Sabtu, 07 April 2018

PERFORMAN ANAK KAMBING PE DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULTRA

PERFORMAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWA
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA
   


SKRIPSI


Oleh:
LA RABIA
NIM. L1A1 13 141












JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017 

PERFORMAN ANAK KAMBING PERANAKAN ETAWA
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA




Skripsi



Diajukan kepada Fakultas Peternakan
Untuk memenuhi salah satu syarat untuk Memperoleh
 Gelar Sarjana pada Jurusan Peternakan


Oleh:


LA RABIA
NIM. L1A113141



   









JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017 



RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama La Rabia dilahirkan di Uncume Desa Rahia, Kecamatan Gu Kabupaten Buton, pada tanggal 30 Juni 1990, sebagai putra ketujuh diantara tujuh bersaudara, dari pasangan Bapak La Ika, dan Ibu Warusu. Menyelesaikan pendidikan formal  Sekolah Dasar Negeri 1 Rahia pada Tahun 2004, dan mengikuti ujian paket B pada Tahun 2007 dan  SMAN 2 Gu pada Tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Universitas Halu Oleo Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan melalui jalur SLMPTN.Selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo penulis menerima beasiswa Bidikmisi sejak semester IV sampai semester VII.













ABSTRAK

La Rabia (L1A1 13 141). Performan anak kambing peranakan etawa di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Dibimbing oleh La Ode Nafiu,sebagai pembimbing I dan Rahman, sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performan anak kambing peranakan etawa berdasarkan bobot induk, paritas, jumlah anak sekelahiran,dan jenis kelamin anak di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dan menggunakan ternak kambing peranakan etawa yang dipelihara secara intensif dengan jumlah induk 89 ekor dan anak 175 ekor. Variabel penelitian terdiri dari peubah bebas (bobot badan induk <30 kg, 30-40 kg, >40 kg, paritas induk 1, 2-3, >3, jumlah anak sekelahiran 1, 2, 3, dan jenis kelamin anak jantan dan betina) dan peubah terikat (bobot badan anak kg, tinggi pundak cm, dan panjang badan anak umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan anak dan panjang badan anak, kecuali pada umur 5-6 minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak. Paritas induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan anak, tinggi pundak dan panjang badan anak, kecuali pada umur 9-10 minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan tinggi pundak dan panjang badan anak. Jumlah anak sekelahiran berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak umur 3-4 dan 11-12 minggu, tinggi pundak dan panjang badan anak umur 11-12 minggu. Jenis kelamin anak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan tinggi pundak dan panjang badan anak pada umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu.

Kata Kunci:  Kambing PE, Performan Anak, Bobot Badan, Tinggi Pundak, dan
    Panjang Badan.





ABSTRACT
LA RABIA (L1A1 13 141), Performance of PE Young Goat in District Toari, Kolaka Regency,  supervised by La Ode Nafiu as primary supervisor and Rahman as secondary supervisor.

This research aimed to understand performance of PE young goat based on mother weight, parity, number of young goat in once birth, and sex of young goat in District Toari, Kolaka Regency. This study was conducted for 1 month by using PE goat raised intensively as many as 89 mother goats and 175 young goats.  Research variables consist of dependent variables (mother weight <30kg, 30-40 kg, >40 kg; mother parity 1, 2-3, >3; number of young goat in once birth 1, 2,3; and sex of male and female young goat), and independent variables (young goat weight in kg; shoulder height in cm; and body length of young goat aged 1-2, 3-4,5-6, 7-8, 9-10, 11-12 weeks). Result of this study showed that generally mothers weight has no significant effect (P>0.05) on body weight and length of young goat, but has significant effect (P<0.05) on shoulder height of young goat aged 5-6 weeks.  Generally, mothers parity has no significant effect (P>0.05) on young goat weight, shoulder height, and body length, but has significant effect (P<0.05) on young goat body weight, shoulder height, and body length aged    9-10 weeks.  Number of young goat in once birth has significant effect (P<0.05) on young goat body weight aged 3-4 and 11-12 weeks, on shoulder height and body length aged 11-12 weeks.  Young goat sex has significant effect (P<0.05) on young goat body weight, shoulder height, and body length aged 3-3, 5-6, 7-8, 9-10, and 11-12 weeks.  

Key words: PE goat, young goat performance, body weight, shoulder height, and body length.  










KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul performan anak kambing Peranakan Etawa di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Jurusan Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. Beserta keluarga, parasahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si., selaku Pembimbing I, Rahman, S.Pt., MT., selaku Pembimbing II dan Penasehat Akademik atas bimbingan selama perkuliahan dan menyusun tugas akhir. Arahan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis untuk kesempurnaan Skripsi dengan penuh perhatian dan kesabaran selalu dicurahkan. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada Ayah tercinta almarhum La Ika dan almarhuma Ibu tersayang Warusu yang telah melahirkan saya di dunia atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, do’a yang tidak ada  henti-hentinya dan pengorbanan yang tiada pernah bisa terukur selama kalian lalui hidup bersama di dunia.



Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1.    Bapak Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si., selaku Rektor Universitas Halu Oleo, Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si., selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc.,selaku Ketua Jurusan Peternakan yangtelah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
2.    Bapak Dr. Ir. La Ode Baʼa, M.P., Bapak Ahmad Slamet S.Pt., M.Si. dan Bapak Rahim Aka, S.Pt., M.P., selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan skripsi.
3.    Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah memberikan fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan administrasi selama masa kuliah penulis.
4.    Bapak Drs. La Tanda, Bapak Hariono dan sekeluarganya yang selalu memberikan saya motivasi bimbingan hidup sosial selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo.
5.    Bapak Rusli Badaruddin S.Pt., M.Sc., selalu memberikan arahan yang tak henti-henti dan ilmunya selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
6.    Kakaku tercinta La Culu, Kausas, Wa Ipa, Nur Baya, Murni, Muria, Suhardin atas do’a dan dukungan serta fasilitas yang telah diberikan selama penyelesaian tugas akhir penulis.
7.    Orang-orang terdekat yang selalu membantu dan menemani dalam penyelesaian tugas akhir penulis, Muh. Akramullah, S.Pt, Boys Satriawan Enti, Ashar, Muh. Yunus, Susi Indrawati, Rinawanti, Sri Helmina, Rusmiyanto, Rasman, Manto, Hartono B, dan teman-teman seperjuangan selama mengikuti KKN Tematik yang telah memberi warna baru dalam massa perkuliahanku dan lain-lain yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu saya ucapkan trimakasih Atas do’a, dukungan, nasehat, pelajaran dan motivasi yang selalu diberikan kepada saya.
8.    Semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk apapun itu selama menempuh kuliah yang tidak sempat tertulis, dengan tulus penulis haturkan terima kasih dan semoga Allah SWT. memberi balasan yang sesuai.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang terkait dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.



Kendari, Maret 2017

                    Penulis

DAFTAR ISI
    Halaman  
HALAMAN JUDUL.        i
PERNYATAAN        ii
HALAMAN PENGESAHAN.        iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN        iv
RIWAYAT HIDUP.        v
ABSTRAK.        vi
ABSTRACT        vii
KATA PENGANTAR.        viii
DAFTAR ISI.        xi
DAFTAR GAMBAR.        xiii
DAFTAR TABEL.        xiv
DAFTAR LAMPIRAN        xv
I.  PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang.        1
B. Rumusan Masalah        4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.        4
II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.    Deskripsi Teori.        5
1. Karakteristik Kambing PE.        5
2. Karakteristik Induk.        6
3. Ukuran-ukuran Tubuh anak.        10
B.  Kerangka Pikir.        13
C.  Hipotesis.        15
III. METODE PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian        16
B.    Alat dan Bahan.        16
C.    Prosedur Penelitian.        16
1.    Prosedur Pengukuran.        17
2.    Prosedur Pengukuran Dimensi Tubuh Anak.        18
D.    Variabel Penelitian.        19
1.    Peubah Bebas.        19
2.    Peubah Terikat        19
E.    Analisis Data.        20
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian        21
B.    Pengaruh Bobot Badan Induk        25
C.    Pengaruh Paritas Induk        32
D.  Pengaruh Jumlah Anak Sekelahiran        38
E.  Pengaruh Jenis Kelamin Anak        44
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan        50
B. Saran        50
DAFTAR PUSTAKA.        51

































DAFTAR GAMBAR
Gambar        Halaman
1.    Kerangka Pikir Penelitian.         14
2.    Penimbangan Bobot Badan.        17
3.    Pengukuran Tinggi Pundak        18
4.    Pengukuran Panjang Badan         19
5.    Peta Kecamatan Toari         21
6.    Bobot Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk         28
7.    Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk         30
8.    Panjang Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk         32
9.    Bobot Badan Anak Berdasarkan Paritas Induk        34
10.    Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Paritas Induk         36
11.    Panjang Badan Anak Berdasarkan Paritas Induk         38
12.    Bobot Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran         40
13.    Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran        42
14.    Panjang Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran         43
15.    Bobot Badan Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Anak         45
16.    Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Anak         47
17.    Panjang Badan Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Anak         49




















DAFTAR TABEL
Tabel     Halaman
1.    Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Bobot Badan Induk         22
2.    Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Paritas Induk.        33
3.    Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.        39
4.    Performan Anak Kambiing PE Berdasarkan Jenis Kelamin Anak         44













DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran    Halaman
1. Lampiran I.         59
2. Lampiran II.           123











