangkan 20,9 persen sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
b. Tinggi Pundak
Tinggi gumba atau tinggi pundakdiukur dari lantai tegak lurus ketitik
tertinggi gumba yaitu pada ruastulang belakang ketiga dan keempatdengan skala cm menggunakantongkat ukur.Tinggi pundak juga merupakan salah satu ukuran tubuh yang dapat digunakan sebagai data pendukung dalam penentuan performan ternak. Kuswahyuni (1998) menyatakantinggi pundak kambing PE yaitu 74,10 ± 3,91 cm,sedangkan kambing PE untuk standar bibit ternakberkisar antara 55-60 cm (Direktorat Bina Produksi Peternakan, 1991) dan hasilpenelitian Astuti (disitasi oleh Kuswahyuni,1998) di Temanggung, yaitu 65,78 cm.Tinggi pundak kambing PE hasilpenelitian ini berkisar antara 65-70 cm. Pertumbuhan tinggi pundak menunjukkan tulang penyusun kaki mengalami pertumbuhan sesuai dengan fungsinya untuk menyangga tubuh ternak (Septian dkk., 2015).
c. Panjang Badan
Panjang badan menggambarkan perkembangan tulang belakang (vertebrae) yang terdiri dari tulang punggung (choracic vertebrae), tulang pinggang (lumbar vertebrae) dan tulang kelangkang (sacral vertebrae). Rata-rata ukuran panjang badan anak kambing PE betina kelahiran tunggal lebih besar dibandingkan kelahiran kembar. Hal ini dimungkinkan anak kambing PE betina kelahiran tunggal memiliki pertumbuhan tulang penyusun panjang badan yang lebih cepat dibandingkan anak kambing PE betina kelahiran kembar. Ukuran panjang badan anak kambing PE kelahiran tungal yang lebih besar dibandingkandengan kelahiran kembar tersebut dapat terjadi karena anak kambing kelahiran tunggal memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anak kambing kelahiran kembar(Alipah,2002).
Bangsa ternak memegang peranan penting dalam penentuan panjang badan pada ternak.Kambing PE betina yang memilikiukuran panjang badan berkisar antara 60-70 cm. Panjang badan kambing PE hasilpenelitian Kuswahyuni (1998) di lokasiGerbang Serba Bisa Kabupaten Purworejo, yaitu 75,50±5,33 cm, sedangkan kambing PEhasil penelitian Astuti yang disitasi olehKuswahyuni (1998) di Temanggung, yaitu66,20 cm. Trisnawanto dkk. (2012), pertumbuhan panjang badan merupakan pencerminan adanya pertumbuhan tulang belakang yang terus meningkat seiring bertambahnya umur.Pengukuran panjang badan anak kambing PE betina pada umur 90 hari rata-rata 49,64 ± 4,30 cm untuk kelahiran tunggal, 42,30 ± 3,29 cm untuk kelahiran kembar dua, dan 44,00± 4,33 cm untuk kelahiran kembar lebih dari dua (Sutiyono dkk., 2003).
B. Kerangka Pikir
Kambing adalah salah satu jenis ternak penghasil daging dan susu yang sudah lama dikenal oleh para petani dan mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Perkembangan populasi ternak kambing cenderung meningkat setiap tahun. Pemeliharaan kambing PE mempunyai nilai sebagai penghasil daging, susu, dan kulit. Pengembangan kambing peranakan etawa secara luas akan membantu peningkatan pendapatan atau paling tidak peningkatan konsumsi gizi masyarakatdipedesaan melalui konsumsi susu kambing produksi petanisendiri.Pemeliharaan kambing dapat menyediakan kebutuhan hewani yang bernilai biologi tinggi, serta mineral esensial dan vitamin asal lemak yang semua sangat berarti.
Pengetahuan penampilan mengenai kambing PE (Peranakan Etawa) bibit unggul menjadi suatu hal mutlak dalam rangka meningkatkan daya produksi ternak selanjutnya. Taksiran kemampuan seekor ternak dalam bereproduksi dapat diketahui melalui pemanfaatan kriteria ukuran-ukuran tubuh, peningkatan ukuran-ukuran tubuh akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur pada ternak.
Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian.
C. Hipotesis
Diduga terdapat perbedaan performan anak kambing Peranakan Etawa berdasarkan pada bobot induk, paritas induk, jumlah anak sekelahiran dan jenis kelamin anak jantan dan betina.
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka.
B. Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah ternak kambing PE milik masyarakat Kecamatan Toari yang masih dipelihara dengan jumlah induk kambing89 ekor dan anak 175 ekor. Alat yang digunakan yaitu alat-alat ukuran tubuh ternak seperti: timbangan badan untuk menimbang bobot badan kambing, meteran kain untuk mengukur, panjang badan, tongkat ukur untuk mengukur tinggi pundak, kamera dan alat tulis.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian adalah penelitian survei dengan melakukan penimbangan dan pengukuran dimensi tubuh. Sebelum memulai proses pengukuran terlebih dahulu dilakukan observasi lokasi dan tempat penelitian. Pada tahap awal dilakukan pemilihan induk dan anak yang sedang laktasi kemudian mengidentifikasi berdasarkan paritas induk, jumlah anak sekelahiran dan jenis kelamin anak. Setelah pemilihan kambing yang akan diteliti kemudian menimbang bobot badan induk dan anak, tinggi pundak, panjang badan, pada anak kambing, terutama induk dan anak yang sedang laktasi. Selain itu dilakukan pencatatan bobot badan induk, paritas induk, jumlah anak sekelahiran jenis kelamin anak dan ukuran-ukuran tubuh anak. Hasil pengukuran dan penimbangan kemudian diklasifikasikan menurut karakteristik induk (bobot badan induk, paritas, dan jumlah anak sekelahiran) dan performan anak (bobot badan, tinggi pundak, panjang badan, umur, dan jenis kelamin anak).
Tahapan prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Pengukuran
a. Pengukuran bobot badan anak dan induk
Bobot badan (BB) adalah bobot individu kambing yang penimbangannya dilakukan sebelum kambing diberi makan atau digembalakan. Penimbangan bobot badan dilakukan dengan cara menimbang bobot badan kambing dengan menggendong kambing kemudian dikurangi dengan bobot badan individu ditimbang menggunakan timbagan badan dengan satuan kg.
Gambar 2. Penimbangan Bobot Badan Kambing.
2. Prosedur Pengukuran Dimensi Tubuh Anak
a. Tinggi pundak
Tinggi pundak (TP), dari jarak tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ketanah diukur dengan menggunakan tongkat ukur, dengan satuan dalam (cm).
Gambar 3. Pengukuran Tinggi Pundak.
b. Panjang badan
Panjang badan, diukur secara horizontal dari tepi depan sendi bahu (benjolan tulang scapula) sampai ketepi belakang bungkul tulang duduk dengan menggunakan pita ukur dalam satuan (cm).
Gambar 4. Pengukuran Panjang Badan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari peubah bebas dan peubah terikat dapat dilihat sebagai berikut:
1. Peubah Bebas
Bobot badan induk (< 30 kg, 30-40 kg, > 40 kg)
Paritas induk (1, 2-3, ≥3)
Jumlah anak sekelahiran (1,2,3)
Jenis kelamin anak (jantan dan betina)
2. Peubah Terikat
Bobot badan anak umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu (kg)
Tinggi pundak umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu (cm)
Panjang badanumur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu (cm)
Adapun model matematisnya untuk setiap peubah bebas adalah sebagai berikut:
Yij = µ + PBi + ɛij
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Rataan nilai tengah data
PBi = Pengaruh peubah bebas taraf ke-i
ɛij = Pengaruh acak (galat percobaan) dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
E. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara General Linear Model (GLM), menurut petunjuk Sampurna (2013). Apabila perilaku menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Analisis data menggunakan bantuan program statistic SPSS version 23 (2015).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kecamatan Toari terletak dijazirah Selatan Kabupaten Kolaka. Secara geografis terletak dibagian Selatan Kabupaten Kolaka, Kecamatan Toari di sebelah Utara Berbatasan dengan Watubangga, sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone (BPS Kecamatan Toari, 2015).
Gambar 5. Peta Kecamatan Toari.
2. Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Kecamatan Toari merupakan perairan (laut), dengan luas wilayah 85,5 km2. Secara administrasi Kecamatan Toari pada tahun 2014 terdiri atas sepuluh wilayah desa/kelurahan, meliputi: Toari, Lakito, Ranomentaa, Wowoli, Anawua, Rano Jaya, Horongkuli, Wonua Raya, Rahabite, dan Rano Sangia (BPS Kecamatan Toari, 2015).
3. Iklim
a. Musim
Kecamatan Toari memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober, dimana angin Timur bertiup dari Australia tidak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara Bulan November dan Maret, dimana angin Barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada Bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba.
b. Curah Hujan
Curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, topografi dan perputaran pertemuan arus udara. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan curah hujan menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Di wilayah Kecamatan Toari, curah hujan mencapai rata-rata 1.676,00 mm pertahun (BPS Kecamatan Toari, 2015).
4. Populasi Ternak Ruminansia
Populasi ternak ruminansia di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka yaitu sapi berjumlah 2.346 ekor dan kambing berjumlah 4.434 ekor pada tahun 2014 (BPS Kecamatan Toari, 2015).
5. Pola Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan kambing di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka secara umum adalah pemeliharaan ternak kambing di lakukan secara intensif yaitu ternak di kandangkan dan disediakan pakan berupa hijauan sebagai sumber kebutuhan protein dalam tubuh ternak. Penggunaan kandang intensif di Kecamatan Toari dikarenakan memiliki daerah perkebunan utamanya kebun kakao dan selain itu masyarakat Toari juga telah memilki aturan yang disepakati bersama bahwa ternak yang memasuki perkebunan warga lain maka pemilik kebun tersebut berhak untuk mengambil kambing yang telah memasuki kebunnya.
6. Pakan
Menurut Sraun (2012) mengatakan bahwa pakan utama kambing sebagai salah satu ternak ruminansia adalah hijauan yang terdiri dari rumput, leguminosa dan dedaunan sebagai pohon dan limbah pertanian. Pakan memiliki faktor penting dalam pengasupan nutrisi untuk hidup pokok/perawatan, pertumbuhan dan laktasi. Pakan yang tersedia dilokasi penelitian adalah gamal, lantoro, dan daun jati. Sistem pemberiak pakan pada ternak kambing yang dilakukan yaitu dengan cara potong-angkut (cat and carry). Menurut Umiyasih (2003) bahwa pengambilan hijauan pakan ternak dengan potong-angkut (cat and carry) cocok untuk pemeliharaan ternak secara intensif. Peternak di Kecamatan Toari umumnya memiliki kebun yang ditanami hiajauan pakan ternak berupa gamal, lantoro, dan jati. Namun yang lebih banyak di Tanami oleh peternak adalah gamal karena kamal memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan setempat. Menurut Putra (2006) mengatakan bahwa gamal adalah salah satu jenis leguminosa pohon tropis, selain adaptasinya tinggi terhadap lingkungan tumbuh yang beragam dan produktivitasnya juga tinggi.
Gamal (Gliricidia sepium) adalah salah satu jenis leguminosa, yang dijadikan pakan utama oleh peternak di Kecamatan Toari. Gamal mengandung anti zat nutrisi berupa tannin yang dapat membuat protein sukar larut dalam tubuh ternak. Tannin merupakan senyawa polifenolik, dapat membentuk senyawa kompleks dengan protein sehingga menurunkan mutu dan daya cerna protein (Widowati, 2010). Menurut daya cerna protein dalam tubuh dapat mempengaruhi produksi susu. Menurut Sukarini (2006) mengatakan bahwa protein merupakan salah satu penyedia nutrisi yang cukup untuk pembentukkan air susu. Kandungan protein dalam pakan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan sintesis protein susu. Jika kambing mendapat pakan yang cukup secara kualitas dan kuantitas selama laktasi, maka sel kelenjar ambing yang mudah terbentuk akan memproduksi susu secara maksimal, karena pakan adalah sumber nutrisi di dalam darah yang akan menjadi precursor untuk sintesis susu (Adriani, 2014).