I.    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan ternak kambing di Indonesia hingga kini memiliki potensi yang besar. Sebagian besar keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh kebutuhan untuk pertumbuhan, diantaranya adalah pakan yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan, untuk proses reproduksi (kebuntingan), dan diperlukan untuk memproduksi air susu. Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dan menghasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi. Salah satu ternak kambing penghasil susu adalah kambing Etawa.
Kambing Etawa, masuk ke Indonesia pertama kali di bawa oleh orang Belanda pada tahun 1920-an, orang Belanda tersebut membawa banyak kambing Etawa pertama kali ke Pulau Jawa, tepatnya di Jogyakarta. Kambing ini dikembangbiakkan di daerah perbukitan Menoreh sebelah barat Jogyakarta dan di Kecamatan Kaligesing, Purworejo. Seiring dengan perjalanan waktu terjadilah perkawinan silang antara kambing Etawa dengan kambing lokal, (seperti kambing Jawarandu atau kambing Kacang), hasil perkawinan silang antara kambing kacang dengan Etawa yang berasal dari India adalah kambing Peranakan Etawa (Widjanarko, 2012).
Kambing PE adalah salah satu jenis ternakpenghasil daging dan susu (tipe dwiguna) yang sudah lama dikenal para petani dan mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan, terutama di daerah pedesaan. Menurut  Setiawan dan Tanisius (2003) secara ekonomis ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dibandingkan ternak ruminansia yang lain diantara tubuh ternak kambing relatif kecil dan cepat dewasa kelamin, sehingga memiliki keuntungan ekonomi yang cukup tinggi.
Keuntungan beternak kambing PE sangat membantu untuk menunjang kebutuhan hidup para peternak.  Salah satu wilayah pengembangan usaha ternak kambing PE di Sulawesi Tenggara adalah  Kecamatan Toari.  Kecamatan Toari merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kolaka dan  merupakan kecamatan terkecil yang hanya memiliki luas sekitar 52,84 km2 atau sekitar 1,61% dari total luas wilayah Kabupaten Kolaka serta jumlah penduduk terendah kedua,  yaitu hanya 4,27% di Kabupaten Kolaka, tetapi populasi kambing PE di Kabupaten Kolaka 3 Tahun terakhir mencapai 4,434 ekor atau 31,78% dari total 15,123 ekor di Kabupaten Kolaka. Peningkatan produktivitas ternak kambing yang ada di Kecamatan Toari sampai pada penampilan optimumnya dirasa penting dalam upaya meningkatkan pendapatan petani peternak maupun tingkat pemakaian protein national  (BPS Kabupeten Kolaka, 2015).
Performan ternak merupakan penampilan ternak yang dapat dilihat dan diukur dalam satuan tertentu secara periodik yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan ternak. Performan seekor kambing dapat diketahui melalui pengukuran bobot dan ukuran tubuhnya. Ukuran-ukuran tubuh dapat digunakan untuk menduga bobot badan dan nilai jual seekor ternak karena terdapat korelasi positif antara berat badan dan ukuran-ukuran tubuh (Fajemilehin dan Salako, 2008).Pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat tempat perlindungan yang layak. Produktivitas kambing sangat ditentukan oleh kelahiran anaknya dan semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan per kelahiran, maka seekor induk dianggap memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan keturunan. Menurut Campbell dan Lasley (1985) bahwa salah satu kriteria untuk mengukur tingkat produktivitas kambing adalah kemampuan menghasilkan anak kambing yang  mempunyai pertambahan bobot tubuh yang tinggi dimana biasanya sangat dipengaruhi oleh umur induk dan bobot lahir. Selain itu faktor yang mempengaruhi produktivitas anak kambing adalah umur induk, bobot badan induk, paritas induk dan tipe kelahiran. Produktivitas dalam usaha pemeliharaan ternak kambing memiliki peranan yang sangatmenentukan dalam rangka meraih hasil yang cukup optimal. Peningkatan sedikit saja ukuran tubuh akan menyebapkan peningkatan proporsional dari bobot tubuh merupakan fungsi dari volume.
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dilakukan penelitian mengenai performan anak kambing peranakan etawa di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka berdasarkan bobot badan induk, paritas induk, jumlah anak sekelahiran dan jenis kelamin anak.



B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian ini maka dapat dirumuskanpermasalahan sebagai berikut: “Apakah peubah bebas (bobot induk, paritas, jumlah anak sekelahiran, dan jenis kelamin anak) berpengaruh nyata terhadap performan anak(bobot badan, tinggi pundak, danpanjang badan) pada anak kambing PE.
C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui performan anak kambing Peranakan Etawa berdasarkan bobot induk, paritas, jumlah anak sekelahiran, dan jenis kelamin anak di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka. 
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi tentang performan anak kambing peranakan etawa di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.








II.    TINJAUAN PUSTAKA
A.    Deskripsi Teori
1.    Karakteristik Kambing PE
Kambing Peranakan Ettawa (PE), merupakan hasil persilangan antara kambing jawa dengan Kambing Etawa yag berasal dari India. Kambing inidibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Kaligesing, Purworejo, JawaTengah. Saat ini sudah banyak bibit kambing PE disebarkan ke berbagai daerah diIndonesia untuk meningkatkan kinerja kambing lokal di daerah bersangkutan (Budiarsana dkk., 2001). Kambing  Peranakan Etawa berfungsi sebagai ternak penghasil daging dan susu (Setiawan dan Arsa, 2005).
Menurut Zein dkk. (2012) persilangan kambing kacang dan etawa menghasilkan kambing peranakan etawa sebagai hasil persilangan antara kambing etawa dengan kambing kacang yang tampilannya mirip kambing etawa, kambing jawarandu sebagai hasil persilanganantara kambing peranakan etawa dengan kambing kacang dan tampilannya lebih mirip kambing kacang. Mulyono dan Sarwono (2008) mengatakan kambing peliharaan Peranakan Etawa memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai penghasil susu(perah) dan pedaging. Ciri khas kambing peranakan etawa antara lain : bentuk muka cembung dan dagu berjanggut, di bawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal dari sudut janggut, telinga panjang, lembek, menggantung dan ujungnya agak berlipat, tanduk berdiri tegak mengarah ke belakang, panjang 6,5-24,5 cm, tinggi tubuh (gumba) 70-90 cm, tubuh besar, pipih, bentuk garis punggung seolah-olah mengombak ke belakang, bulu tubuh tampak panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha, dengan pengelolaan budi daya intensif, kambing peranakan etawa dapat diusahakan beranak tiga kali setiap dua tahun dengan jumlah anak setiap kelahiran 2-3 ekor, kambing peranakan etawa lebih cocok diusahakan di dataran sedang (500-700 m dpl) sampai dataran rendah yang panas.
Klasifikasi kambing adalah sebagai berikut:
Kingdom    : Animalia
Sub Kingdom    : Vertebrata
Class        : Mamalia
Ordo        : Ungulata
Sub Ordo    : Artlodactylata
Section        : Pecora
Family        : Bovidae
Sub Family    : Caprinae
Genus        : Capra
Species    : Caprahircus (Heriayadi, 2004).
Menurut tipenya, rumpun kambing PE termasuk kambing dwi guna (penghasil daging dan susu). Produksi susunya mencapai 0,45-2,1 liter per hari perlaktasi (Adriani dkk., 2003). Namun hingga saat ini usaha pemeliharaan kambing PE lebih banyak ditujukkan untuk produksi anak, bibit, dan daging. Kemampuan produksi susu, produksi daging dan performan eksterior kambing PE masih sangat bervariasi diberbagai lokasi karena seleksi dan sistem perkawinan yang tidak terarah (Budiarsana dan Sutama, 2006).
2.    Karakteristik Induk
a.    Bobot Induk
Bobot badan merupakan sifat sangat penting pada kambing dan sifat ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan non genetik, begitu juga dengan lama bunting ditentukan oleh faktor genetik walaupun dapat dimodifikasi faktor-faktor maternal, fetal, dan lingkungan (Jainudeen dan Hafez, 2000). Kostaman dan Sutama (2004) meyatakan bahwa terdapat hubungan antara lingkar skrotum dengan bobot badan positif sangat nyata dengan koefisien korelasi 0,99.
Berbeda halnya dengan hasil penelitian dari Morand-Fehr (1991) yang menyatakan bahwa kambing perah dengan bobot badan yang lebih besar akan memiliki tingkat produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kambing dengan bobot badan rendah, sehingga bobot badan secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan, hal ini karena bobot badan menentukan kematangan dan kesiapan sel-sel kelenjar ambing untuk memproduksi susu dan menentukan ragam produksi susu di awal laktasi. Lebih lanjut menurut Ramdan (2007) menyatakan bahwa lingkar dada berkorelasi positif terhadap bobot badan, sehingga semakin besar ambing yang diakibatkan oleh perkembangan sel sekretori akan menyebabkan bertambahnya bobot badan pada kambing sehingga meningkatkan produksi susu.
b.    Paritas Induk
Paritas merupakan suatu keadaan induk dalam melahirkan anak baik hidup maupun mati tanpa melihat jumlah anaknya. Menurut Elieser dkk. (2012) paritas induk secara nyata (P<0,05) berpengaruh terhadap penampilan reproduksi induk kecuali terhadaprasio jenis kelamin anak jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan. Secara numeric diperoleh bahwa penampilan reproduksi indukmengalami peningkatan dari paritas 1 sampai 4 dankemudian selanjutnya mengalami penurunan. Paritas induk berpengaruhterhadap penampilan reproduksi, hasil ini sesuai denganyang dilaporkan pada kambing (Bagnicka dkk.,2007) atau pada domba (Boujenane, 2002).
Mahmilia dan Doloksaribu (2010) laju pertumbuhan tertinggi dijumpaipada paritas 3 (67,03 ± 16,67 g/ekor/hari), paritas 2 (65,77 ± 20,07 g/ekor/hari),dan yang terendah pada paritas 1 (52,34 ± 18,52 g/ekor/hari). Zhang dkk. (2009) menyatakan bahwa meningkatnya kinerjareproduksi induk pada paritas 2, 3 dan 4 disebabkanoleh kondisi organ reproduksi induk yang semakinmatang dengan semakin dewasanya induk. Hal inimenyebabkan mekanisme hormonal organ reproduksiakan bertambah sempurna dan daya asuh indukterhadap anak akan semakin tinggi (Farid dan Fahmi1996).
Produktivitas kambing dipengaruhi olehiklim, paritas, litter size, periode laktasi (Urdaneta dkk., 2000a; Awemu dkk.,2002) disamping faktor non-genetik lainnya seperti pakan dan tatalaksana pemeliharaan (Akingbade dkk., 2004). Produktivitas induk merupakan indikator ekonomi yang penting pada usahapeternakan kambing (Luginbul, 2002), dan tingkat produksinyadipengaruhi oleh beragam faktor seperti paritas, litter size, kidding interval, daya hidup cempeserta pencapaian bobot sapih (Madibela dkk., 2002; Steve and Marco, 2001; Haenlein, 2000;Urdaneta dkk.,2000b).
c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Litter size adalah jumlah anak sekelahiran yaitu banyaknya anak yang dilahirkan dalam setiap kali melahirkan. Jumlah anak sekelahiran sangat menentukan terhadap laju peningkatanpopulasi ternak kambing. Jumlah anak sekelahiran yang tinggi akan mempengaruhi kenaikanpopulasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah anak sekelahiran pada saatlahir adalah 1,51 ± 0,43 ekor, sedangkan rata-rata jumlah anak sekelahiran pada saat sapihadalah 1,46 ± 0,54 ekor (Sudewo dkk., 2012).
Litter size cenderung meningkat dari paritas pertama sampai keenam, dengan puncaknyapada litter size keenam yaitu 1,96 ± 0,32 ekor. Jumlah anak sekelahiran mulai menurun padaparitas ketujuh. Jumlah anak sekelahiran cenderung meningkat dengan meningkatnya umur induk. Hal tersebut diduga berhubungan dengan hormonal tubuh, karena semakin dewasa indukan bertambah sempurna mekanisme hormonalnya (Sudewo dkk., 2012). Hal tersebut tidak berbeda dengan yangdilaporkan oleh Sodiq (2012), bahwa rata-rata jumlah anak sekelahiran terus meningkat sampaiparitas keenam. Setiadi (1994) menyatakan jumlah anak sekelahiran cenderung meningkatdengan meningkatnya umur induk dari 2-6 tahun.  Keadaan ini didukung oleh pengamatanSutama dkk. (1995) pada kambing PE betina muda, bahwa jumlah anak sekelahiran sebesar1,04.Awemudkk. (2002) melaporkan bahwa rataan produktivitas induk meningkat sangattajam dengan peningkatan jumlah anak sekelahiran.
Adriani (2014) menunjukkan bahwa dari 63ekor anak kambing yang diamati, makadidapatkan semakin tinggi littes sizeterdapat kecenderungan semakinrendah bobot lahir anak kambingPeranakan Etawa terutama untuk anakyang lahir lebih dari 1 ekor perkelahiran. Dimana kambing yangmempunyai anak satu mempunyaibobot lahir yang lebih tinggi sebesar7.10% (4.10 vs 3.81 kg) dibandingkandengan  anak kambing kembar 2,sementara bobot lahir anak satu lebihtinggi sebesar 48.29% dibandingkandengan  anak kambing kembar 3 (4.10vs 2.12 kg). Hal ini diduga karenakambing dengan litter size yang lebih tinggi didalam kandungan harus berbagi makanan dari induknya danberbagi ruang dalam kandungan,sehingga menjadi pembataspertumbuhan prenatal atau di dalamkandungan yang tergambar dari bobotlahir.
3.    Ukuran-ukuran Tubuh Anak
a.    Bobot Badan Anak
Cempe yang berasal dari kelahiran tunggal memiliki bobot tubuh paling besar (10,25 kg) dibanding cempe asal tipe kelahiran kembar dua (7,78 kg) dan kelahiran kembar tiga (7,58 kg). Tipe kelahiran tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap ukuran vital tubuh. Menurut Faozik dkk. (2013) menunjukkan bahwa tipekelahiran tunggal menghasilkan ukuran vital terbesar dan semakin banyak jumlah cempe yangdilahirkan ukuran vital pun semakin kecil, dimungkinkan karena pada kelahiran tunggal tidakmempunyai kompetisi dalam mendapatkan pakan.  Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kurniato dkk. (2007) bahwa kapasitas yang terlalu padat pada tipe kembar menyebabkankompetisi dalam mendapatkan pakan dari induk sehingga menyebabkan bobot lahir yangrendah. Selain itu fetus tunggal tentunya mendapat suplai pakan yang lebih besar daripadafetus kembar.
Secara numeric cempe asal kelahiran tunggal memiliki bobot tubuh paling berat dibanding cempe asal kelahiran kembar dua dan tiga. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Utomo(2012) menunjukkan bahwa rataan bobot tubuh cempe pra sapih di wilayah pantai,Kecamatan Wates berpengaruh terhadap bobot tubuh. Rataan bobot tubuh baik untuk kelahirantunggal, kembar dua maupun kembar tiga dapat mencapai 10,45 kg. Variasi naik atau turunnya bobot tubuh pada cempe pra sapih peranakan etawa pada tipekelahiran tunggal dipengaruhi oleh variabel-variabel panjang badan, lingkar dada, dalam dada, dantinggi badan, sedangkan 20,9 persen sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
b.    Tinggi Pundak
Tinggi gumba atau tinggi pundakdiukur dari lantai tegak lurus ketitik
tertinggi gumba yaitu pada ruastulang belakang ketiga dan keempatdengan skala cm menggunakantongkat ukur.Tinggi pundak juga merupakan salah satu ukuran tubuh yang dapat digunakan sebagai data pendukung dalam penentuan performan ternak. Kuswahyuni (1998) menyatakantinggi pundak kambing PE yaitu 74,10 ± 3,91 cm,sedangkan kambing PE untuk standar bibit ternakberkisar antara 55-60 cm (Direktorat Bina Produksi Peternakan, 1991) dan hasilpenelitian Astuti (disitasi oleh Kuswahyuni,1998) di Temanggung, yaitu 65,78 cm.Tinggi pundak kambing PE hasilpenelitian ini berkisar antara 65-70 cm. Pertumbuhan tinggi pundak menunjukkan tulang penyusun kaki mengalami pertumbuhan sesuai dengan fungsinya untuk menyangga tubuh ternak (Septian dkk., 2015).
c.    Panjang Badan
Panjang badan menggambarkan perkembangan tulang belakang (vertebrae) yang terdiri dari tulang punggung (choracic vertebrae), tulang pinggang (lumbar vertebrae) dan tulang kelangkang (sacral vertebrae). Rata-rata ukuran panjang badan anak kambing PE betina kelahiran tunggal lebih besar dibandingkan kelahiran kembar. Hal ini dimungkinkan anak kambing PE betina kelahiran tunggal memiliki pertumbuhan tulang penyusun panjang badan yang lebih cepat dibandingkan anak kambing PE betina kelahiran kembar. Ukuran panjang badan anak kambing PE kelahiran tungal yang lebih besar dibandingkandengan kelahiran kembar tersebut dapat terjadi karena anak kambing kelahiran tunggal memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anak kambing kelahiran kembar(Alipah,2002).
Bangsa ternak memegang peranan penting dalam penentuan panjang badan pada ternak.Kambing PE betina yang memilikiukuran panjang badan berkisar antara 60-70 cm. Panjang badan kambing PE hasilpenelitian Kuswahyuni (1998) di lokasiGerbang Serba Bisa Kabupaten Purworejo, yaitu 75,50±5,33 cm, sedangkan kambing PEhasil penelitian Astuti yang disitasi olehKuswahyuni (1998) di Temanggung, yaitu66,20 cm. Trisnawanto dkk. (2012), pertumbuhan panjang badan merupakan pencerminan adanya pertumbuhan tulang belakang yang terus meningkat seiring bertambahnya umur.Pengukuran panjang badan anak kambing PE betina pada umur 90 hari rata-rata 49,64 ± 4,30 cm untuk kelahiran tunggal, 42,30 ± 3,29 cm untuk kelahiran kembar dua, dan 44,00± 4,33 cm untuk kelahiran kembar lebih dari dua (Sutiyono dkk., 2003). 








B.    Kerangka Pikir
Kambing adalah salah satu jenis ternak penghasil daging dan susu yang sudah lama dikenal oleh para petani dan mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Perkembangan populasi ternak kambing cenderung meningkat setiap tahun. Pemeliharaan kambing PE mempunyai nilai sebagai penghasil daging, susu, dan kulit. Pengembangan kambing peranakan etawa secara luas akan membantu peningkatan pendapatan atau paling tidak peningkatan konsumsi gizi masyarakatdipedesaan melalui konsumsi susu kambing produksi petanisendiri.Pemeliharaan kambing dapat menyediakan kebutuhan hewani yang bernilai biologi tinggi, serta mineral esensial dan vitamin asal lemak yang semua sangat berarti.
Pengetahuan penampilan mengenai kambing PE (Peranakan Etawa) bibit unggul menjadi suatu hal mutlak dalam rangka meningkatkan daya produksi ternak selanjutnya. Taksiran kemampuan seekor ternak dalam bereproduksi dapat diketahui melalui pemanfaatan kriteria ukuran-ukuran tubuh, peningkatan ukuran-ukuran tubuh akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur pada ternak.




















Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian.






C.    Hipotesis
Diduga terdapat perbedaan performan anak kambing Peranakan Etawa berdasarkan pada bobot induk, paritas induk, jumlah anak sekelahiran dan jenis kelamin anak jantan dan betina.























III.    METODE PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka.
B.    Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah ternak kambing PE milik masyarakat Kecamatan Toari yang masih dipelihara dengan jumlah induk kambing89 ekor dan anak 175 ekor. Alat yang digunakan yaitu alat-alat ukuran tubuh ternak seperti: timbangan badan untuk menimbang bobot badan kambing, meteran kain untuk mengukur, panjang badan, tongkat ukur untuk mengukur tinggi pundak,  kamera dan alat tulis.

C.    Prosedur Penelitian
Penelitian adalah penelitian survei dengan melakukan penimbangan dan pengukuran dimensi tubuh. Sebelum memulai proses pengukuran terlebih dahulu dilakukan observasi lokasi dan tempat penelitian. Pada tahap awal dilakukan  pemilihan induk dan anak yang sedang laktasi kemudian mengidentifikasi berdasarkan paritas induk, jumlah anak sekelahiran dan jenis kelamin anak. Setelah pemilihan kambing yang akan diteliti kemudian menimbang bobot badan induk dan anak, tinggi pundak, panjang badan, pada anak kambing, terutama induk dan anak yang sedang laktasi. Selain itu dilakukan pencatatan bobot badan induk, paritas induk, jumlah anak sekelahiran jenis kelamin anak dan ukuran-ukuran tubuh anak. Hasil pengukuran dan penimbangan kemudian diklasifikasikan menurut karakteristik induk (bobot badan induk, paritas, dan jumlah anak sekelahiran) dan performan anak (bobot badan, tinggi pundak, panjang badan, umur,  dan jenis kelamin anak).
Tahapan prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Prosedur Pengukuran
a.    Pengukuran bobot badan anak dan induk
Bobot badan (BB) adalah bobot individu kambing yang penimbangannya dilakukan sebelum kambing diberi makan atau digembalakan. Penimbangan bobot badan dilakukan dengan cara menimbang bobot badan kambing dengan menggendong kambing kemudian dikurangi dengan bobot badan individu ditimbang menggunakan timbagan badan dengan satuan kg.