B. Pengaruh Bobot Badan Induk
Bobot badan merupakan sifat yang sangatpenting pada kambing dan sifat ini dipengaruhioleh faktor genetik dan non genetik (Jainudeen dan Hafez, 2000). Bobot badan induk mempunyaipengaruh lebih besar daripada pejantanterhadap pertumbuhan dan bobot lahir anak(Kostaman dan Sutama, 2006).Performa anak kambing PE berdasarkan bobot badan induk yang berbeda disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Bobot Badan Induk yang Berbeda
Umur (Minggu) Variabel Bobot Badan Induk Signifikansi
<30 n 30-40 n >40 n
1-2 BBA 2,21±0,93 9 2,44±0,98 7 3,03±1,00 3 tn
TP 27,94±1,84 28,58±2,02 29,76±2,05 tn
PB 28,33±1,96 28,91±2,08 30,06±2,07 tn
3-4 BBA 6,17±1,06 14 6,69±0,79 7 6,68±0,96 4 tn
TP 32,15±1,53 32,95±1,86 32,55±2,05 tn
PB 32,75±1,55 33,40±1,63 32,85±2,07 tn
5-6 BBA 7,82±0,53 16 8,13±0,49 16 7,97±0,68 6 tn
TP 34,85±0,92b 35,65±0,95ab 36,08±2,51a *
PB 35,17±0,92 36,15±0,96 36,43±2,54 tn
7-8 BBA 9,31±0,26 10 9,10±0,52 19 9,28±0,55 9 tn
TP 40,92±0,38 40,50±1,11 40,64±1,01 tn
PB 41,32±0,38 40,90±1,12 41,04±1,01 tn
9-10 BBA 10,83±0,52 15 10,99±0,58 14 11,02±0,62 4 tn
TP 42,67±0,63 42,86±0,66 40,00±0,70 tn
PB 43,07±0,63 43,26±0,67 43,40±0,70 tn
11-12 BBA 12,70±0,35 8 12,60±0,23 10 12,90±0,4 4 tn
TP 44,77±0,54 44,60±0,36 45,00±0,44 tn
PB 45,17±0,55 45,01±0,36 45,45±0,44 tn
Jumlah 72 73 30 175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
* = berpengaruh nyata (P<0,05)
Keterangan: BBA = Bobot Badan Anak
TP = Tinggi Pundak
PB = Panjang Badan
1. Bobot Badan Anak
Bedasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot badan induk yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan anak kambing PE. Bobot badan anak kambing PE yang tertinggi di dapatkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu secara berturut-turut bedasarkan pada bobot badan induk >40 kg (3,03 kg), 30-40 kg (6,69 kg), 30-40 kg (8,13 kg), <30 kg (9,31 kg), >40 kg (11,02 kg), >40 kg(12,90 kg).
Secara statistik terlihat bahwa bobot badan induk >40 kg cenderung menghasilkan bobot badan anak lebih besar dibandingkan dengan bobot badan induk 30-40 kg dan <30 kg. Hal ini dimungkinkan induk dengan bobot >40 kg akan menghasilkan anak dengan bobot lahir relatif tinggi karena memiliki uterus dan pinggul yang lebih besar sehingga pertumbuhan fetus akan lebih maksimal. Dinyatakan oleh Kurniato dkk. (2007) bahwa induk dengan bobot badan yang besar cenderung mengahasilkan anak dengan bobot lahir yang besar pula sehingga bobot badan induk bisa digunakan sebagai parameter seleksi dalam upaya menghasilkan ternak dengan bobot lahir yang tinggi. Pamungkasdkk. (2005) menerangkanbahwa bobot induk saat melahirkanmempunyai hubungan yang sangatnyata (P<0,01) terhadap bobot lahiranaknya.
Menurut Sulastri dkk. (2002) bahwa bobot cempe sangat dipengaruhi oleh faktor induk (maternal). Seekor induk yang melahirkan anak dengan bobot sapih yang tinggi, dapat diduga bahwa keturunan dari induk tersebut pada masa yang akan datang akan melahirkan anak dengan bobot sapih yang tinggi pula. Nashlom dan Danell. (1996) menyatakan bahwa selain faktor induk, faktor genetik juga dapat mempengaruhi bobot cempe. Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan bobot badan induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Bobot Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk.
Gabar 6 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur anak kambing maka semakin meningkat keragaman bobot badan anak menurut bobot badan induk. Menurut Hafid (2005) semakin meningkatnya umur maka proporsi jaringan daging, tulang dan lemak juga bertambah.
2. Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot badan induk yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 5-6 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 7-8, 9-10, 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada bobot badan induk yang berbeda umur <30, 30-40 dan >40 kg.
Tabel 1 menunjukkan bobot badan induk yang >40 kg cenderung menghasilkan tinggi pundak anak yang lebih besar dibandingkan dengan bobot badan induk 30-40 kg dan <30 kg.Semakin tinggi bobot badan yang dimiliki oleh ternak kambingkapasitas daya tampung akan pakan yang dikonsumsi juga tinggi danberkontribusi terhadap produksi susu yang dihasilkan juga tinggi. Kemampuan produksi susu yang tinggi dapat berkorelasi dengan pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh yang mencukupi kebutuhan anak untuk tumbuh dengan ideal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitoyono dkk. (2003) bahwa kemampuan induk dalam memproduksi susu dan “mothering ability” dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan jaringan daging.
Sutiyono dkk. (2010) bahwa anak dari induk yang bertubuh besar, tumbuh lebih cepatdan lebih besar ukuran tubuhnya pada saat mencapai dewasa, sehinggamemiliki ukuran badan yanglebih besar. Davendra dan Burns (1994) menyatakan pula bahwa beberapa ukuran tubuh hewan berkaitan dengan bobot badannya. Sutiyono dkk. (2003) mengemukakan bahwa beberapa ukuran tubuh telah diketahui berkorelasi dan merupakan indikator bagi bobot badan seperti tinggi pundak, lingkar dada panjang badan. Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan bobot badan induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk.
Gabar 7 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur anak kambing maka semakin tinggi tingkat keragaman tinggi pundak. Induk muda biasanya masih dalam proses pertumbuhan dan belum sempurna perkembangan alat reproduksinya, sifat keindukan dari induk yang berumur lebih muda juga lebih lemah bila dibandingkan induk yang lebih dewasa (Inounu dkk., 1995). Hal ini menyebabkan produktivitas anak yang dilahirkan rendah dan juga pola pengasuhan anak oleh induk tidak maksimal sehingga pada gilirannya pertumbuhan anak juga tidak maksimal. Kecenderungan induk dewasa menghasilkan anak dengan bobot lahir relatif tinggi karena induk dewasa memiliki uterus dan pinggul yang maksimal sehingga pertumbuhan fetus akan lebih maksimal (Kurnianto dkk., 2007).
3. Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot badan induk tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap panjang badan anak kambing PE. Panjang badan anak kambing PE tertinggi pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 secara berturut-turut terdapat pada bobot badan induk >40 kg (30,06 cm), 30-40 kg (33,40 cm), >40 kg (36,43 cm), <30 kg (41,32 cm), >40 kg (43,40 cm), >40 kg (45,45 cm).
Tabel 1menunjukkan bobot induk >40 kg menghasilkan panjang badan anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan bobot badan 30-40 kg dan <30 kg. Bobot badan induk akan mendukung perkembangan janindidalam tubuh induk dan penampilaninduk yang mendukung produksi airsusu yang cukup untuk pertumbuhananaknya setelah melahirkan. Menurut Adriani dkk. (2004) bahwa induk kambing yang memiliki produksi susu yang tinggi akan menghasilkan fenotipe pertumbuhan dimensi tubuh (panjang badan, tinggi gumba, dan lingkar dada) anak kambing yang lebih meningkat. Tampilan mengenai panjang badan anak berdasarkan bobot badan induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Panjang Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk.
Gambar 8menunjukan bahwa semakin bertambahnya umur anak maka keragaman panjang badan anak juga semakin meningkat menurut bobot badan induk. Menurut Batubara dkk. (2014) bahwa meningkatnya umur ternak akan diikuti dengan bertambahnya panjang badan.
C. Pengaruh Paritas Induk
Paritas merupakan suatu periode dalam proses siklus reproduksi ternak dengan indikasi jumlah partus induk ternak. Umumnya kejadian kelahiran kembar pada paritas pertama sangat rendah dibandingkan dengan paritas kedua dan selanjutnya, disebabkan ternak betina muda belum dapat menjaga kebuntingan kembar dibandingkan dengan ternak betina dewasa yang lebih sering berovulasi lebih dari satu sel telur (Fricke dan Shaver, 2007).
Tabel 2. Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Paritas Induk yang Berbeda
Umur (Minggu) Variabel Paritas Induk Signifikansi
1 n 2-3 n ≥3 n
1-2 BBA 2,51±1,01 6 2,41±1,01 7 2,35±0,98 6 tn
TP 28,48±2,07 28,51±2,08 28,40±2,02 tn
PB 28,78±2,09 28,85±2,11 28,70±2,04 tn
3-4 BBA 6,42±0,95 4 6,32±1,03 17 6,67±0,96 4 tn
TP 32,37±1,81 32,66±1,63 32,55±2,05 tn
PB 32,87±1,75 32,96±1,64 32,85±2,07 tn
5-6 BBA 7,85±0,49 4 7,83±0,55 20 8,18±0,54 14 tn
TP 34,92±0,67 35,16±1,11 35,83±1,69 tn
PB 35,25±0,67 35,49±1,12 36,20±1,70 tn
7-8 BBA 8,95±0,68 6 9,33±0,34 22 9,21±0,59 9 tn
TP 40,00±1,49 40,83±0,73 40,76±1,01 tn
PB 40,71±1,20 41,23±0,74 41,161,03 tn
9-10 BBA 10,30±0,52a 5 10,93±0,49b 13 11,08±0,55b 15 *
TP 42,26±0,61b 42,80±0,57ab 42,96±0,62a *
PB 42,66±0,62b 43,20±0,58ab 43,36±0,63a *
11-12 BBA 12,46±0,11 5 12,73±0,35 9 12,78±0,27 8 tn
TP 44,40±0,22 44,81±0,56 44,83±0,35 tn
PB 44,80±0,23 45,23±0,56 45,27±0,35 tn
Jumlah 30 88 56 175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
* = berpengaruh nyata (P<0,05)
Keterangan : BBA = Bobot Badan Anak
TP = Tinggi Pundak
PB = Panjang Badan
1. Bobot Badan Anak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa paritas indukberpengaruh nyata (P<0,05)terhadap bobot badan anak kambing PE umur 9-10 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan bobot badan anak pada umur 9-10 minggu berdasarkan paritas >3 akan semakin meningkat bobot badan anak karena semakin tinggi paritas induk akan semakin tinggi penampilan pertumbuhan anak yang akan dilahirnan.
Tabel 2 menunjukan bahwa paritas induk diatas ≥3 cenderung memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan paritas 3-2 dan 1. Hal ini disebabkan induk pada paritas ≥3 menghasilkan susu yang lebih bayak dibandingkan pada induk paritas 1, karena induk pada paritas 1 masih dalam tahap proses pertumbuhan sehingga pakan yang dikonsumsi juga digunakan untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kostaman dan Sutama (2006), induk saat partuspertama dimungkinkan belum mencapaidewasa tubuh, sehingga pakan yang dikonsumsi selain untuk pertumbuhanfetus yang dikandungnya juga diperuntukkan bagi pertumbuhannya sendiri.Akibatnya bobot lahir cempe pada paritas 1 lebih ringan. Menurut Muslim dkk. (2013) bahwa peningkatan paritas atauumur induk linier dengan peningkatanbobot lahir pedet. Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan paritas induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Bobot Badan Anak Berdasarkan Paritas Induk.
Gambar 9 menunjukkan bahwa bobot badan anak pada umur 9-10 minggu pada paritas pertama lebih rendah dibandingkan pada paritas 2-3 dan ≥3. Menurut Mahmalia dan Doloksaribu (2010), bahwa paritas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot lahir, dan bobot lahir yang paling tinggi dijumpai pada paritas >3 (2,14 kg), kemudian paritas 2 (2,08 kg) dan yang terendah yaitu paritas 1 (1,88 kg). Adanya perbedaan bobot lahir diantara paritas diakibatkan oleh kondisi kedewasaan induk yang semakin matang.
2. Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa paritas induk berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 9-10 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada paritas 1, 2-3, dan >3.