Gambar 2. Penimbangan Bobot Badan Kambing.


2.    Prosedur Pengukuran Dimensi Tubuh Anak
a.    Tinggi pundak
Tinggi pundak (TP), dari jarak tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ketanah diukur dengan menggunakan tongkat ukur, dengan satuan dalam (cm).

Gambar 3. Pengukuran Tinggi  Pundak.

b.    Panjang badan
Panjang badan, diukur secara horizontal dari tepi depan sendi bahu (benjolan tulang scapula) sampai ketepi belakang bungkul tulang duduk dengan menggunakan pita ukur dalam satuan (cm).


Gambar 4. Pengukuran Panjang Badan.

D.    Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari peubah bebas dan peubah terikat dapat dilihat sebagai berikut:
1.    Peubah Bebas
    Bobot badan induk (< 30 kg, 30-40 kg, > 40 kg)
    Paritas induk (1, 2-3, ≥3)
    Jumlah anak sekelahiran (1,2,3)
    Jenis kelamin anak (jantan dan betina)
2.    Peubah Terikat
    Bobot badan anak umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu (kg)
    Tinggi pundak umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu (cm)
    Panjang badanumur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu  (cm)

Adapun model matematisnya untuk setiap peubah bebas adalah sebagai berikut:
Yij = µ + PBi + ɛij
Keterangan:
Yij    = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ    = Rataan nilai tengah data
PBi    = Pengaruh peubah bebas taraf ke-i
ɛij    = Pengaruh acak (galat percobaan) dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
E.    Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara General Linear Model (GLM), menurut petunjuk Sampurna (2013). Apabila perilaku menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Analisis data menggunakan bantuan program statistic SPSS version 23 (2015).









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.    Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kecamatan Toari terletak dijazirah Selatan Kabupaten Kolaka. Secara geografis terletak dibagian Selatan Kabupaten Kolaka, Kecamatan Toari di sebelah Utara Berbatasan dengan Watubangga, sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone (BPS Kecamatan Toari, 2015).
Gambar 5. Peta Kecamatan Toari.



2.    Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Kecamatan Toari merupakan perairan (laut), dengan luas wilayah 85,5 km2. Secara administrasi Kecamatan Toari pada tahun 2014 terdiri atas sepuluh wilayah desa/kelurahan, meliputi: Toari, Lakito, Ranomentaa, Wowoli, Anawua, Rano Jaya, Horongkuli, Wonua Raya, Rahabite, dan Rano Sangia (BPS Kecamatan Toari, 2015).
3.    Iklim
a.    Musim
Kecamatan Toari memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober, dimana angin Timur bertiup dari Australia tidak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara Bulan November dan Maret, dimana angin Barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada Bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba.





b.    Curah Hujan
Curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, topografi dan perputaran pertemuan arus udara. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan curah hujan menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Di wilayah Kecamatan Toari, curah hujan mencapai rata-rata 1.676,00 mm pertahun (BPS Kecamatan Toari, 2015).   
4.    Populasi Ternak Ruminansia
Populasi ternak ruminansia di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka yaitu sapi berjumlah 2.346 ekor dan kambing berjumlah 4.434 ekor pada tahun 2014 (BPS Kecamatan Toari, 2015).
5.    Pola Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan kambing di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka secara umum adalah pemeliharaan ternak kambing di lakukan  secara intensif yaitu ternak di kandangkan dan disediakan pakan berupa hijauan sebagai sumber kebutuhan protein dalam tubuh ternak. Penggunaan kandang intensif di Kecamatan Toari dikarenakan memiliki daerah perkebunan utamanya kebun kakao dan selain itu masyarakat Toari juga telah memilki aturan yang disepakati bersama bahwa ternak yang memasuki perkebunan warga lain maka pemilik kebun tersebut berhak untuk mengambil kambing yang telah memasuki kebunnya.











6.    Pakan
Menurut Sraun (2012) mengatakan bahwa pakan utama kambing sebagai salah satu ternak ruminansia adalah hijauan yang terdiri dari rumput, leguminosa dan dedaunan sebagai pohon dan limbah pertanian. Pakan memiliki faktor penting dalam pengasupan nutrisi untuk hidup pokok/perawatan, pertumbuhan dan laktasi. Pakan yang tersedia dilokasi penelitian adalah gamal, lantoro, dan daun jati. Sistem pemberiak pakan pada ternak kambing yang dilakukan yaitu dengan cara potong-angkut (cat and carry). Menurut Umiyasih (2003) bahwa pengambilan hijauan pakan ternak dengan potong-angkut (cat and carry) cocok untuk pemeliharaan ternak secara intensif. Peternak di Kecamatan Toari umumnya memiliki kebun yang ditanami hiajauan pakan ternak berupa gamal, lantoro, dan jati. Namun yang lebih banyak di Tanami oleh peternak adalah gamal karena kamal memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan setempat. Menurut Putra (2006) mengatakan bahwa gamal adalah salah satu jenis leguminosa pohon tropis, selain adaptasinya tinggi terhadap lingkungan tumbuh yang beragam dan produktivitasnya juga tinggi.
Gamal (Gliricidia sepium) adalah salah satu jenis leguminosa, yang dijadikan pakan utama oleh peternak di Kecamatan Toari. Gamal mengandung anti zat nutrisi berupa tannin yang dapat membuat protein sukar larut dalam tubuh ternak. Tannin merupakan senyawa polifenolik, dapat membentuk senyawa kompleks dengan protein sehingga menurunkan mutu dan daya cerna protein (Widowati, 2010). Menurut daya cerna protein dalam tubuh dapat mempengaruhi produksi susu. Menurut Sukarini (2006) mengatakan bahwa protein merupakan salah satu penyedia nutrisi yang cukup untuk pembentukkan air susu. Kandungan protein dalam pakan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan sintesis protein susu. Jika kambing mendapat pakan yang cukup secara kualitas dan kuantitas selama laktasi, maka sel kelenjar ambing yang mudah terbentuk akan memproduksi susu secara maksimal, karena pakan adalah sumber nutrisi di dalam darah yang akan menjadi precursor untuk sintesis susu (Adriani, 2014).
B.    Pengaruh Bobot Badan Induk
Bobot badan merupakan sifat yang sangatpenting pada kambing dan sifat ini dipengaruhioleh faktor genetik dan non genetik (Jainudeen dan Hafez, 2000). Bobot badan induk mempunyaipengaruh lebih besar daripada pejantanterhadap pertumbuhan dan bobot lahir anak(Kostaman dan Sutama, 2006).Performa anak kambing PE berdasarkan bobot badan induk yang berbeda disajikan pada Tabel 1.








Tabel 1.     Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Bobot Badan Induk yang Berbeda
Umur (Minggu)    Variabel    Bobot Badan Induk    Signifikansi
        <30    n    30-40    n    >40    n   
1-2    BBA    2,21±0,93    9    2,44±0,98    7    3,03±1,00    3    tn
    TP    27,94±1,84        28,58±2,02        29,76±2,05        tn
    PB    28,33±1,96        28,91±2,08        30,06±2,07        tn
3-4    BBA    6,17±1,06    14    6,69±0,79    7    6,68±0,96    4    tn
    TP    32,15±1,53        32,95±1,86        32,55±2,05        tn
    PB    32,75±1,55        33,40±1,63        32,85±2,07        tn
5-6    BBA    7,82±0,53    16    8,13±0,49    16    7,97±0,68    6    tn
    TP    34,85±0,92b        35,65±0,95ab        36,08±2,51a        *
    PB    35,17±0,92        36,15±0,96        36,43±2,54        tn
7-8    BBA    9,31±0,26    10    9,10±0,52    19    9,28±0,55    9    tn
    TP    40,92±0,38        40,50±1,11        40,64±1,01        tn
    PB    41,32±0,38        40,90±1,12        41,04±1,01        tn
9-10    BBA    10,83±0,52    15    10,99±0,58    14    11,02±0,62    4    tn
    TP    42,67±0,63        42,86±0,66        40,00±0,70        tn
    PB    43,07±0,63        43,26±0,67        43,40±0,70        tn
11-12    BBA    12,70±0,35    8    12,60±0,23    10    12,90±0,4    4    tn
    TP    44,77±0,54        44,60±0,36        45,00±0,44        tn
    PB    45,17±0,55        45,01±0,36        45,45±0,44        tn
Jumlah            72        73        30    175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
*  = berpengaruh nyata (P<0,05)