Tabel 2memperlihatkan paritas induk diatas ≥3 cenderung memiliki tinggi yang lebih besar dibandingkan paritas 3-2 dan 1. Hal tersebut dimungkinkan karena bertambahnya paritas maka umur induk pun meningkat sehingga terjadi penyempurnaan pertumbuhan sel-sel kelenjar ambing dalam mengashilkan susu yang berguna untuk cempe. Semakin baik kualitas susu yang dihasilkan maka pertumbuhan anak juga semakin optimal dan menghasilkan tinggi pundak yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutiyono dkk. (2003), bahwa pertumbuhan anak kambing selama bulan pertama setelah melahirkan sangat tergantung pada produksi susu induknya. Davendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa anak kambing tergantung sepenuhnya terhadap susu yang dihasilkan induk sampai kurang lebih 7-8 minggu setelah lahir. Kualitas susu yang dihasilkan akan mempengaruhi pertambahan ukuran tubuh dan organ-organ anak.Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan paritas induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Paritas Induk.
Gambar 10 memperlihatkan bahwa tinggi pundak anak pada umur 9-10 minggu pada paritas pertama lebih rendah dibandingkan pada paritas 2-3 dan ≥3. Hal ini diduga induk pada paritas pertama mengonsumsi pakan selain untuk memproduksi susu juga digunakan untuk pertumbuhannya sehingga susu yang akan dikonsumsi anak jadi berkurang (Hasibuan dan Mahmilia, 2010).
3. Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa paritas induk yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang badan anak kambing PE umur 9-10 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Panjang badan anak kambing PE yang tertinggi pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 11-12 secara berturut-turut terdapat pada paritas 2-3 (28,85 cm), 2-3 (32,96 cm), ≥3 (36,20 cm), 2-3 (41,23 cm), ≥3 (43,27 cm).Meningkatnya panjang badan pada paritas 2-≥3 ini kemungkinannya ada hubungan dengan paritas dan umur induk. Dimana paritas dan umur 2-≥3 cenderung lebih tinggi dari pada paritas 1. Sesuai dengan pernyataan Inounu dkk. (2002) Pertumbuhan anak meningkat mulai dari paritas pertama sampai paritas empat dan kemudian menurun pada paritas lima. Panjang badan cendrung meningkat dengan meningkatnya umur induk. Hal tersebut disebabkan dengan semakin dewasanya induk akan bertambah sempurnanya mekanisme hormonal (Mahmalia dkk., 2005). Tampilan mengenai panjang badan (PB) anak berdasarkan paritas induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Panjang badan Anak Berdasarkan paritas Induk.
Gambar 11menunjukkan panjang badan anak tertinggi dijumpai pada paritas ≥3 dan yang terendah pada paritas 1. Perbedaan panjang badan anak secara umum sangat berhubungan terhadap tingkat kedewasaan induk. Sejalan dengan semakin dewasa induk, mekanisme hormonal organ reproduksi semakin sempurna yang diikuti dengan peningkatan kondisi bobot induk, sehingga mempunyai potensi menghasilkan air susu yang lebih banyak (Mahmalia dan Doloksaribu, 2010).
D. Pengaruh Jumlah Anak Sekelahiran
Secara umum, kambing lebih prolifik daripada dombadengan jumlah anak perkelahiran 2-3 ekor (Ensminger, 2001). Persentase indukkambing beranak kembar akan semakin tinggi dengan meningkatnya umur induksampai umur empat tahun dan banyaknya jumlah cempe yang dilahirkandihubungkan dengan tingkat kesuburannya (Devendra dan Burns, 1994).
Tabel 3. Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran yang Berbeda
Umur (Minggu) Variabel Jumlah Anak Sekelahiran Signifikansi
1 n 2 n 3 n
1-2 BBA 2,10±0,85 5 2,55±1,00 8 2,53±1,05 6 tn
TP 27,86±1,59 28,61±2,14 28,78±2,14 tn
PB 28,16±1,61 28,91±2,16 29,13±2,17 tn
3-4 BBA 6,90±1,30a 3 6,61±0,69ab 16 5,58±1,16b 6 *
TP 33,00±2,43 32,82±1,60 31,80±1,39 tn
PB 33,30±2,46 33,12±1,62 32,10±1,40 tn
5-6 BBA 7,80±0,56 4 8,03±0,53 22 7,92±0,59 12 tn
TP 35,12±1,12 35,50±1,11 35,22±1,81 tn
PB 35,45±1,13 35,87±1,12 35,55±1,83 tn
7-8 BBA 9,46±0,58 3 9,26±0,40 26 8,97±0,58 9 tn
TP 41,10±1,30 40,72±0,76 39,92±1,26 tn
PB 41,16±1,90 41,12±0,76 40,65±1,28 tn
9-10 BBA 10,98±0,58 7 10,95±0,56 20 10,81±0,58 6 tn
TP 42,85±0,67 42,82±0,63 42,63±0,71 tn
PB 43,25±0,68 43,72±0,64 43,03±0,72 tn
11-12 BBA 13,20±0,00a 2 12,67±0,28ab 17 12,46±0,15b 3 *
TP 45,35±0,21a 44,71±0,43ab 44,40±0,30b *
PB 45,83±0,21a 45,13±0,43b 44,80±0,30b *
Jumlah 24 109 42 175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
* = berpengaruh nyata (P<0,05)
Keterangan: BBA = Bobot Badan Anak
TP = Tinggi Pundak
PB = Panjang Badan
1. Bobot Badan Anak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak kambing PE umur 3-4 minggu dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 5-6, 7-8 dan 9-10 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa tipekelahiran tunggal menghasilkan bobot badan anak terbesar dan semakin banyak jumlah cempe yangdilahirkan ukuran bobot badan anak pun semakin kecil, dimungkinkan karena pada kelahiran tunggal tidakmempunyai kompetisi dalam mendapatkan pakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kurniato dkk. (2007) bahwa kapasitas yang terlalu padat pada tipe kembar menyebabkankompetisi dalam mendapatkan pakan dari induk sehingga menyebabkan bobot lahir yangrendah. Selain itu fetus tunggal tentunya mendapat suplai pakan yang lebih besar daripadafetus kembar. Menurut Faozi dkk. (2013) bahwa kambing yang berasal darikelahiran tunggal memiliki bobot tubuh paling besar (10,25 kg) dibanding cempe kelahiran asal tipekembar dua (7,78 kg) dan kelahiran kembar tiga (7,58 kg).Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan jumlah anak sekelahiran yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Bobot Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.
Gambar 12 terlihat bahwa bobot badan anak pada umur 3-4 dan 11-12 minggu pada anak tunggal memiliki bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak kembar 2 dan 3. Setiadi dkk. (1996) mendapatkan hasil bahwa total bobot sapih dari induk yang beranak kembar dua yaitu 59,2-76,5% lebih tinggi dibandingkan dengan induk dengan jumlah anak lahir tunggal dan 11,9-23,3% lebih tinggi dibandingkandengan induk dengan jumlah anak kembar >3.
2. Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 9-10 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Tinggi pundak yang lebih kecil pada tipe kelahirankembar kemungkinan berkaitan dengan kapasitasyang terlalu padat pada tipekembar menyebabkan kompetisi dalam mendapatkannutrisi dari induk sehingga menyebabkan tinggi pundak yang rendah. Selain itu fetus tunggal tentunyamendapat suplai nutrisi yang lebih besar daripada fetus kembar. Menurut Sutiyono dkk. (2003) bahwa anak kambing kelahiran tunggal memiliki pertumbuhan tulang dan pertumbuhan jaringan daging lebih besar dibandingkan anak-anak kambing kelahiran kembar.Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan jumlah anak sekelahiran yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.
Gambar 13menunjukkan bobot badan anak pada umur 3-4 minggu pada anak tunggal memiliki tinggi pundak anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak kembar 2 dan 3. Ukuran tinggi pundak yang lebih besar pada kelahiran tunggal dibandingkan dengan kelahiran kembar dapat disebabkan oleh pengaruh induk. Anak kelahiran tunggal akan memperoleh susu yang cukup dari induk dibandingan kelahiran kembar. Menurut Sutiyono (2003) bahwa genotip induk berpengaruh terhadap pertumbuhan awal anak karena berkaitan dengan “mothering ability” dan kemampuan memproduksi susu.
3. Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang badan anak kambing PE umur 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 9-10 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Secara statistik cempe asal kelahirantunggal memiliki ukuran panjang badan paling panjang dibanding cempe asal kelahiran kembar dua dantiga. Hal tersebut dimungkinkan karena kebutuhan susu telah tercukupi sehingga dapat tumbuh dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan penelitianSutiyonodkk. (2003) yang menunjukkan bahwa ukuran panjang kambing PE dengan kelahiran tunggal yang lebih besar dibandingkan kelahiran kembar tersebut dapat terjadi karena anak kelahiran tunggal memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan kelahiran kembar.Tampilan mengenai panjang badan anak berdasarkan jumlah anak sekelahiran yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Panjang Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.
Gambar 14memperlihatkan bobot badan anak umur 11-12 minggu pada anak tunggal memiliki panjang badan anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak kembar 2 dan 3. Menurut Subandriyo dkk. (1997) bahwa ternak yang dilahirkan kembar mempunyai pertumbuhan yang lebih lambat daripada ternak yang dilahirkan tunggal. Sementara itu, bobot badan prasapih meningkat dengan meningkatnya umur induk sampai sekitar 42 bulan, kemudian menurun lagi atau berpola curvilinear.
E. Pengaruh Jenis Kelamin Anak
Ukuran-ukuran tubuh dipengaruhi oleh jeniskelamin. Menurut Khan dkk. (2006), bobot badan,panjang badan, tinggi badan, dan lingkar dada kambing jantan lebih tinggidaripada kambing betina. Pada umur yang sama, anak kambing jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada betina (Sutiyono dkk., 2003).
Tabel 4. Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Umur (Minggu) Variabel Jenis Kelamin Anak Signifikansi
Jantan n Betina N
1-2 BBA 2,41±0,96 8 2,43±0,98 11 tn
TP 28,37±1,97 28,53±2,01 tn
PB 28,70±2,00 28,84±2,03 tn
3-4 BBA 6,79±0,97a 11 6,04±0,95b 14 *
TP 33,20±1,74a 32,12±1,46b *
PB 33,50±1,76a 32,42±1,47b *
5-6 BBA 8,08±0,53a 12 7,92±0,55b 26 *
TP 36,08±1,64a 35,06±1,06b *
PB 36,45±1,66a 35,39±1,07b *
7-8 BBA 9,61±0,33a 11 9,08±0,47b 27 *
TP 41,21±0,72a 40,41±0,93b *
PB 41,61±0,73a 40,81±0,94b *
9-10 BBA 11,13±0,52a 10 10,84±0,55b 23 *
TP 43,01±0,60a 42,70±0,65b *
PB 43,41±0,60a 43,10±0,65b *
11-12 BBA 12,93±0,30a 9 12,52±0,16b 13 *
TP 45,08±0,44a 44,47±0,24b *
PB 45,52±0,44a 44,89±0,24b *
Jumlah 61 114 175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
* = berpengaruh nyata (P<0,05)
Keterangan BBA = Bobot Badan Anak
TP = Tinggi Pundak
PB = Panjang Badan
1. Bobot Badan Anak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kelamin anak yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak kambing PE umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa anak yang memiliki bobot lahir yang lebih besar cenderung berjenis kelamin jantan. Menurut Prasojo dkk. (2010) ada beberapa hal yang mempunyai hubungan dan mempengaruhi bobot lahir antara lain bangsa induk, jenis kelamin anak, lama bunting induk, umur atau paritas induk dan makanan induk sewaktu mengandung. Menurut Keane dan Drennan (1990) bahwa tingkat pertumbuhan dan efisiensi produksi lebih tinggi pada ternak jantan dibandingkan betina.Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan jenis kelamin anak yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Bobot Badan Anak Berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Gambar 15 menunjukkan bobot badan anak pada umur 3-4, 5-5, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu pada jenis kelamin jantan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin betina.Menurut Kostaman dan Sutama (2005), bahwa secara umum bobot lahir anak jantan lebih berat daripada betina, hal tersebut disebabkan karena kecepatan pertumbuhan pra-lahir kambing anak jantan lebih berat dibandingkan dengan kambing anak betina.
2. Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kelamin anak yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Jenis kelamin yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi pundak. Halini disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap tenunan tubuh yang sekaligusmempengaruhi pertumbuhan maupun persentase karkas ternak. Menurut Turnerdan Bagnara (1976) bahwa perbedaan pertambahan bobot badan berdasarkan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebutadalah somatotropin (STH, GH) yang memiliki aktivitas utama dalampertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, merangsang sintesa protein danberpengaruh terhadap metabolisme lipida.Peranan yang penting dari hormon pertumbuhan terletak pada stimulasipeningkatan ukuran tubuh, memacu peningkatan dan percepatan pertumbuhan,selanjutnya,dinyatakan bahwa hormon pertumbuhan juga berpengaruhantagonistik terhadap insulin di dalam otot dan tenunan adiposa (Rauf, 1988). Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan jenis kelamin anak yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Gambar 16menujukkantinggi pundak anak umur 3-4, 5-5, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu pada jenis kelamin jantan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin betina. Hal ini berhubungan dengan perbedaan sekresi hormon pertumbuhan yang diketahui pada umumnya anak jantan lebih aktif daripada anak betina (Nalbandov, 1990).
3. Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kelamin anak yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang badan anak kambing PE umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Perubahandimensi tubuh ternak kambing PE lebih didominasi oleh ternak jantan, dalampenelitian ini dikarenakan pertambahan panjang badan jantan lebih besardibandingkan betina. tingginya pertambahan bobot badan pada jantan disebabkanadanya hormon androgen yang merangsang pertumbuhan. Seperti yangdinyatakan oleh Soeparno (2005) bahwa ternak jantan lebih cepat tumbuhdibandingkan betina pada umur yang sama. Jantan memiliki testosteron salah satusteroid androgen, hormon pengatur pertumbuhan yang dihasilkan sel-selinterstistial dan kelenjar adrenal. Testosteron dihasilkan testis pada jantan,sehingga pertumbuhan ternak jantan dibandingkan betina lebih cepat terutamasetelah sifat-sifat kelamin sekunder muncul.
Soeroso (2004), menjelaskan bahwa pada ternak betina, peningkatan sekresi estrogen menyebabkan penurunankonsentrasi kalsium dan lipida dalam darah sehingga dengan meningkatnyasekresi estrogen akan terjadi penurunan laju pertumbuhan tulang. Bambang(2005) menambahkan bahwa Jenis kelamin mempengaruhi pertumbuhan jaringandan komposisi karkas. Tampilan mengenai panjang badan anak berdasarkan jenis kelamin anak yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Panjang badan Anak Berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Gambar 17 memperlihatkan panjang badan anak umur 3-4, 5-5, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu pada jenis kelamin jantan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin betina. Menurut Kurnianto dkk. (2007) adanya perbedaan potensi genetik jantan terhadap betina dalam hal pertumbuhan. Selain itu, tingkat kompetisi pakan untuk pertumbuhan jantan lebih kuat dibanding betina.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Bobot badan induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan dan panjang badan anak kecuali tinggi pundak anak, pada umur 5-6 minggu berpengaruh nyata (P<0,05).
2. Paritas induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan, tinggi pundak dan panjang badan anak, kecuali pada umur 9-10 minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan tinggi pundak dan panjang badan anak.
3. Jumlah anak sekelahiran secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan, tinggi pundak, dan panjang badan anak, kecuali pada bobot badan anak umur 3-4 dan 11-12 minggu, tinggi pundak anak umur 11-12 minggu dan panjang badan anak umur 11-12 minggu berpengaruh nyata (P<0,05).
4. Jenis kelamin anak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak, tinggi pundak anak dan panjang badan anak pada umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu.
B. Saran
Dalam proses penggemukan anak kambing yang baik yaitu dengan memilih jenis kelamin anak jantan dengan umur 9-12 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, I-K. Sutama, A. Sudono, T. Sutardi dan W. Manalu, 2003. Pengaruh Superovulasi sebelum Perkawinan dan Suplementasi Seng terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah. Jurnal Produksi Ternak, Fak. Peternakan Univ. Jedeneral Soedirman, 6: 86-94.
Adriani, 2014. Bobot Lahir dan Pertumbuhan Anak Kambing Peranakan Etawah Sampai Lepas Sapih Berdasarkan Litter Zise dan Jenis Kelamin. Fakultas Peternakan Universitas JambiKampus Pinang Masak, Mendalo – Darat Jambi 36361,16 (2): 51-58.
Akingbade, A.A., I. V. Nsahlai and C. D. Morris, 2004. Reproductive performance, colostrums and milk constituents of mimosine-adapted South African Nguni goats on Leucaena leucocephala-grass or natural pastures. Small Rum. Res. 52(3): 253-260.
Alipah, S., 2002. Hubungan antara Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawa Jantan Umur 6-10 bulan di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang (Skripsi Sarjana Peternakan).
Bagnicka, E., E. Wallin, M. Lukaszewicz and T. Ådnoy. 2007. Heritability for reproduction traits in Polish andNorwegian populations of dairy goat. Small Rum. Res.68: 256-262.
Bambang S.Y., 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Batubara, A., M. Doloksaribu, dan B. Tiesnamurti, 2014. Potensi keragaman sumber daya genetik kambing lokal Indonesia. JITV, 19(3): 206-214.
Boujenane, I., 2002. Development of the DS synthetic breed of sheep in Morocco: Ewe reproduction and lambpreweaning growth and survival. Small Rum. Res.45: 61-66.
BPS Kabupaten Kolaka, 2015. Toari dalam angka 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka.
Budiarsana, I.G.M., 2001. Siklus Berahi dan Fertilitas Kambing Peranakan Ettawa pada Perkawinan Alami dan Inseminasi Buatan. Buku Penelitian Ternak Ruminansia Kecil. Balai Penelitian Ternak.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian Bogor. Bogor.
Budiarsana. I. G. M, dan I. K. Sutama, 2006. Karakteristik Produktifitas Kambing Peranakan Etawa. Prosiding. Lokakarya Nasional Pengolahan dan Perlindungan Sumber Daya Kenetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasiona. Halaman 215-220.
Campbell, J. R, and Lasley, J. F., 1985. The Science of Animals that Serve Humanity. Ed. 3rd. McGraww-Hill Publication in the Agricultural Science.
Devendra, C. dan M. Burns, 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Diterjemahkan Oleh I D.K. Putera. Penerbit ITB Bandung dan Universitas Udayana.
Direktorat Bina Produksi Peternakan, 1991. Pola Operasional Pembinaan Sumber Bibit Kambing. Direktorat Jenderal peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Elieser, S., Sumadi, G. Suparta dan Subandriyo. 2012. Kinerja Reproduksi Induk Kambing Boer, Kacang, dan Boerka. JITV17(2): 100-106.
Ensminger, M. E., 2001. Sheep and Goat Science. 6th Edition. Interstate Publisher,Inc. Danville, Illinois.
Fajehilemin, O.K.S. and A.E. Salako, 2008. “Body Measurement Characteristics of The West African Draw (WAD) Goat in Deciduius Forest Zone of Southwestern Negeria.” African ournal of Biotechnology. Page 2521-2526. Nigeria.
Faozik, A. N. Agus, P. dan Pambudi, Y., 2013. Ukuran Vital Tubuh Cempe Pra Sapih dan Hubungannya Dengan Bobot Tubuh Berdasarkan Tipe Kelahiran Pada Kambing Peranakan Etawah. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 1(1):184-194.
Farid, A.H. and M.H. Fahmi. 1996. The East Friesian andother European breeds. In: Prolific Sheep. FAHMY, M.H.(Ed.). CAB. International, Cambridge.
Fricke, P. M. dan R. D. Shaver, 2007. Managing reproductive disorders in dairy
cows. www.wisc.edudysciuwesxrep. ( 05 Agustus 2016).
Haenlein, G.F.W., 2000. Goat Mangement: Nutritional Value of Dairy Products of Ewe and Goat Milk. College of Agriculture and Natural Science. University of Delaware.
Hafid, H., 2005. Kajian pertumbuhan dan distribusi daging serta estimasi
produktivitas karkas sapi hasil penggemukan. Disertasi Sekolah Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hasibuan, M. S. dan F. Mahmilia, 2010. Mortalitas prasapih kambing kacang dan
boerka di stasiun percobaan loka penelitian kambing potong sei putih,
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Loka Penelitian
Kambing Potong Sungei Putih, Sumatra Utara.
Heriadi, D., 2004. Standardisasi Mutu Bibit Kambing PE. Laporan Penelitian. Kerjasama Penelitian Antara Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dengan Universitas Padjadjaran bandung.
Inounu, I., B. setiadi dan Subandriyo, 1995. Penampilan reproduksi induk domba ekor tipis di kabupaten Garut. Media Majalah Pengembangan Ilmu-Ilmu Peternakan dan Perikanan. Fakultas Peternakan Universitas Dponegoro, Semarang. 20:361-365.
Inounu, I., N. Hidayati, A. Priyanti dan B. Tiesnamurti, 2002. Peningkatan Produktivitas domba melalui pembentukan komposisi. T.A. 2001. Buku I. Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Jainudeen, M.R. and E.S.E. Hafez, 2000. Gestation, prenatal physiology and parturition. In: Reproduction in Farm Animals. E.S.E. Hafez and B. Hafez (Eds.). Seventh Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
Keane MG, Drennan MJ., 1990. Comparison Of Growth And Carcas Composition OfHeifers In Three Production Systems And Steers And Effects OfImplantation With Anabolic Agents. Irish J Agric Res;29:1-13.
Khan, H., M. Fidia, A. Riza, N.R. Gul and M. Zubair, 2006. Relationship of Body
Weight with Linier Body Weight Measurements in Goats. Journal
Argic.Biology Science. 1(3) : 51 – 53.
Kostaman, T., M. Martawidjaja, I. Herdiawan, dan I. K. Sutama, 2004. Hubungan antara lingkar skrotum dengan bobot badan, volume semen, motilitas progresif dan konsentrasi spermatozoa pada kambing jantan muda. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Kostaman, T., dan I. K. Sutama, 2005. Laju pertumbuhan kambing anak hasil persilangan antara kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada periode pra-sapih. JITV, 10(2): 106-112.
Kostaman, T., and I. K. Sutama, 2006. Korelasi bobot badan induk dengan lama bunting, litter size, dan bobot lahir anak Kambing Peranakan Etawah. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. 2006.
Kurnianto, E., S. Johari dan H. Kurniawan, 2007. Komponen Ragam Bobot Badan Kambing Peranakan Etawa di balai Pembibitan Ternak Kambing Sumberrejo Kabupaten Kendal.J.Indon.Trop.Anim.Agric. 32 [4].
Kuswahyuni, I.S., 1998. Profil Kambing PE di Lokasi Gerbang Serba Bisa, Kabupaten Dati II Purworejo. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Fakultas Petrnakan. Universitas Diponegoro, Semarang. 23 (1). Hml. 13-19.
Luginbul, J.M., 2002. Monitoring the body condition of goats: A key to successful management. Publication of the Extention Animal Husbandry, Department of Animal Science,NCSU.
Madibela, O.R., B.M. Mosimanyana, W.S. Boitumelo and T.D. Pelaelo, 2002. Effect of supplementation on reproduction of wet season kidding Tswana goats. South AfricanJournal of Animal. 32(1):1-22
.
Mahmilia, F., M. Doloksaribu., S. Elieser dan F. A. Pamungkas, 2005. Tingkat
produktivitas induk kambing persilangan (kambing kacang dan kambing
boer) berdasarkan total bobot lahir, total bobot sapih, litter size dan daya
hidup. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Loka
Penelitian Kambing Potong, Deli Serdang.
Mahmilia, F. and M. Doloksaribu, 2010. Relative superiority of Boer x Kacang
goats at pre-weaning. JITV, 15(2): 124-130.
Morand-Fehr, P., 1991. Goat Nutrition. Pudoc Publisher, Wageningen, The Netherlands, EAAP Publication No. 46, pp. 308.
Mulyono, S. dan B. Sarwono, 2008. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muslim, K. N., Nugroho, H., dan Susilawati, T., 2013. Hubungan antara bobot badan induk dan bobot lahir pedet sapi Brahman cross pada jenis kelamin yang berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 23(1), 18-24.
Nalbandov, A. V., 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. UI Press, Jakarta.
Nashlom, A and O. Danell, 1996. Genetic Relationship of Farm Animal. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi. India.
Pamungkas, Agung. 2005. Sistem Taksonomi hewan dan tumbuhan. Andi : Bandung.
Prasojo, G., Arifiantini, I., Mohamad, K., 2010. Korelasi Antara Lama Kebuntingan, Bohot Lahir dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Inseminasi Buatan pada Sapi Bali. Jurnal Veteriner, 11( 1):41-45.
Putra, S., 2006. Evaluasi kandungan dinding sel tanaman, tanin dan hcn pada enambelas provenance gamal (Gliricidia sepium) yang ditanam pada lahan kering di bali, Fakultas Peternakan Universitas Udayana. J. Indon. Trop. Anim. Agric., 31(2): 90-98.
Ramdan, R., 2007. Fenotipe Domba Lokal di Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sarwono, B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Cetakan ke xv. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rauf. Abd Dj., 1988. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin terhadap Persentase
Bobot Karkas Domba Ekor gemuk serta Hasil Ikutannnya di Lembah Palu. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Sampurna, I.P., 2013. Pola Pertumbuhan dan Kedekatan Hubungan Dimensi Tubuh Sapi Bali. Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar. (Disertasi).
Septian, A. D., M. Arifin, dan E. Rianto, 2015. Pola pertumbuhan kambing Kacang jantan di Kabupaten Grobongan. J. Anim. Agriculture. 4(1) : 1-6.
Setiadi, B., 1994.Repitabilitas kinerja produktivitas induk kambing Peranakan Etawah pada kondisi stasiun pembibitan dan pedesaan. Proc. Pertemuan Ilmiah Hasil PenelitianPetemakan Lahan Kering. Sub Balai Penelitian Ternak Grati. hal.: 366-372.
Setiadi, B., Subandriyo, dan D. Priyanto, 1996 . Keragaan produktivitas biologik usaha temak domba melalui pendekatan kontrol genetik prolifikasi . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Cisarua, 7-8 Nopember 1995 . Jilid 2. Hal 475 - 481 .
Setiawan, T. dan A. Tanius, 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa Edisi 1. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan, T. dan Arsa, T., 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sodiq, A., 2012. Non genetic factors affecting pre-weaning weight and growth rate of Etawah grade goats. Media Peternakan. Hal. 21-27.
Soeparno,2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Soeroso,2004.Performance Kambing Berdasarkan Sifat Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sraun, T., 2012. Studi kualitatif pertumbuhan populasi kambing paket bantuan
kebijakan crash program dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di
kampung sekendi distrik teminabuan kabupaten sorong selatan. Fakultas
Peternakan Perikanan dan Ilmu Keluatan, Universitas Negeri Papua. Jurnal Peternakan Indonesia, 14(2): 392-397.
Steve, D.C and F.B. Marco, 2001. Reproductive success in female mountain goats: the influence of age and social rank. Animal Behaviour. 62:173-181.
Subandriyo, B.Setiadi, D.Priyanto,M. Rangkuti, W.K. Sejati,D.Anggreni,R.S.G. Sianturi, Hastono dan O.Butar-Butar, 1997. Ananlisis Potensi Kambing Peranakan Etawah dan Sumberdaya di Daerah Sumber Bibit Pedesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Sudewo. A. T., Santosa. S. A., dan Susanto A., 2012. Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Litter Size, Tipe Kelahiran Dan Mortalitas Di Village Breeding Centre Kabupaten Banyumas. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto, (27-28 Nopember 2012).
Sukarini, I.A.M., 2006. Produksi dan komposisi air susu kambing Peranakan Etawah yang Diberi Tambahan Konsentrat pada Awal Laktasi. Majalah Ilmiah Peternakan. 9(1):1-12.
Sulastri, Sumadi, dan W. Hardjosubroto, 2002. Estimasi Parameter Genetik Sifat-Sifat Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawah di Unit Pelaksana Teknis Ternak Singosari, Malang, Jawa Timur. Agrosains. 15(3).
Sutama, I-K., I G. M. Budiarsana, H. Setiyanto, and A. Priyanti, 1995. Productive and reproductive performances of young Etawah-cross does . J. Ilmu Ternak dan Vet. 1 (2):81-85.
Sutiyono, D. Surianingsih, E.T. Setiatin, dan C.M.S. Lestari, 2003. Performans Anak Berdasarkan Tipe Kelahiran pada Kambing Peranakan Etawa. Vakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Sutiyono, B., Johari, S., Kurnianto, E., Ondho, Y. S., Sutopo, S., Ardian, Y., dan Darmawan, D., 2010. Hubungan penampilan induk anak domba dari berbagai tipe kelahiran. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 20(2): 24-30.
Trisnawanto, R. Andiwinarti dan W. S. Dilaga, 2012. Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan Dombos jantan. J. Anim. Agriculture. 1 (1) : 653-668.
Turner, C.D. and J.T. Bagnara, 1976. General Endocrinology. Sixth Editon. W.B.
Sauders Company. Philadelphia. P. 28 : 561 – 597.Williams, I.H. 1982. A. Course Manual in Nutrion and Growth Australian Vice-ChoncellorsCommittee, Melbourne.
Umiyasih, U. dan Y. N. Anggraeny, 2003. Keterpaduan sistem usaha perkebunan
dengan ternak: tinjauan tentang ketersediaan hijauan pakan untuk sapi
potong di kawasan perkebunan kelapa sawit. Lokakarya Sistem Integrasi
Kelapa Sawit-Sapi, Grati.
Urdaneta, L.D., G.T. Hernandes, C.M.B. Perez and O.G. Betancourt, 2000a. Milk production and lactation length on Alpine and Nubian goats. Small Rum. Res. 36:91-95.
Urdaneta, L.D., G.T. Hernandes, C.M.B. Perez, O.G. Betancourt, F.G. Cossio, M.O. Arce and O.G. Betancourt, 2000b. Comparison of Alpine and Nubian goats for some reproductive traits under dry tropical condition. Small Rum. Res. 36:91-95.
Utomo. S., 2012. Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Kajian Produktifitas Kambing Peranakan Etawa (PE) Daerah Pantai dalam Kerangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Wates. http://setyo.mercubuana-yogya.ac.id/2012/01/pemasaran/. (diakses 10 September 2012).
Widjanarko, D., 2012. Etawa Agro Prima.http://etawaagroprima.com/berita/20-asal-usul-kambing-etawa.html. 13 Maret 2017.
Widowati, S., R. Nurjanah dan W. Amrinola, 2010. Proses pembuatan dan karakterisasi nasi sorgum instan. Prosiding Seminar Nasional Pekan Serealia Nasional. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. p. 17-23.
Zein, M. S. A., S. Sulandari, Muladno, Subandriyo, dan Riwantoro, 2012. Diversitas Genetik dan Hubungan Kekerabatan Kambing Lokal Indonesia Menggunakan Marker DNA Mikrosatelit. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 17(1): 25-35.
Zhang, C.Y., S. L. Chen, X. LI, D. Q. XU, Y. Zhang andL.G. Yang. 2009. Genetic and phenotypic parameterestimates for reproduction traits in the Boer dam.Livest. Sci. 125: 60-65.
Lampiran 1.
A. Bobot Badan Anak
1. Umur 1-2 minggu
a. Berdasarkan Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Umur Lower Bound Upper Bound
<30 9 2.2111 .92526 .30842 1.4999 2.9223 1.40 3.60
30-40 7 2.4429 .97614 .36895 1.5401 3.3456 1.60 3.70
>40 3 3.0333 1.00167 .57831 .5451 5.5216 1.90 3.80
Total 19 2.4263 .94566 .21695 1.9705 2.8821 1.40 3.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.185 2 16 .833
ANOVA
BBA Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.524 2 .762 .837 .451
Within Groups 14.573 16 .911
Total 16.097 18
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 9 2.2111
30-40 7 2.4429
>40 3 3.0333
Sig. .210
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
BBA N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 6 2.5167 1.00879 .41184 1.4580 3.5753 1.60 3.60
2-3 7 2.4143 1.00901 .38137 1.4811 3.3475 1.40 3.70
>3 6 2.3500 .98133 .40062 1.3202 3.3798 1.60 3.80
Total 19 2.4263 .94566 .21695 1.9705 2.8821 1.40 3.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.174 2 16 .842
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .085 2 .042 .042 .959
Within Groups 16.012 16 1.001
Total 16.097 18
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
>3 6 2.3500
2-3 7 2.4143
1 6 2.5167
Sig. .783
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 2.1000 .84558 .37815 1.0501 3.1499 1.60 3.60
2 8 2.5500 1.00000 .35355 1.7140 3.3860 1.60 3.80
3 6 2.5333 1.05008 .42869 1.4313 3.6353 1.40 3.70
Total 19 2.4263 .94566 .21695 1.9705 2.8821 1.40 3.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.120 2 16 .152
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .724 2 .362 .377 .692
Within Groups 15.373 16 .961
Total 16.097 18
BBA
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 5 2.1000
3 6 2.5333
2 8 2.5500
Sig. .459
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
jantan 8 2.4125 .96427 .34092 1.6063 3.2187 1.60 3.70
betina 11 2.4364 .97905 .29520 1.7786 3.0941 1.40 3.80
Total 19 2.4263 .94566 .21695 1.9705 2.8821 1.40 3.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.183 1 17 .674
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .003 1 .003 .003 .959
Within Groups 16.094 17 .947
Total 16.097 18
2. Umur 3-4 minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 14 6.1786 1.06133 .28365 5.5658 6.7914 4.40 7.70
30-40 7 6.6857 .79252 .29955 5.9528 7.4187 5.40 7.60
>40 4 6.6750 .95699 .47850 5.1522 8.1978 5.80 7.60
Total 25 6.4000 .97297 .19459 5.9984 6.8016 4.40 7.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.339 2 22 .716
ANOVA
BBA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.560 2 .780 .811 .457
Within Groups 21.160 22 .962
Total 22.720 24
BBA
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 14 6.1786
>40 4 6.6750
30-40 7 6.6857
Sig. .390
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 6.4250 .95350 .47675 4.9078 7.9422 5.40 7.70
2-3 17 6.3294 1.02638 .24893 5.8017 6.8571 4.40 7.60
>3 4 6.6750 .95699 .47850 5.1522 8.1978 5.80 7.60
Total 25 6.4000 .97297 .19459 5.9984 6.8016 4.40 7.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.192 2 22 .827
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .390 2 .195 .192 .827
Within Groups 22.330 22 1.015
Total 22.720 24
Pba
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
2-3 17 6.3294
1 4 6.4250
>3 4 6.6750
Sig. .602
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 6.9000 1.30000 .75056 3.6706 10.1294 5.40 7.70
2 16 6.6125 .68884 .17221 6.2454 6.9796 5.40 7.60
3 6 5.5833 1.16175 .47428 4.3641 6.8025 4.40 6.80
Total 25 6.4000 .97297 .19459 5.9984 6.8016 4.40 7.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
6.389 2 22 .006
ANOVA
BBA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.474 2 2.737 3.492 .048
Within Groups 17.246 22 .784
Total 22.720 24
BBA
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 6 5.5833
2 16 6.6125 6.6125
1 3 6.9000
Sig. .071 .601
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Janta 11 6.7909 .96587 .29122 6.1420 7.4398 4.70 7.70
Betina 14 6.0429 .95331 .25478 5.4924 6.5933 4.40 7.40
Total 25 6.3720 1.01223 .20245 5.9542 6.7898 4.40 7.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.010 1 23 .923
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.447 1 3.447 3.750 .065
Within Groups 21.143 23 .919
Total 24.590 24
3. Umur 5-6 minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 16 7.8188 .53194 .13298 7.5353 8.1022 7.20 8.60
30-40 16 8.1312 .48678 .12170 7.8719 8.3906 7.20 8.60
>40 6 7.9667 .68313 .27889 7.2498 8.6836 7.10 8.70
Total 38 7.9737 .54311 .08810 7.7952 8.1522 7.10 8.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.750 2 35 .189
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .782 2 .391 1.350 .272
Within Groups 10.132 35 .289
Total 10.914 37
BBA
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 16 7.8188
>40 6 7.9667
30-40 16 8.1312
Sig. .222
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 7.8500 .49329 .24664 7.0651 8.6349 7.30 8.40
2-3 19 7.8368 .52832 .12121 7.5822 8.0915 7.20 8.60
>3 15 8.1800 .54143 .13980 7.8802 8.4798 7.10 8.70
Total 38 7.9737 .54311 .08810 7.7952 8.1522 7.10 8.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.141 2 35 .869
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.055 2 .528 1.874 .169
Within Groups 9.858 35 .282
Total 10.914 37
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
2-3 19 7.8368
1 4 7.8500
>3 15 8.1800
Sig. .227
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 7.8000 .55976 .27988 6.9093 8.6907 7.30 8.60
2 22 8.0318 .53308 .11365 7.7955 8.2682 7.20 8.70
3 12 7.9250 .58640 .16928 7.5524 8.2976 7.10 8.60
Total 38 7.9737 .54311 .08810 7.7952 8.1522 7.10 8.70
Model .55266 .08965 7.7917 8.1557
.08965a 7.5879a 8.3594a
a. Warning: Between-component variance is negative. It was replaced by 0.0 in computing this random effects measure.