Keterangan:    BBA     = Bobot Badan Anak
        TP    = Tinggi Pundak
        PB    = Panjang Badan
1.    Bobot Badan Anak
Bedasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot badan induk yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan anak kambing PE. Bobot badan anak kambing PE yang tertinggi di dapatkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 9-10, 11-12 minggu secara berturut-turut bedasarkan pada bobot badan induk >40 kg (3,03 kg), 30-40 kg (6,69 kg), 30-40 kg (8,13 kg), <30 kg (9,31 kg), >40 kg (11,02 kg), >40 kg(12,90 kg).
Secara statistik terlihat bahwa bobot badan induk >40 kg cenderung menghasilkan bobot badan anak lebih besar dibandingkan dengan bobot badan induk 30-40 kg dan <30 kg. Hal ini dimungkinkan induk dengan bobot >40 kg  akan menghasilkan anak dengan bobot lahir relatif tinggi karena memiliki uterus dan pinggul yang lebih besar sehingga pertumbuhan fetus akan lebih maksimal. Dinyatakan oleh Kurniato dkk. (2007) bahwa induk dengan bobot badan yang besar cenderung mengahasilkan anak dengan bobot lahir yang besar pula sehingga bobot badan induk bisa digunakan sebagai parameter seleksi dalam upaya menghasilkan ternak dengan bobot lahir yang tinggi. Pamungkasdkk. (2005) menerangkanbahwa bobot induk saat melahirkanmempunyai hubungan yang sangatnyata (P<0,01) terhadap bobot lahiranaknya.
Menurut Sulastri dkk. (2002) bahwa bobot cempe sangat dipengaruhi oleh faktor induk (maternal). Seekor induk yang melahirkan anak dengan bobot sapih yang tinggi, dapat diduga bahwa keturunan dari induk tersebut pada masa yang akan datang akan melahirkan anak dengan bobot sapih yang tinggi pula. Nashlom dan Danell. (1996) menyatakan bahwa selain faktor induk, faktor genetik juga dapat mempengaruhi bobot cempe. Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan bobot badan induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Bobot Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk.
Gabar 6 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur anak kambing maka  semakin meningkat keragaman bobot badan anak menurut bobot badan induk. Menurut Hafid (2005) semakin meningkatnya umur maka proporsi jaringan daging, tulang dan lemak juga bertambah.
2.    Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot badan induk yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 5-6 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 7-8, 9-10, 11-12 minggu tidak  berpengaruh nyata (P>0,05) pada bobot badan induk yang berbeda umur <30, 30-40 dan >40 kg.
Tabel 1 menunjukkan bobot badan induk yang >40 kg cenderung menghasilkan tinggi pundak anak yang lebih besar dibandingkan dengan bobot badan induk 30-40 kg dan <30 kg.Semakin tinggi bobot badan yang dimiliki oleh ternak kambingkapasitas daya tampung akan pakan yang dikonsumsi juga tinggi danberkontribusi terhadap produksi susu yang dihasilkan juga tinggi. Kemampuan produksi susu yang tinggi dapat berkorelasi dengan pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh yang mencukupi kebutuhan anak untuk tumbuh dengan ideal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitoyono dkk. (2003) bahwa kemampuan induk dalam memproduksi susu dan “mothering ability” dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan jaringan daging.
Sutiyono dkk. (2010) bahwa anak dari induk yang bertubuh besar, tumbuh lebih cepatdan lebih besar ukuran tubuhnya pada saat mencapai dewasa, sehinggamemiliki ukuran badan yanglebih besar. Davendra dan Burns (1994) menyatakan pula bahwa beberapa ukuran tubuh hewan berkaitan dengan bobot badannya. Sutiyono dkk. (2003) mengemukakan bahwa beberapa ukuran tubuh telah diketahui berkorelasi dan merupakan indikator bagi bobot badan seperti tinggi pundak, lingkar dada panjang badan. Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan bobot badan induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk.
Gabar 7 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur anak kambing maka  semakin tinggi tingkat keragaman tinggi pundak. Induk muda biasanya masih dalam proses pertumbuhan dan belum sempurna perkembangan alat reproduksinya, sifat keindukan dari induk yang berumur lebih muda juga lebih lemah bila dibandingkan induk yang lebih dewasa (Inounu dkk., 1995). Hal ini menyebabkan produktivitas anak yang dilahirkan rendah dan juga pola pengasuhan anak oleh induk tidak maksimal sehingga pada gilirannya pertumbuhan anak juga tidak maksimal. Kecenderungan induk dewasa menghasilkan anak dengan bobot lahir relatif tinggi karena induk dewasa memiliki uterus dan pinggul yang maksimal sehingga pertumbuhan fetus akan lebih maksimal (Kurnianto dkk., 2007).




3.    Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bobot badan induk tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap panjang badan anak kambing PE. Panjang badan anak kambing PE tertinggi pada umur 1-2, 3-4,  5-6, 7-8, 9-10, 11-12 secara berturut-turut terdapat pada bobot badan induk >40 kg (30,06 cm), 30-40 kg (33,40 cm), >40 kg (36,43 cm), <30 kg (41,32 cm), >40 kg (43,40 cm), >40 kg (45,45 cm).
Tabel 1menunjukkan bobot induk >40 kg menghasilkan panjang badan anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan bobot badan 30-40 kg dan <30 kg. Bobot badan induk akan mendukung perkembangan janindidalam tubuh induk dan penampilaninduk yang mendukung produksi airsusu yang cukup untuk pertumbuhananaknya setelah melahirkan. Menurut Adriani dkk. (2004) bahwa induk kambing yang memiliki produksi susu yang tinggi akan menghasilkan fenotipe pertumbuhan dimensi tubuh (panjang badan, tinggi gumba, dan lingkar dada) anak kambing yang lebih meningkat. Tampilan mengenai panjang badan anak berdasarkan bobot badan induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Panjang Badan Anak Berdasarkan Bobot Badan Induk.
Gambar 8menunjukan bahwa semakin bertambahnya umur anak maka  keragaman panjang badan anak juga semakin meningkat menurut bobot badan induk. Menurut Batubara dkk. (2014) bahwa meningkatnya umur ternak akan diikuti dengan bertambahnya panjang badan.
C.    Pengaruh Paritas Induk
Paritas merupakan suatu periode dalam proses siklus reproduksi ternak dengan indikasi jumlah partus induk ternak. Umumnya kejadian kelahiran kembar pada paritas pertama sangat rendah dibandingkan dengan paritas kedua dan selanjutnya, disebabkan ternak betina muda belum dapat menjaga kebuntingan kembar dibandingkan dengan ternak betina dewasa yang lebih sering berovulasi lebih dari satu sel telur (Fricke dan Shaver, 2007).



Tabel 2.     Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Paritas Induk yang Berbeda
Umur (Minggu)    Variabel    Paritas Induk    Signifikansi
        1    n    2-3    n    ≥3    n   
1-2    BBA    2,51±1,01    6    2,41±1,01    7    2,35±0,98    6    tn
    TP    28,48±2,07        28,51±2,08        28,40±2,02        tn
    PB    28,78±2,09        28,85±2,11        28,70±2,04        tn
3-4    BBA    6,42±0,95    4    6,32±1,03    17    6,67±0,96    4    tn
    TP    32,37±1,81        32,66±1,63        32,55±2,05        tn
    PB    32,87±1,75        32,96±1,64        32,85±2,07        tn
5-6    BBA    7,85±0,49    4    7,83±0,55    20    8,18±0,54    14    tn
    TP    34,92±0,67        35,16±1,11        35,83±1,69        tn
    PB    35,25±0,67        35,49±1,12        36,20±1,70        tn
7-8    BBA    8,95±0,68    6    9,33±0,34    22    9,21±0,59    9    tn
    TP    40,00±1,49        40,83±0,73        40,76±1,01        tn
    PB    40,71±1,20        41,23±0,74        41,161,03        tn
9-10    BBA    10,30±0,52a    5    10,93±0,49b    13    11,08±0,55b    15    *
    TP    42,26±0,61b        42,80±0,57ab        42,96±0,62a        *
    PB    42,66±0,62b        43,20±0,58ab        43,36±0,63a        *
11-12    BBA    12,46±0,11    5    12,73±0,35    9    12,78±0,27    8    tn
    TP    44,40±0,22        44,81±0,56        44,83±0,35        tn
    PB    44,80±0,23        45,23±0,56        45,27±0,35        tn
Jumlah            30        88        56    175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
*  = berpengaruh nyata (P<0,05)

Keterangan :    BBA     = Bobot Badan Anak
        TP    = Tinggi Pundak
        PB    = Panjang Badan

1.    Bobot Badan Anak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa paritas indukberpengaruh nyata (P<0,05)terhadap bobot badan anak kambing PE umur 9-10 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan bobot badan anak pada umur 9-10 minggu berdasarkan paritas >3 akan semakin meningkat bobot badan anak karena semakin tinggi paritas induk akan semakin tinggi penampilan pertumbuhan anak yang akan dilahirnan.

Tabel 2 menunjukan bahwa paritas induk diatas ≥3 cenderung memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan paritas 3-2 dan 1. Hal ini disebabkan induk pada paritas ≥3 menghasilkan susu yang lebih bayak dibandingkan pada induk paritas 1, karena induk pada paritas 1 masih dalam tahap proses pertumbuhan sehingga pakan yang dikonsumsi juga digunakan untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kostaman dan Sutama (2006), induk saat partuspertama dimungkinkan belum mencapaidewasa tubuh, sehingga pakan yang dikonsumsi selain untuk pertumbuhanfetus yang dikandungnya juga diperuntukkan bagi pertumbuhannya sendiri.Akibatnya bobot lahir cempe pada paritas 1 lebih ringan. Menurut Muslim dkk. (2013) bahwa peningkatan paritas atauumur induk linier dengan peningkatanbobot lahir pedet. Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan paritas induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Bobot Badan Anak Berdasarkan Paritas Induk.

Gambar 9 menunjukkan bahwa bobot badan anak pada umur 9-10 minggu pada paritas pertama lebih rendah dibandingkan pada paritas 2-3 dan ≥3. Menurut Mahmalia dan Doloksaribu (2010), bahwa paritas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot lahir, dan bobot lahir yang paling tinggi dijumpai pada paritas >3 (2,14 kg), kemudian paritas 2 (2,08 kg) dan yang terendah yaitu paritas 1 (1,88 kg). Adanya perbedaan bobot lahir diantara paritas diakibatkan oleh kondisi kedewasaan induk yang semakin matang.
2.    Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa paritas induk berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 9-10 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada paritas 1, 2-3, dan >3.
Tabel 2memperlihatkan paritas induk diatas ≥3 cenderung memiliki tinggi yang lebih besar dibandingkan paritas 3-2 dan 1. Hal tersebut dimungkinkan karena bertambahnya paritas maka umur induk pun meningkat sehingga terjadi penyempurnaan pertumbuhan sel-sel kelenjar ambing dalam mengashilkan susu yang berguna untuk cempe. Semakin baik kualitas susu yang dihasilkan maka pertumbuhan anak juga semakin optimal dan menghasilkan tinggi pundak yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutiyono dkk. (2003), bahwa pertumbuhan anak kambing selama bulan pertama setelah melahirkan sangat tergantung pada produksi susu induknya. Davendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa anak kambing tergantung sepenuhnya terhadap susu yang dihasilkan induk sampai kurang lebih 7-8 minggu setelah lahir. Kualitas susu yang dihasilkan akan mempengaruhi pertambahan ukuran tubuh dan organ-organ anak.Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan paritas induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Paritas Induk.
Gambar 10 memperlihatkan bahwa tinggi pundak anak pada umur 9-10 minggu pada paritas pertama lebih rendah dibandingkan pada paritas 2-3 dan ≥3. Hal ini diduga induk pada paritas pertama mengonsumsi pakan selain untuk memproduksi susu juga digunakan untuk pertumbuhannya sehingga susu yang akan dikonsumsi anak jadi berkurang (Hasibuan dan Mahmilia, 2010).
3.    Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa paritas induk yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang badan anak kambing PE umur 9-10 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 11-12 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Panjang badan anak kambing PE yang tertinggi pada umur 1-2, 3-4,  5-6, 7-8, 11-12 secara berturut-turut terdapat pada paritas 2-3 (28,85 cm), 2-3 (32,96 cm),  ≥3 (36,20 cm), 2-3 (41,23 cm),  ≥3 (43,27 cm).Meningkatnya panjang badan pada paritas 2-≥3 ini kemungkinannya ada hubungan dengan paritas dan umur induk. Dimana paritas dan umur 2-≥3 cenderung  lebih tinggi dari pada paritas 1. Sesuai dengan pernyataan Inounu dkk. (2002) Pertumbuhan anak meningkat mulai dari paritas pertama sampai paritas empat dan kemudian menurun pada paritas lima. Panjang badan cendrung meningkat dengan meningkatnya umur induk. Hal tersebut disebabkan dengan semakin dewasanya induk akan bertambah sempurnanya mekanisme hormonal (Mahmalia dkk., 2005). Tampilan mengenai panjang badan (PB) anak berdasarkan paritas induk yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 11.


Gambar 11. Panjang badan Anak Berdasarkan paritas Induk.
Gambar 11menunjukkan panjang badan anak tertinggi dijumpai pada paritas ≥3  dan yang terendah pada paritas 1. Perbedaan panjang badan anak secara umum sangat berhubungan terhadap tingkat kedewasaan induk. Sejalan dengan semakin dewasa induk, mekanisme hormonal organ reproduksi semakin sempurna yang diikuti dengan peningkatan kondisi bobot induk, sehingga mempunyai potensi menghasilkan air susu yang lebih banyak (Mahmalia dan Doloksaribu, 2010).
D.    Pengaruh Jumlah Anak Sekelahiran
Secara umum, kambing lebih prolifik daripada dombadengan jumlah anak perkelahiran 2-3 ekor (Ensminger, 2001). Persentase indukkambing beranak kembar akan semakin tinggi dengan meningkatnya umur induksampai umur empat tahun dan banyaknya jumlah cempe yang dilahirkandihubungkan dengan tingkat kesuburannya (Devendra dan Burns, 1994).
Tabel 3.     Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran yang Berbeda
Umur (Minggu)    Variabel    Jumlah Anak Sekelahiran    Signifikansi
        1    n    2    n    3    n   
1-2    BBA    2,10±0,85    5    2,55±1,00    8    2,53±1,05    6    tn
    TP    27,86±1,59        28,61±2,14        28,78±2,14        tn
    PB    28,16±1,61        28,91±2,16        29,13±2,17        tn
3-4    BBA    6,90±1,30a    3    6,61±0,69ab    16    5,58±1,16b    6    *
    TP    33,00±2,43        32,82±1,60        31,80±1,39        tn
    PB    33,30±2,46        33,12±1,62        32,10±1,40        tn
5-6    BBA    7,80±0,56    4    8,03±0,53    22    7,92±0,59    12    tn
    TP    35,12±1,12        35,50±1,11        35,22±1,81        tn
    PB    35,45±1,13        35,87±1,12        35,55±1,83        tn
7-8    BBA    9,46±0,58    3    9,26±0,40    26    8,97±0,58    9    tn
    TP    41,10±1,30        40,72±0,76        39,92±1,26        tn
    PB    41,16±1,90        41,12±0,76        40,65±1,28        tn
9-10    BBA    10,98±0,58    7    10,95±0,56    20    10,81±0,58    6    tn
    TP    42,85±0,67        42,82±0,63        42,63±0,71        tn
    PB    43,25±0,68        43,72±0,64        43,03±0,72        tn
11-12    BBA    13,20±0,00a    2    12,67±0,28ab    17    12,46±0,15b    3    *
    TP    45,35±0,21a        44,71±0,43ab        44,40±0,30b        *
    PB    45,83±0,21a        45,13±0,43b        44,80±0,30b        *
Jumlah            24        109        42    175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
*  = berpengaruh nyata (P<0,05)

Keterangan:    BBA     = Bobot Badan Anak
        TP    = Tinggi Pundak
        PB    = Panjang Badan
1.    Bobot Badan Anak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak kambing PE umur 3-4 minggu dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2,  5-6, 7-8 dan 9-10 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa tipekelahiran tunggal menghasilkan bobot badan anak terbesar dan semakin banyak jumlah cempe yangdilahirkan ukuran bobot badan anak pun semakin kecil, dimungkinkan karena pada kelahiran tunggal tidakmempunyai kompetisi dalam mendapatkan pakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kurniato dkk. (2007) bahwa kapasitas yang terlalu padat pada tipe kembar menyebabkankompetisi dalam mendapatkan pakan dari induk sehingga menyebabkan bobot lahir yangrendah. Selain itu fetus tunggal tentunya mendapat suplai pakan yang lebih besar daripadafetus kembar. Menurut Faozi dkk. (2013) bahwa kambing yang berasal darikelahiran tunggal memiliki bobot tubuh paling besar (10,25 kg) dibanding cempe kelahiran asal tipekembar dua (7,78 kg) dan kelahiran kembar tiga (7,58 kg).Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan jumlah anak sekelahiran yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Bobot Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.
Gambar 12 terlihat bahwa bobot badan anak pada umur 3-4 dan 11-12 minggu pada anak tunggal memiliki bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak kembar 2 dan 3. Setiadi dkk. (1996) mendapatkan hasil bahwa total bobot sapih dari induk yang beranak kembar dua yaitu 59,2-76,5%  lebih tinggi dibandingkan dengan  induk dengan jumlah anak lahir tunggal dan 11,9-23,3% lebih tinggi dibandingkandengan induk dengan jumlah anak kembar >3.
2.    Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak anak kambing PE umur 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 9-10 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Tinggi pundak yang lebih kecil pada tipe kelahirankembar kemungkinan berkaitan dengan kapasitasyang terlalu padat pada tipekembar menyebabkan kompetisi dalam mendapatkannutrisi dari induk sehingga menyebabkan tinggi pundak yang rendah. Selain itu fetus tunggal tentunyamendapat suplai nutrisi yang lebih besar daripada fetus kembar. Menurut Sutiyono dkk. (2003) bahwa anak kambing kelahiran tunggal memiliki pertumbuhan tulang dan pertumbuhan jaringan daging lebih besar dibandingkan anak-anak kambing kelahiran kembar.Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan jumlah anak sekelahiran yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 13.




Gambar 13.  Tinggi Pundak Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.
Gambar 13menunjukkan bobot badan anak pada umur 3-4 minggu pada anak tunggal memiliki tinggi pundak anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak kembar 2 dan 3. Ukuran tinggi pundak yang lebih besar pada kelahiran tunggal dibandingkan dengan kelahiran kembar dapat disebabkan oleh pengaruh induk. Anak kelahiran tunggal akan memperoleh susu yang cukup dari induk dibandingan kelahiran kembar. Menurut Sutiyono (2003) bahwa genotip induk berpengaruh terhadap pertumbuhan awal anak karena berkaitan dengan “mothering ability” dan kemampuan memproduksi susu.
3.    Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah anak sekelahiran yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang badan  anak kambing PE umur 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2, 3-4, 5-6, 7-8 dan 9-10 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Secara statistik cempe asal kelahirantunggal memiliki ukuran panjang badan paling panjang dibanding cempe asal kelahiran kembar dua dantiga. Hal tersebut dimungkinkan karena kebutuhan susu telah tercukupi sehingga dapat tumbuh dengan  baik. Hal tersebut sesuai dengan penelitianSutiyonodkk. (2003) yang menunjukkan bahwa ukuran panjang kambing PE dengan kelahiran tunggal yang lebih besar dibandingkan kelahiran kembar tersebut dapat terjadi karena anak kelahiran tunggal memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan kelahiran kembar.Tampilan mengenai panjang badan anak berdasarkan jumlah anak sekelahiran yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Panjang Badan Anak Berdasarkan Jumlah Anak Sekelahiran.
Gambar 14memperlihatkan bobot badan anak umur 11-12 minggu pada anak tunggal memiliki panjang badan anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak kembar 2 dan 3. Menurut Subandriyo dkk. (1997) bahwa ternak yang dilahirkan kembar mempunyai pertumbuhan yang lebih lambat daripada ternak yang dilahirkan tunggal. Sementara itu, bobot badan prasapih meningkat dengan meningkatnya umur induk sampai sekitar 42 bulan, kemudian menurun lagi atau berpola curvilinear.
E.    Pengaruh Jenis Kelamin Anak
Ukuran-ukuran tubuh dipengaruhi oleh jeniskelamin. Menurut Khan dkk. (2006), bobot badan,panjang badan, tinggi badan, dan lingkar dada kambing jantan lebih tinggidaripada kambing betina. Pada umur yang sama, anak kambing jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada betina (Sutiyono dkk., 2003).
Tabel 4. Performa Anak Kambing PE Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Umur (Minggu)    Variabel    Jenis Kelamin Anak    Signifikansi
        Jantan    n    Betina    N   
1-2    BBA    2,41±0,96    8    2,43±0,98    11    tn
    TP    28,37±1,97        28,53±2,01        tn
    PB    28,70±2,00        28,84±2,03        tn
3-4    BBA    6,79±0,97a    11    6,04±0,95b    14    *
    TP    33,20±1,74a        32,12±1,46b        *
    PB    33,50±1,76a        32,42±1,47b        *
5-6    BBA    8,08±0,53a    12    7,92±0,55b    26    *
    TP    36,08±1,64a        35,06±1,06b        *
    PB    36,45±1,66a        35,39±1,07b        *
7-8    BBA    9,61±0,33a    11    9,08±0,47b    27    *
    TP    41,21±0,72a        40,41±0,93b        *
    PB    41,61±0,73a        40,81±0,94b        *
9-10    BBA    11,13±0,52a    10    10,84±0,55b    23    *
    TP    43,01±0,60a        42,70±0,65b        *
    PB    43,41±0,60a        43,10±0,65b        *
11-12    BBA    12,93±0,30a    9    12,52±0,16b    13    *
    TP    45,08±0,44a        44,47±0,24b        *
    PB    45,52±0,44a        44,89±0,24b        *
Jumlah            61        114    175
tn = tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
*  = berpengaruh nyata (P<0,05)