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.732 2 35 .488
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .223 2 .112 .366 .696
Within Groups 10.690 35 .305
Total 10.914 37
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 4 7.8000
3 12 7.9250
2 22 8.0318
Sig. .438
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 12 8.0833 .53229 .15366 7.7451 8.4215 7.20 8.70
betina 26 7.9231 .55086 .10803 7.7006 8.1456 7.10 8.60
Total 38 7.9737 .54311 .08810 7.7952 8.1522 7.10 8.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.260 1 36 .613
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .211 1 .211 .709 .405
Within Groups 10.703 36 .297
Total 10.914 37
4. Umur 7-8 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 10 9.3100 .25582 .08090 9.1270 9.4930 8.80 9.70
30-40 19 9.1053 .51367 .11784 8.8577 9.3528 8.20 9.80
>40 9 9.2778 .54722 .18241 8.8572 9.6984 8.00 9.70
Total 38 9.2000 .46731 .07581 9.0464 9.3536 8.00 9.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.447 2 35 .043
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .346 2 .173 .783 .465
Within Groups 7.734 35 .221
Total 8.080 37
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
30-40 19 9.1053
>40 9 9.2778
<30 10 9.3100
Sig. .335
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
Bba
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 6 8.9500 .68044 .27779 8.2359 9.6641 8.20 9.80
2-3 22 9.3318 .34280 .07308 9.1798 9.4838 8.50 9.80
>3 9 9.2111 .59043 .19681 8.7573 9.6650 8.00 9.80
Total 37 9.2405 .47927 .07879 9.0807 9.4003 8.00 9.80
Test of Homogeneity of Variances
Bba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.330 2 34 .010
ANOVA
Bba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .698 2 .349 1.566 .224
Within Groups 7.572 34 .223
Total 8.269 36
Bba
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 6 8.9500
>3 9 9.2111
2-3 22 9.3318
Sig. .108
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 9.4667 .57735 .33333 8.0324 10.9009 8.80 9.80
2 26 9.2654 .40094 .07863 9.1034 9.4273 8.00 9.70
3 9 8.9778 .57831 .19277 8.5332 9.4223 8.20 9.70
Total 38 9.2132 .46856 .07601 9.0591 9.3672 8.00 9.80
Test of Homogeneity of Variances
Bba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.699 2 35 .081
ANOVA
Bba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .762 2 .381 1.812 .178
Within Groups 7.361 35 .210
Total 8.123 37
Bba
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 9 8.9778
2 26 9.2654
1 3 9.4667
Sig. .083
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 11 9.6182 .18878 .05692 9.4914 9.7450 9.20 9.80
Betina 27 9.0889 .46520 .08953 8.9049 9.2729 8.00 9.60
Total 38 9.2421 .46998 .07624 9.0876 9.3966 8.00 9.80
Test of Homogeneity of Variances
bba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
10.736 1 36 .002
ANOVA
bba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.190 1 2.190 13.175 .001
Within Groups 5.983 36 .166
Total 8.173 37
5. Umur 9-10 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 15 10.8333 .52463 .13546 10.5428 11.1239 10.20 11.60
30-40 14 10.9857 .58159 .15544 10.6499 11.3215 10.20 11.70
>40 4 11.0250 .49244 .24622 10.2414 11.8086 10.60 11.50
Total 33 10.9212 .53605 .09331 10.7311 11.1113 10.20 11.70
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.589 2 30 .561
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .217 2 .109 .363 .699
Within Groups 8.978 30 .299
Total 9.195 32
BBA
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 15 10.8333
30-40 14 10.9857
>40 4 11.0250
Sig. .522
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 10.3000 .14142 .06325 10.1244 10.4756 10.20 10.50
2-3 13 10.9308 .49394 .13699 10.6323 11.2293 10.20 11.60
>3 15 11.0800 .56467 .14580 10.7673 11.3927 10.30 11.80
Total 33 10.9030 .55254 .09619 10.7071 11.0990 10.20 11.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
14.442 2 30 .000
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.298 2 1.149 4.613 .018
Within Groups 7.472 30 .249
Total 9.770 32
BBA
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 5 10.3000
2-3 13 10.9308
>3 15 11.0800
Sig. 1.000 .537
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 7 10.9857 .58146 .21977 10.4480 11.5235 10.20 11.70
2 20 10.9500 .55866 .12492 10.6885 11.2115 10.20 11.80
3 6 10.8167 .57764 .23582 10.2105 11.4229 10.20 11.40
Total 33 10.9333 .55151 .09601 10.7378 11.1289 10.20 11.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.017 2 30 .983
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .106 2 .053 .166 .848
Within Groups 9.627 30 .321
Total 9.733 32
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 6 10.8167
2 20 10.9500
1 7 10.9857
Sig. .571
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelami Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 10 11.1300 .52079 .16469 10.7574 11.5026 10.50 11.80
Betina 23 10.8478 .55339 .11539 10.6085 11.0871 10.20 11.70
Total 33 10.9333 .55151 .09601 10.7378 11.1289 10.20 11.80
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.184 1 31 .671
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .555 1 .555 1.874 .181
Within Groups 9.178 31 .296
Total 9.733 32
6. Umur 11-12 Minggu
a. Bobot Badan Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 8 12.7000 .34641 .12247 12.4104 12.9896 12.30 13.40
30-40 10 12.6000 .22608 .07149 12.4383 12.7617 12.30 13.10
>40 4 12.9000 .35590 .17795 12.3337 13.4663 12.50 13.20
Total 22 12.6909 .30380 .06477 12.5562 12.8256 12.30 13.40
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.158 2 19 .335
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .258 2 .129 1.460 .257
Within Groups 1.680 19 .088
Total 1.938 21
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
30-40 10 12.6000
<30 8 12.7000
>40 4 12.9000
Sig. .105
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 12.4600 .11402 .05099 12.3184 12.6016 12.30 12.60
2-3 9 12.7333 .35355 .11785 12.4616 13.0051 12.30 13.40
>3 8 12.7875 .27484 .09717 12.5577 13.0173 12.40 13.20
Total 22 12.6909 .30380 .06477 12.5562 12.8256 12.30 13.40
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.811 2 19 .191
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .357 2 .179 2.148 .144
Within Groups 1.581 19 .083
Total 1.938 21
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 5 12.4600
2-3 9 12.7333
>3 8 12.7875
Sig. .059
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 2 13.2000 .00000 .00000 13.2000 13.2000 13.20 13.20
2 17 12.6706 .27560 .06684 12.5289 12.8123 12.30 13.40
3 3 12.4667 .15275 .08819 12.0872 12.8461 12.30 12.60
Total 22 12.6909 .30380 .06477 12.5562 12.8256 12.30 13.40
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.616 2 19 .225
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .676 2 .338 5.091 .017
Within Groups 1.262 19 .066
Total 1.938 21
BBA
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 3 12.4667
2 17 12.6706
1 2 13.2000
Sig. .318 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 9 12.9333 .30000 .10000 12.7027 13.1639 12.60 13.40
Betina 13 12.5231 .16408 .04551 12.4239 12.6222 12.30 12.80
Total 22 12.6909 .30380 .06477 12.5562 12.8256 12.30 13.40
Test of Homogeneity of Variances
BBA
Levene Statistic df1 df2 Sig.
8.165 1 20 .010
ANOVA
BBA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .895 1 .895 17.163 .001
Within Groups 1.043 20 .052
Total 1.938 21
B. Tinggi Pundak
1. Umur 1-2 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 9 27.9444 1.84059 .61353 26.5296 29.3592 26.40 30.60
30-40 7 28.5857 2.02273 .76452 26.7150 30.4564 26.60 31.20
>40 3 29.7667 2.05264 1.18509 24.6676 34.8657 27.50 31.50
Total 19 28.4684 1.93937 .44492 27.5337 29.4032 26.40 31.50
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.289 2 16 .753
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7.624 2 3.812 1.015 .385
Within Groups 60.077 16 3.755
Total 67.701 18
TPu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 9 27.9444
30-40 7 28.5857
>40 3 29.7667
Sig. .173
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
TP
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 6 28.4833 2.06728 .84397 26.3139 30.6528 26.60 30.60
2-3 7 28.5143 2.08041 .78632 26.5902 30.4383 26.40 31.20
>3 6 28.4000 2.01594 .82300 26.2844 30.5156 26.60 31.50
Total 19 28.4684 1.93937 .44492 27.5337 29.4032 26.40 31.50
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.286 2 16 .755
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .044 2 .022 .005 .995
Within Groups 67.657 16 4.229
Total 67.701 18
TP
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
>3 6 28.4000
1 6 28.4833
2-3 7 28.5143
Sig. .927
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 27.8600 1.59468 .71316 25.8799 29.8401 26.60 30.60
2 8 28.6125 2.13771 .75580 26.8253 30.3997 26.60 31.50
3 6 28.7833 2.14142 .87423 26.5361 31.0306 26.40 31.20
Total 19 28.4684 1.93937 .44492 27.5337 29.4032 26.40 31.50
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.402 2 16 .059
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.612 2 1.306 .321 .730
Within Groups 65.089 16 4.068
Total 67.701 18
Tpu
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 5 27.8600
2 8 28.6125
3 6 28.7833
Sig. .460
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jeni Kelamin Anak
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
jantan 8 28.3750 1.96886 .69610 26.7290 30.0210 26.60 31.20
betina 11 28.5364 2.01111 .60637 27.1853 29.8874 26.40 31.50
Total 19 28.4684 1.93937 .44492 27.5337 29.4032 26.40 31.50
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.194 1 17 .665
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .121 1 .121 .030 .864
Within Groups 67.580 17 3.975
Total 67.701 18
2. Umur 3-4 Minggu
e. Bobot Badan Induk
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 14 33.1571 2.99479 .80039 31.4280 34.8863 30.20 42.10
30-40 7 32.9429 1.85819 .70233 31.2243 34.6614 30.20 34.40
>40 4 32.5500 2.04858 1.02429 29.2903 35.8097 30.40 34.40
Total 25 33.0000 2.50898 .50180 31.9643 34.0357 30.20 42.10
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.106 2 22 .900
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.179 2 .589 .086 .917
Within Groups 149.901 22 6.814
Total 151.080 24
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
>40 4 32.5500
30-40 7 32.9429
<30 14 33.1571
Sig. .698
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
f. Paritas
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 32.3750 1.80808 .90404 29.4979 35.2521 30.20 34.60
2-3 17 32.6647 1.62786 .39481 31.8277 33.5017 30.20 34.80
>3 4 32.5500 2.04858 1.02429 29.2903 35.8097 30.40 34.40
Total 25 32.6000 1.64671 .32934 31.9203 33.2797 30.20 34.80
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.476 2 22 .628
ANOVA
Tpu
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .284 2 .142 .048 .953
Within Groups 64.796 22 2.945
Total 65.080 24
TPu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 4 32.3750
>3 4 32.5500
2-3 17 32.6647
Sig. .797
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
g. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 33.0000 2.43311 1.40475 26.9558 39.0442 30.20 34.60
2 16 32.8250 1.60146 .40036 31.9716 33.6784 30.20 34.80
3 6 31.8000 1.38852 .56686 30.3428 33.2572 30.50 33.50
Total 25 32.6000 1.64671 .32934 31.9203 33.2797 30.20 34.80
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.867 2 22 .434
ANOVA
Tpu
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.130 2 2.565 .941 .405
Within Groups 59.950 22 2.725
Total 65.080 24
Tpu
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 6 31.8000
2 16 32.8250
1 3 33.0000
Sig. .274
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
h. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
Tpu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 11 33.2000 1.74356 .52570 32.0287 34.3713 30.30 34.80
Betina 14 32.1286 1.45730 .38948 31.2871 32.9700 30.20 34.20
Total 25 32.6000 1.64671 .32934 31.9203 33.2797 30.20 34.80