Keterangan     BBA     = Bobot Badan Anak
TP    = Tinggi Pundak
PB    = Panjang Badan



1.    Bobot Badan Anak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kelamin anak yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak kambing PE umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa anak yang memiliki bobot lahir yang lebih besar cenderung berjenis kelamin jantan. Menurut Prasojo dkk. (2010) ada beberapa hal yang mempunyai hubungan dan mempengaruhi bobot lahir antara lain bangsa induk, jenis kelamin anak, lama bunting induk, umur atau paritas induk dan makanan induk sewaktu mengandung. Menurut Keane dan Drennan (1990) bahwa tingkat pertumbuhan dan efisiensi produksi lebih tinggi pada ternak jantan dibandingkan betina.Tampilan mengenai bobot badan anak berdasarkan jenis kelamin anak yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Bobot Badan Anak Berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Gambar 15 menunjukkan bobot badan anak pada umur 3-4, 5-5, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu pada jenis kelamin jantan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin betina.Menurut Kostaman dan Sutama (2005), bahwa secara umum bobot lahir anak jantan lebih berat daripada betina, hal tersebut disebabkan karena kecepatan pertumbuhan pra-lahir kambing anak jantan lebih berat dibandingkan dengan kambing anak betina.
2.    Tinggi Pundak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kelamin anak yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi pundak  anak kambing PE umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Jenis kelamin yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi pundak. Halini disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap tenunan tubuh yang sekaligusmempengaruhi pertumbuhan maupun persentase karkas ternak. Menurut Turnerdan Bagnara (1976) bahwa perbedaan pertambahan bobot badan berdasarkan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebutadalah somatotropin (STH, GH) yang memiliki aktivitas utama dalampertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, merangsang sintesa protein danberpengaruh terhadap metabolisme lipida.Peranan yang penting dari hormon pertumbuhan terletak pada stimulasipeningkatan ukuran tubuh, memacu peningkatan dan percepatan pertumbuhan,selanjutnya,dinyatakan bahwa hormon pertumbuhan juga berpengaruhantagonistik terhadap insulin di dalam otot dan tenunan adiposa (Rauf, 1988). Tampilan mengenai tinggi pundak anak berdasarkan jenis kelamin anak yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Tinggi Pundak Anak Berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Gambar 16menujukkantinggi pundak anak umur 3-4, 5-5, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu pada jenis kelamin jantan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin betina. Hal ini berhubungan dengan perbedaan sekresi hormon pertumbuhan yang diketahui pada umumnya anak jantan lebih aktif daripada anak betina (Nalbandov, 1990).
3.    Panjang Badan
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jenis kelamin anak yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang badan  anak kambing PE umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu, sedangkan pada umur 1-2 minggu tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Perubahandimensi tubuh ternak kambing PE lebih didominasi oleh ternak jantan, dalampenelitian ini dikarenakan pertambahan panjang badan jantan lebih besardibandingkan betina. tingginya pertambahan bobot badan pada jantan disebabkanadanya hormon androgen yang merangsang pertumbuhan. Seperti yangdinyatakan oleh Soeparno (2005) bahwa ternak jantan lebih cepat tumbuhdibandingkan betina pada umur yang sama. Jantan memiliki testosteron salah satusteroid androgen, hormon pengatur pertumbuhan yang dihasilkan sel-selinterstistial dan kelenjar adrenal. Testosteron dihasilkan testis pada jantan,sehingga pertumbuhan ternak jantan dibandingkan betina lebih cepat terutamasetelah sifat-sifat kelamin sekunder muncul.
Soeroso (2004), menjelaskan bahwa pada ternak betina, peningkatan sekresi estrogen menyebabkan penurunankonsentrasi kalsium dan lipida dalam darah sehingga dengan meningkatnyasekresi estrogen akan terjadi penurunan laju pertumbuhan tulang. Bambang(2005) menambahkan bahwa Jenis kelamin mempengaruhi pertumbuhan jaringandan komposisi karkas. Tampilan mengenai panjang badan anak berdasarkan jenis kelamin anak yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Panjang badan Anak Berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Gambar 17 memperlihatkan panjang badan anak umur 3-4, 5-5, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu pada jenis kelamin jantan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin betina. Menurut Kurnianto dkk. (2007) adanya perbedaan potensi genetik jantan terhadap betina dalam hal pertumbuhan. Selain itu, tingkat kompetisi pakan untuk pertumbuhan jantan lebih kuat dibanding betina.







V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1.    Bobot badan induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan dan panjang badan anak kecuali tinggi pundak anak, pada umur 5-6 minggu berpengaruh nyata (P<0,05).
2.    Paritas induk secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan, tinggi pundak dan panjang badan anak, kecuali pada umur 9-10 minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan tinggi pundak dan panjang badan anak.
3.    Jumlah anak sekelahiran secara umum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot badan, tinggi pundak, dan panjang badan anak, kecuali pada bobot badan anak umur 3-4 dan 11-12 minggu, tinggi pundak anak umur 11-12 minggu dan panjang badan anak umur 11-12 minggu berpengaruh nyata (P<0,05).
4.    Jenis kelamin anak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan anak, tinggi pundak anak dan panjang badan anak pada umur 3-4, 5-6, 7-8, 9-10 dan 11-12 minggu.
B. Saran
Dalam proses penggemukan anak kambing yang baik yaitu dengan memilih jenis kelamin anak jantan dengan umur 9-12 minggu.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, I-K. Sutama, A. Sudono, T. Sutardi dan W. Manalu, 2003. Pengaruh Superovulasi sebelum Perkawinan dan Suplementasi Seng terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah. Jurnal Produksi Ternak, Fak. Peternakan Univ. Jedeneral Soedirman, 6: 86-94.

Adriani, 2014. Bobot Lahir dan Pertumbuhan Anak Kambing Peranakan Etawah Sampai Lepas Sapih Berdasarkan Litter Zise dan Jenis Kelamin. Fakultas Peternakan Universitas JambiKampus Pinang Masak, Mendalo – Darat Jambi 36361,16 (2): 51-58.

Akingbade, A.A., I. V. Nsahlai and C. D. Morris, 2004. Reproductive performance, colostrums and milk constituents of mimosine-adapted South African Nguni goats on Leucaena leucocephala-grass or natural pastures. Small Rum. Res. 52(3): 253-260.

Alipah, S., 2002. Hubungan antara Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawa Jantan Umur 6-10 bulan di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang (Skripsi Sarjana Peternakan).

Bagnicka, E., E. Wallin, M. Lukaszewicz and T. Ådnoy. 2007. Heritability for reproduction traits in Polish andNorwegian populations of dairy goat. Small Rum. Res.68: 256-262.

Bambang S.Y., 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Batubara, A., M. Doloksaribu, dan B. Tiesnamurti, 2014. Potensi keragaman sumber daya genetik kambing lokal Indonesia. JITV, 19(3): 206-214.

Boujenane, I., 2002. Development of the DS synthetic breed of sheep in Morocco: Ewe reproduction and lambpreweaning growth and survival. Small Rum. Res.45: 61-66.

BPS Kabupaten Kolaka, 2015. Toari dalam angka 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka.

Budiarsana, I.G.M., 2001. Siklus Berahi dan Fertilitas Kambing Peranakan Ettawa pada Perkawinan Alami dan Inseminasi Buatan. Buku Penelitian Ternak Ruminansia Kecil. Balai Penelitian Ternak.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian Bogor. Bogor.

Budiarsana. I. G. M, dan I. K. Sutama, 2006. Karakteristik Produktifitas Kambing Peranakan Etawa. Prosiding. Lokakarya Nasional Pengolahan dan Perlindungan Sumber Daya Kenetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasiona. Halaman 215-220.

Campbell, J. R, and Lasley, J. F., 1985. The Science of Animals that Serve Humanity. Ed. 3rd. McGraww-Hill Publication in the Agricultural Science.

Devendra, C. dan M. Burns, 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Diterjemahkan Oleh I D.K. Putera. Penerbit ITB Bandung dan Universitas Udayana.

Direktorat Bina Produksi Peternakan, 1991. Pola Operasional Pembinaan Sumber Bibit Kambing. Direktorat Jenderal peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Elieser, S., Sumadi, G. Suparta dan Subandriyo. 2012. Kinerja Reproduksi Induk Kambing Boer, Kacang, dan Boerka. JITV17(2): 100-106.

Ensminger, M. E., 2001. Sheep and Goat Science. 6th Edition. Interstate Publisher,Inc. Danville, Illinois.

Fajehilemin, O.K.S. and A.E. Salako, 2008. “Body Measurement Characteristics of The West African Draw (WAD) Goat in Deciduius Forest Zone of Southwestern Negeria.” African ournal of Biotechnology. Page 2521-2526. Nigeria.

Faozik, A. N. Agus, P. dan Pambudi, Y., 2013. Ukuran Vital Tubuh Cempe Pra Sapih dan Hubungannya Dengan Bobot Tubuh Berdasarkan Tipe Kelahiran Pada Kambing Peranakan Etawah. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 1(1):184-194.

Farid, A.H. and M.H. Fahmi. 1996. The East Friesian andother European breeds. In: Prolific Sheep. FAHMY, M.H.(Ed.). CAB. International, Cambridge.

Fricke, P. M. dan R. D. Shaver, 2007. Managing reproductive disorders in dairy
cows. www.wisc.edudysciuwesxrep. ( 05 Agustus 2016).