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.902 1 23 .352
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7.071 1 7.071 2.804 .108
Within Groups 58.009 23 2.522
Total 65.080 24
3. Umur 5-6 Minggu
a. Bobot Induk
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 16 34.8500 .91579 .22895 34.3620 35.3380 33.60 36.70
30-40 16 35.6563 .95497 .23874 35.1474 36.1651 33.80 36.80
>40 6 36.0833 2.51350 1.02613 33.4456 38.7211 33.50 40.20
Total 38 35.3842 1.34094 .21753 34.9435 35.8250 33.50 40.20
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
9.449 2 35 .001
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8.683 2 4.341 2.627 .087
Within Groups 57.848 35 1.653
Total 66.531 37
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
<30 16 34.8500
30-40 16 35.6563 35.6563
>40 6 36.0833
Sig. .164 .456
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 34.9250 .66521 .33260 33.8665 35.9835 34.50 35.90
2-3 20 35.1600 1.11327 .24893 34.6390 35.6810 33.60 37.20
>3 14 35.8357 1.68596 .45059 34.8623 36.8092 33.50 40.20
Total 38 35.3842 1.34094 .21753 34.9435 35.8250 33.50 40.20
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.433 2 35 .252
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.703 2 2.351 1.331 .277
Within Groups 61.828 35 1.767
Total 66.531 37
TPu
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 4 34.9250
2-3 20 35.1600
>3 14 35.8357
Sig. .202
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
Tpu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 35.1250 1.12064 .56032 33.3418 36.9082 34.50 36.80
2 22 35.5000 1.09805 .23411 35.0132 35.9868 33.60 37.20
3 12 35.2250 1.80712 .52167 34.0768 36.3732 33.50 40.20
Total 38 35.3737 1.33431 .21645 34.9351 35.8123 33.50 40.20
Model 1.36288 .22109 34.9249 35.8225
.22109a 34.4224a 36.3249a
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.705 2 35 .501
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .864 2 .432 .232 .794
Within Groups 65.010 35 1.857
Total 65.874 37
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 4 35.1250
3 12 35.2250
2 22 35.5000
Sig. .611
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 12 36.0833 1.64197 .47400 35.0401 37.1266 34.10 40.20
Betina 26 35.0615 1.06398 .20866 34.6318 35.4913 33.50 36.90
Total 38 35.3842 1.34094 .21753 34.9435 35.8250 33.50 40.20
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.118 1 36 .297
ANOVA
Tpu
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 8.572 1 8.572 5.325 .027
Within Groups 57.958 36 1.610
Total 66.531 37
4. Umur 7-8 Minggu
a. Boot Badan Induk
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 10 40.9200 .37947 .12000 40.6485 41.1915 40.20 41.70
30-40 19 40.5000 1.10755 .25409 39.9662 41.0338 38.40 41.90
>40 9 40.6444 1.00637 .33546 39.8709 41.4180 38.60 41.80
Total 38 40.6447 .93915 .15235 40.3360 40.9534 38.40 41.90
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.654 2 35 .016
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.156 2 .578 .643 .532
Within Groups 31.478 35 .899
Total 32.634 37
TPu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
30-40 19 40.5000
>40 9 40.6444
<30 10 40.9200
Sig. .327
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 6 40.0000 1.49265 .60937 38.4336 41.5664 38.40 41.90
2-3 22 40.8364 .72804 .15522 40.5136 41.1592 38.70 41.80
>3 9 40.7667 1.01489 .33830 39.9866 41.5468 38.60 41.90
Total 37 40.6838 .97026 .15951 40.3603 41.0073 38.40 41.90
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.559 2 34 .008
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.379 2 1.690 1.883 .168
Within Groups 30.511 34 .897
Total 33.890 36
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 6 40.0000
>3 9 40.7667
2-3 22 40.8364
Sig. .080
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Tpu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 41.1000 1.30000 .75056 37.8706 44.3294 39.60 41.90
2 26 40.7269 .75660 .14838 40.4213 41.0325 38.60 41.80
3 9 39.9222 1.97850 .65950 38.4014 41.4430 35.50 41.80
Total 38 40.5658 1.21105 .19646 40.1677 40.9639 35.50 41.90
Model Fixed Effects 1.18330 .19196 40.1761 40.9555
Random Effects .33157 39.1392 41.9924
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.788 2 35 .007
ANOVA
Tpu
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.259 2 2.629 1.878 .168
Within Groups 49.007 35 1.400
Total 54.266 37
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 9 39.9222
2 26 40.7269
1 3 41.1000
Sig. .106
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 11 41.2182 .71947 .21693 40.7348 41.7015 39.70 41.90
Betina 27 40.4111 .92750 .17850 40.0442 40.7780 38.40 41.30
Total 38 40.6447 .93915 .15235 40.3360 40.9534 38.40 41.90
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.035 1 36 .316
ANOVA
Tpu
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.091 1 5.091 6.654 .014
Within Groups 27.543 36 .765
Total 32.634 37
5. Umur 9-10 Minggu
a. Bobot Badan induk
Descriptives
Tpu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 15 42.6733 .62618 .16168 42.3266 43.0201 41.80 43.60
30-40 14 42.8643 .66171 .17685 42.4822 43.2463 42.00 43.80
>40 4 43.0000 .69761 .34881 41.8899 44.1101 42.40 43.70
Total 33 42.7939 .63979 .11137 42.5671 43.0208 41.80 43.80
Test of Homogeneity of Variances
Tpu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.179 2 30 .837
ANOVA
Tpu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .457 2 .229 .543 .587
Within Groups 12.641 30 .421
Total 13.099 32
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 15 42.6733
30-40 14 42.8643
>40 4 43.0000
Sig. .359
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 42.2600 .61074 .27313 41.5017 43.0183 41.80 43.30
2-3 13 42.8000 .57155 .15852 42.4546 43.1454 42.00 43.60
>3 15 42.9667 .64439 .16638 42.6098 43.3235 42.20 43.80
Total 33 42.7939 .63979 .11137 42.5671 43.0208 41.80 43.80
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.471 2 30 .246
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.873 2 .937 2.503 .099
Within Groups 11.225 30 .374
Total 13.099 32
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 5 42.2600
2-3 13 42.8000 42.8000
>3 15 42.9667
Sig. .075 .573
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 7 42.8571 .67047 .25341 42.2371 43.4772 42.00 43.70
2 20 42.8200 .63462 .14190 42.5230 43.1170 42.00 43.80
3 6 42.6333 .71461 .29174 41.8834 43.3833 41.80 43.30
Total 33 42.7939 .63979 .11137 42.5671 43.0208 41.80 43.80
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.143 2 30 .867
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .196 2 .098 .228 .797
Within Groups 12.902 30 .430
Total 13.099 32
Tpu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 6 42.6333
2 20 42.8200
1 7 42.8571
Sig. .517
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 10 43.0100 .59898 .18941 42.5815 43.4385 42.30 43.70
Betina 23 42.7000 .64667 .13484 42.4204 42.9796 41.80 43.80
Total 33 42.7939 .63979 .11137 42.5671 43.0208 41.80 43.80
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.144 1 31 .707
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .670 1 .670 1.671 .206
Within Groups 12.429 31 .401
Total 13.099 32
6. Umur 11-12 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 8 44.7625 .54232 .19174 44.3091 45.2159 44.10 45.90
30-40 10 44.6000 .35590 .11255 44.3454 44.8546 44.10 45.40
>40 4 45.0000 .43970 .21985 44.3003 45.6997 44.50 45.50
Total 22 44.7318 .44975 .09589 44.5324 44.9312 44.10 45.90
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.323 2 19 .728
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .469 2 .234 1.179 .329
Within Groups 3.779 19 .199
Total 4.248 21
TPu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
30-40 10 44.6000
<30 8 44.7625
>40 4 45.0000
Sig. .147
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 44.4000 .22361 .10000 44.1224 44.6776 44.10 44.70
2-3 9 44.8111 .55777 .18592 44.3824 45.2399 44.10 45.90
>3 8 44.8375 .34615 .12238 44.5481 45.1269 44.40 45.40
Total 22 44.7273 .44847 .09561 44.5284 44.9261 44.10 45.90
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.252 2 19 .309
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .696 2 .348 1.874 .181
Within Groups 3.528 19 .186
Total 4.224 21
TPu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 5 44.4000
2-3 9 44.8111
>3 8 44.8375
Sig. .089
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 2 45.3500 .21213 .15000 43.4441 47.2559 45.20 45.50
2 17 44.7118 .42556 .10321 44.4930 44.9306 44.10 45.90
3 3 44.4000 .30000 .17321 43.6548 45.1452 44.10 44.70
Total 22 44.7273 .44847 .09561 44.5284 44.9261 44.10 45.90
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.346 2 19 .712
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.101 2 .550 3.350 .057
Within Groups 3.123 19 .164
Total 4.224 21
TPu
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 3 44.4000
2 17 44.7118 44.7118
1 2 45.3500
Sig. .331 .055
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
TPu
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 9 45.0889 .43716 .14572 44.7529 45.4249 44.60 45.90
Betina 13 44.4769 .24205 .06713 44.3307 44.6232 44.10 44.80
Total 22 44.7273 .44847 .09561 44.5284 44.9261 44.10 45.90
Test of Homogeneity of Variances
TPu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.829 1 20 .025
ANOVA
TPu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.992 1 1.992 17.847 .000
Within Groups 2.232 20 .112
Total 4.224 21
C. Panjang Badan
1. Umur 1-2 Minggu
a. Bobot badan Induk
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 9 28.3333 1.94936 .64979 26.8349 29.8317 26.70 30.90
30-40 7 28.9143 2.05947 .77841 27.0096 30.8190 26.90 31.60
>40 3 30.0667 2.05264 1.18509 24.9676 35.1657 27.80 31.80
Total 19 28.8211 1.98790 .45606 27.8629 29.7792 26.70 31.80
Test of Homogeneity of Variances
PBa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.264 2 16 .771
ANOVA
PBa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.856 2 3.428 .853 .444
Within Groups 64.275 16 4.017
Total 71.132 18
Pba
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 9 28.3333
30-40 7 28.9143
>40 3 30.0667
Sig. .208
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
PBa N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 6 28.7833 2.06728 .84397 26.6139 30.9528 26.90 30.90
2-3 7 28.8571 2.10860 .79698 26.9070 30.8073 26.70 31.60
>3 6 28.7000 2.01594 .82300 26.5844 30.8156 26.90 31.80
Total 19 28.7842 1.95000 .44736 27.8443 29.7241 26.70 31.80
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.306 2 16 .740
ANOVA
Pba Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .080 2 .040 .009 .991
Within Groups 68.365 16 4.273
Total 68.445 18
PBa
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
>3 6 28.7000
1 6 28.7833
2-3 7 28.8571
Sig. .900
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 28.1600 1.59468 .71316 26.1799 30.1401 26.90 30.90
2 8 28.9125 2.13771 .75580 27.1253 30.6997 26.90 31.80
3 6 29.1333 2.16672 .88456 26.8595 31.4072 26.70 31.80
Total 19 28.7842 1.95000 .44736 27.8443 29.7241 26.70
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.368 2 16 .060
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.811 2 1.406 .343 .715
Within Groups 65.634 16 4.102
Total 68.445 18
PBa
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 5 28.1600
2 8 28.9125
3 6 29.1333
Sig. .439
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
jantan 8 28.7000 1.98278 .70102 27.0424 30.3576 26.90 31.60
betina 11 28.8455 2.02058 .60923 27.4880 30.2029 26.70 31.80
Total 19 28.7842 1.95000 .44736 27.8443 29.7241 26.70 31.80
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.200 1 17 .661
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .098 1 .098 .024 .878
Within Groups 68.347 17 4.020
Total 68.445 18
2. Umur 3-4 Minggu
a. Bobot badan induk
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 14 32.7429 1.53408 .41000 31.8571 33.6286 30.50 35.10
30-40 7 33.4000 1.60935 .60828 31.9116 34.8884 30.70 34.70
>40 4 32.8500 2.04858 1.02429 29.5903 36.1097 30.70 34.70
Total 25 32.9440 1.59140 .31828 32.2871 33.6009 30.50 35.10
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.747 2 22 .485
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.057 2 1.029 .385 .685
Within Groups 58.724 22 2.669
Total 60.782 24
PBa
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 14 32.7429
>40 4 32.8500
30-40 7 33.4000
Sig. .503
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 32.8750 1.73662 .86831 30.1117 35.6383 30.50 34.40
2-3 17 32.9647 1.62786 .39481 32.1277 33.8017 30.50 35.10
>3 4 32.8500 2.04858 1.02429 29.5903 36.1097 30.70 34.70
Total 25 32.9320 1.63420 .32684 32.2574 33.6066 30.50 35.10
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.465 2 22 .634
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .058 2 .029 .010 .990
Within Groups 64.036 22 2.911
Total 64.094 24
PBa
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
>3 4 32.8500
1 4 32.8750
2-3 17 32.9647
Sig. .918
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 33.3000 2.43311 1.40475 27.2558 39.3442 30.50 34.90
2 16 33.1250 1.60146 .40036 32.2716 33.9784 30.50 35.10
3 6 32.1000 1.38852 .56686 30.6428 33.5572 30.80 33.80
Total 25 32.9000 1.64671 .32934 32.2203 33.5797 30.50 35.10
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.867 2 22 .434
ANOVA
Pba
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.130 2 2.565 .941 .405
Within Groups 59.950 22 2.725
Total 65.080 24
PBa
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 6 32.1000
2 16 33.1250
1 3 33.3000
Sig. .274
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 11 33.5000 1.74356 .52570 32.3287 34.6713 30.60 35.10
Betina 14 32.4286 1.45730 .38948 31.5871 33.2700 30.50 34.50
Total 25 32.9000 1.64671 .32934 32.2203 33.5797 30.50 35.10
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.902 1 23 .352
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7.071 1 7.071 2.804 .108
Within Groups 58.009 23 2.522
Total 65.080 24
3. Umur 5-6 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<3 16 35.1750 .95743 .23936 34.6648 35.6852 33.90 37.10
30-40 16 36.1438 1.20718 .30180 35.5005 36.7870 34.10 38.80
>40 6 36.4333 2.56177 1.04584 33.7449 39.1217 33.80 40.60
Total 38 35.7816 1.46081 .23698 35.3014 36.2617 33.80 40.60
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
7.272 2 35 .002
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10.534 2 5.267 2.694 .082
Within Groups 68.423 35 1.955
Total 78.957 37
Pba
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<3 16 35.1750
30-40 16 36.1438
>40 6 36.4333
Sig. .061
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 35.2500 .71414 .35707 34.1136 36.3864 34.80 36.30
2-3 20 35.4950 1.15871 .25910 34.9527 36.0373 33.90 37.60
>3 14 36.2000 1.72359 .46065 35.2048 37.1952 33.80 40.60
Total 38 35.7289 1.38308 .22437 35.2743 36.1836 33.80 40.60
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.371 2 35 .267
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.119 2 2.559 1.364 .269
Within Groups 65.660 35 1.876
Total 70.778 37
Pba
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 4 35.2500
2-3 20 35.4950
>3 14 36.2000
Sig. .197
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
PB
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 4 35.4500 1.17047 .58523 33.5875 37.3125 34.80 37.20
2 22 35.8727 1.15642 .24655 35.3600 36.3855 33.90 37.60
3 12 35.5583 1.84561 .53278 34.3857 36.7310 33.80 40.60
Total 38 35.7289 1.38308 .22437 35.2743 36.1836 33.80 40.60
Model 1.41080 .22886 35.2643 36.1936
.22886a 34.7442a 36.7137a
a. Warning: Between-component variance is negative. It was replaced by 0.0 in computing this random effects measure.
Test of Homogeneity of Variances
PB
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.654 2 35 .526
ANOVA
PB
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.115 2 .558 .280 .757
Within Groups 69.663 35 1.990
Total 70.778 37
PB
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 4 35.4500
3 12 35.5583
2 22 35.8727
Sig. .579
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 12 36.4500 1.67685 .48406 35.3846 37.5154 34.40 40.60
Betina 26 35.3962 1.10869 .21743 34.9483 35.8440 33.80 37.30
Total 38 35.7289 1.38308 .22437 35.2743 36.1836 33.80 40.60
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.995 1 36 .325
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 9.119 1 9.119 5.324 .027
Within Groups 61.660 36 1.713
Total 70.778 37
4. Umur 7-8 Minggu
a. Bobot Badan induk
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 10 41.3200 .37947 .12000 41.0485 41.5915 40.60 42.10
30-40 19 40.9000 1.10755 .25409 40.3662 41.4338 38.80 42.30
>40 9 41.0444 1.00637 .33546 40.2709 41.8180 39.00 42.20
Total 38 41.0447 .93915 .15235 40.7360 41.3534 38.80 42.30
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.654 2 35 .016
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.156 2 .578 .643 .532
Within Groups 31.478 35 .899
Total 32.634 37
Pba
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
30-40 19 40.9000
>40 9 41.0444
<30 10 41.3200
Sig. .327
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 6 40.7167 1.18561 .48402 39.4724 41.9609 39.10 42.30
2-3 22 41.2364 .72804 .15522 40.9136 41.5592 39.10 42.20
>3 9 41.1667 1.01489 .33830 40.3866 41.9468 39.00 42.30
Total 37 41.1351 .87693 .14417 40.8428 41.4275 39.00 42.30
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.365 2 34 .109
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.285 2 .643 .828 .446
Within Groups 26.399 34 .776
Total 27.684 36
Pba
Duncan
perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 6 40.7167
>3 9 41.1667
2-3 22 41.2364
Sig. .239
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
Pba N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 3 41.1667 1.87705 1.08372 36.5038 45.8295 39.00 42.30
2 26 41.1269 .75660 .14838 40.8213 41.4325 39.00 42.20
3 9 40.6556 1.26403 .42134 39.6839 41.6272 38.80 42.20
Total 38 41.0184 .98224 .15934 40.6956 41.3413 38.80 42.30
Model Fixed Effects .98764 .16022 40.6932 41.3437
Random Effects .16022a 40.3291a 41.7078a
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.526 2 35 .008
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.557 2 .779 .798 .458
Within Groups 34.140 35 .975
Total 35.697 37
Pba
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 9 40.6556
2 26 41.1269
1 3 41.1667
Sig. .397
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 11 41.6182 .71947 .21693 41.1348 42.1015 40.10 42.30
Betina 27 40.8111 .92750 .17850 40.4442 41.1780 38.80 41.70
Total 38 41.0447 .93915 .15235 40.7360 41.3534 38.80 42.30
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.035 1 36 .316
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.091 1 5.091 6.654 .014
Within Groups 27.543 36 .765
Total 32.634 37
5. Umur 9-10 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 15 43.0733 .62618 .16168 42.7266 43.4201 42.20 44.00
30-40 14 43.2643 .66171 .17685 42.8822 43.6463 42.40 44.20
>40 4 43.4000 .69761 .34881 42.2899 44.5101 42.80 44.10
Total 33 43.1939 .63979 .11137 42.9671 43.4208 42.20 44.20
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.179 2 30 .837
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .457 2 .229 .543 .587
Within Groups 12.641 30 .421
Total 13.099 32
Pba
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
<30 15 43.0733
30-40 14 43.2643
>40 4 43.4000
Sig. .359
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 42.6600 .61074 .27313 41.9017 43.4183 42.20 43.70
2-3 13 43.2000 .57155 .15852 42.8546 43.5454 42.40 44.00
>3 15 43.3667 .64439 .16638 43.0098 43.7235 42.60 44.20
Total 33 43.1939 .63979 .11137 42.9671 43.4208 42.20 44.20
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.471 2 30 .246
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.873 2 .937 2.503 .099
Within Groups 11.225 30 .374
Total 13.099 32
PBa
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
1 5 42.6600
2-3 13 43.2000 43.2000
>3 15 43.3667
Sig. .075 .573
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 7 43.2571 .67047 .25341 42.6371 43.8772 42.40 44.10
2 20 43.7200 2.22725 .49803 42.6776 44.7624 42.40 52.80
3 6 43.0333 .71461 .29174 42.2834 43.7833 42.20 43.70
Total 33 43.4970 1.78702 .31108 42.8633 44.1306 42.20 52.80
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.402 2 30 .672
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.687 2 1.344 .405 .671
Within Groups 99.502 30 3.317
Total 102.190 32
PBa
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
3 6 43.0333
1 7 43.2571
2 20 43.7200
Sig. .475
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 10 43.4100 .59898 .18941 42.9815 43.8385 42.70 44.10
Betina 23 43.1000 .64667 .13484 42.8204 43.3796 42.20 44.20
Total 33 43.1939 .63979 .11137 42.9671 43.4208 42.20 44.20
Test of Homogeneity of Variances
Pba
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.144 1 31 .707
ANOVA
Pba
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .670 1 .670 1.671 .206
Within Groups 12.429 31 .401
Total 13.099 32
6. Umur 11-12 Minggu
a. Bobot Badan Induk
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
<30 8 45.1762 .56170 .19859 44.7067 45.6458 44.50 46.36
30-40 10 45.0100 .37178 .11757 44.7440 45.2760 44.50 45.85
>40 4 45.4525 .46010 .23005 44.7204 46.1846 44.95 45.96
Total 22 45.1509 .47082 .10038 44.9422 45.3597 44.50 46.36
Test of Homogeneity of Variances
PBa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.345 2 19 .713
ANOVA
PBa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .568 2 .284 1.319 .291
Within Groups 4.088 19 .215
Total 4.655 21
PBa
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
30-40 10 45.0100
<30 8 45.1762
>40 4 45.4525
Sig. .124
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Paritas
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 5 44.8000 .22361 .10000 44.5224 45.0776 44.50 45.10
2-3 9 45.2356 .57845 .19282 44.7909 45.6802 44.50 46.36
>3 8 45.2750 .37321 .13195 44.9630 45.5870 44.80 45.85
Total 22 45.1509 .47082 .10038 44.9422 45.3597 44.50 46.36
Test of Homogeneity of Variances
PBa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.320 2 19 .291
ANOVA
PBa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .803 2 .402 1.981 .165
Within Groups 3.852 19 .203
Total 4.655 21
PBa
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1
1 5 44.8000
2-3 9 45.2356
>3 8 45.2750
Sig. .078
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
c. Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
1 2 45.8300 .18385 .13000 44.1782 47.4818 45.70 45.96
2 17 45.1329 .44329 .10751 44.9050 45.3609 44.50 46.36
3 3 44.8000 .30000 .17321 44.0548 45.5452 44.50 45.10
Total 22 45.1509 .47082 .10038 44.9422 45.3597 44.50 46.36
Test of Homogeneity of Variances
PBa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.494 2 19 .618
ANOVA
PBa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.297 2 .649 3.670 .045
Within Groups 3.358 19 .177
Total 4.655 21
PBa
Duncan
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2
3 3 44.8000
2 17 45.1329
1 2 45.8300
Sig. .317 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Jenis Kelamin Anak
Descriptives
PBa
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Jantan 9 45.5244 .46379 .15460 45.1679 45.8809 45.00 46.36
Betina 13 44.8923 .25968 .07202 44.7354 45.0492 44.50 45.25
Total 22 45.1509 .47082 .10038 44.9422 45.3597 44.50 46.36
Test of Homogeneity of Variances
PBa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
6.432 1 20 .020
ANOVA
PBa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.125 1 2.125 16.799 .001
Within Groups 2.530 20 .127
Total 4.655 21
Lampiran II
DOKUMENTASIPENELITIAN
Penimbangan Bobot Badan Anak Kambing PE
Penimbangan Bobot Induk
Pengukuran Tinggi Pundak Anak Kambing PE
Pengukuran Panjang Badan
Kebun Pakan Gamal (Gliricidia sepium)
Pengambilan Pakan
Pemeliharaan Secara Intensif
Kandang Panggung
Timbangan Pita Ukur
Tongkat Ukur