Haenlein, G.F.W., 2000. Goat Mangement: Nutritional Value of Dairy Products of Ewe and Goat Milk. College of Agriculture and Natural Science. University of Delaware.

Hafid, H., 2005. Kajian pertumbuhan dan distribusi daging serta estimasi
produktivitas karkas sapi hasil penggemukan. Disertasi Sekolah Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hasibuan, M. S. dan F. Mahmilia, 2010. Mortalitas prasapih kambing kacang dan
boerka di stasiun percobaan loka penelitian kambing potong sei putih,
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Loka Penelitian
Kambing Potong Sungei Putih, Sumatra Utara.

Heriadi, D., 2004. Standardisasi Mutu Bibit Kambing PE. Laporan Penelitian. Kerjasama Penelitian Antara Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dengan Universitas Padjadjaran bandung.

Inounu, I., B. setiadi dan Subandriyo, 1995. Penampilan reproduksi induk domba ekor tipis di kabupaten Garut. Media Majalah Pengembangan Ilmu-Ilmu Peternakan dan Perikanan. Fakultas Peternakan Universitas Dponegoro, Semarang. 20:361-365.

Inounu, I., N. Hidayati, A. Priyanti dan B. Tiesnamurti, 2002. Peningkatan Produktivitas domba melalui pembentukan komposisi. T.A. 2001. Buku I. Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Jainudeen, M.R. and E.S.E. Hafez, 2000. Gestation, prenatal physiology and parturition. In: Reproduction in Farm Animals. E.S.E. Hafez and B. Hafez (Eds.). Seventh Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Keane MG, Drennan MJ., 1990. Comparison Of Growth And Carcas Composition OfHeifers In Three Production Systems And Steers And Effects OfImplantation With Anabolic Agents. Irish J Agric Res;29:1-13.

Khan, H., M. Fidia, A. Riza, N.R. Gul and M. Zubair, 2006. Relationship of Body
Weight with Linier Body Weight Measurements in Goats. Journal
Argic.Biology Science. 1(3) : 51 – 53.

Kostaman, T., M. Martawidjaja, I. Herdiawan, dan I. K. Sutama, 2004. Hubungan antara lingkar skrotum dengan bobot badan, volume semen,  motilitas progresif dan konsentrasi spermatozoa pada kambing jantan muda. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Kostaman, T., dan I. K. Sutama, 2005. Laju pertumbuhan kambing anak hasil persilangan antara kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada periode pra-sapih. JITV, 10(2): 106-112.

Kostaman, T., and I. K. Sutama,  2006. Korelasi bobot badan induk dengan lama bunting, litter size, dan bobot lahir anak Kambing Peranakan Etawah. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. 2006.

Kurnianto, E., S. Johari dan H. Kurniawan, 2007. Komponen Ragam Bobot Badan Kambing Peranakan Etawa di balai Pembibitan Ternak Kambing Sumberrejo Kabupaten Kendal.J.Indon.Trop.Anim.Agric. 32 [4].

Kuswahyuni, I.S., 1998. Profil Kambing PE di Lokasi Gerbang Serba Bisa, Kabupaten Dati II Purworejo. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Fakultas Petrnakan. Universitas Diponegoro, Semarang. 23 (1). Hml. 13-19.

Luginbul, J.M., 2002. Monitoring the body condition of goats: A key to successful management. Publication of the Extention Animal Husbandry, Department of Animal Science,NCSU.

Madibela, O.R., B.M. Mosimanyana, W.S. Boitumelo and T.D. Pelaelo, 2002. Effect of supplementation on reproduction of wet season kidding Tswana goats. South AfricanJournal of Animal. 32(1):1-22
.
Mahmilia, F., M. Doloksaribu., S. Elieser dan F. A. Pamungkas, 2005. Tingkat
produktivitas induk kambing persilangan (kambing kacang dan kambing
boer) berdasarkan total bobot lahir, total bobot sapih, litter size dan daya
hidup. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Loka
Penelitian Kambing Potong, Deli Serdang.

Mahmilia, F. and M. Doloksaribu, 2010. Relative superiority of Boer x Kacang
goats at pre-weaning. JITV, 15(2): 124-130.

Morand-Fehr, P., 1991. Goat Nutrition. Pudoc Publisher, Wageningen, The Netherlands, EAAP Publication No. 46, pp. 308.

Mulyono, S. dan B. Sarwono, 2008. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Muslim, K. N., Nugroho, H., dan Susilawati, T., 2013. Hubungan antara bobot badan induk dan bobot lahir pedet sapi Brahman cross pada jenis kelamin yang berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 23(1), 18-24.

Nalbandov, A. V., 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. UI Press, Jakarta.

Nashlom, A and O. Danell, 1996. Genetic Relationship of Farm Animal. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi. India.

Pamungkas, Agung. 2005. Sistem Taksonomi hewan dan tumbuhan. Andi : Bandung.

Prasojo, G., Arifiantini, I., Mohamad, K., 2010. Korelasi Antara Lama Kebuntingan, Bohot Lahir dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Inseminasi Buatan pada Sapi Bali. Jurnal Veteriner, 11( 1):41-45.

Putra, S., 2006. Evaluasi kandungan dinding sel tanaman, tanin dan hcn pada enambelas provenance gamal (Gliricidia sepium) yang ditanam pada lahan kering di bali, Fakultas Peternakan Universitas Udayana. J. Indon. Trop. Anim. Agric., 31(2): 90-98.

Ramdan, R., 2007. Fenotipe Domba Lokal di Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sarwono, B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Cetakan ke xv. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rauf. Abd Dj., 1988. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin terhadap Persentase
Bobot Karkas Domba Ekor gemuk serta Hasil Ikutannnya di Lembah Palu. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Sampurna, I.P., 2013. Pola Pertumbuhan dan Kedekatan Hubungan Dimensi Tubuh Sapi Bali. Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar. (Disertasi).

Septian, A. D., M. Arifin, dan E. Rianto, 2015. Pola pertumbuhan kambing Kacang jantan di Kabupaten Grobongan. J. Anim. Agriculture. 4(1) : 1-6.

Setiadi, B., 1994.Repitabilitas kinerja produktivitas induk kambing Peranakan Etawah pada kondisi stasiun pembibitan dan pedesaan. Proc. Pertemuan Ilmiah Hasil PenelitianPetemakan Lahan Kering. Sub Balai Penelitian Ternak Grati. hal.: 366-372.

Setiadi, B., Subandriyo, dan D. Priyanto, 1996 . Keragaan produktivitas biologik usaha temak domba melalui pendekatan kontrol genetik prolifikasi . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Cisarua, 7-8 Nopember 1995 . Jilid 2. Hal 475 - 481 .

Setiawan, T. dan A. Tanius, 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa Edisi 1. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiawan, T. dan Arsa, T., 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Sodiq, A.,  2012.  Non genetic factors affecting pre-weaning weight and growth rate of Etawah grade goats. Media Peternakan. Hal. 21-27.

Soeparno,2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soeroso,2004.Performance Kambing Berdasarkan Sifat Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sraun, T., 2012. Studi kualitatif pertumbuhan populasi kambing paket bantuan
kebijakan crash program dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di
kampung sekendi distrik teminabuan kabupaten sorong selatan. Fakultas
Peternakan Perikanan dan Ilmu Keluatan, Universitas Negeri Papua. Jurnal Peternakan Indonesia, 14(2): 392-397.

Steve, D.C and F.B. Marco, 2001. Reproductive success in female mountain goats: the influence of age and social rank. Animal Behaviour.  62:173-181.

Subandriyo, B.Setiadi, D.Priyanto,M. Rangkuti, W.K. Sejati,D.Anggreni,R.S.G. Sianturi, Hastono dan O.Butar-Butar, 1997. Ananlisis Potensi Kambing Peranakan Etawah dan Sumberdaya di Daerah Sumber Bibit Pedesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Sudewo. A. T., Santosa. S. A., dan Susanto A., 2012. Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Litter Size, Tipe Kelahiran Dan Mortalitas Di Village Breeding Centre Kabupaten Banyumas. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto, (27-28 Nopember 2012).

Sukarini, I.A.M., 2006. Produksi dan komposisi air susu kambing Peranakan Etawah yang Diberi Tambahan Konsentrat pada Awal Laktasi. Majalah Ilmiah Peternakan. 9(1):1-12.

Sulastri, Sumadi, dan W. Hardjosubroto, 2002. Estimasi Parameter Genetik Sifat-Sifat Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawah di Unit Pelaksana Teknis Ternak Singosari, Malang, Jawa Timur. Agrosains. 15(3).

Sutama, I-K., I G. M. Budiarsana, H. Setiyanto, and A. Priyanti, 1995. Productive and reproductive performances of young Etawah-cross does . J. Ilmu Ternak dan Vet. 1 (2):81-85.

Sutiyono, D. Surianingsih, E.T. Setiatin, dan C.M.S. Lestari, 2003. Performans Anak Berdasarkan Tipe Kelahiran pada Kambing Peranakan Etawa. Vakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Sutiyono, B., Johari, S., Kurnianto, E., Ondho, Y. S., Sutopo, S., Ardian, Y., dan  Darmawan, D., 2010. Hubungan penampilan induk anak domba dari berbagai tipe kelahiran. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 20(2): 24-30.
Trisnawanto, R. Andiwinarti dan W. S. Dilaga, 2012. Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan Dombos jantan. J. Anim. Agriculture. 1 (1) : 653-668.

Turner, C.D. and J.T. Bagnara, 1976. General Endocrinology. Sixth Editon. W.B.
Sauders Company. Philadelphia. P. 28 : 561 – 597.Williams, I.H. 1982. A. Course Manual in Nutrion and Growth Australian Vice-ChoncellorsCommittee, Melbourne.

Umiyasih, U. dan Y. N. Anggraeny, 2003. Keterpaduan sistem usaha perkebunan
dengan ternak: tinjauan tentang ketersediaan hijauan pakan untuk sapi
potong di kawasan perkebunan kelapa sawit. Lokakarya Sistem Integrasi
Kelapa Sawit-Sapi, Grati.

Urdaneta, L.D., G.T. Hernandes, C.M.B. Perez and O.G. Betancourt, 2000a. Milk production and lactation length on Alpine and Nubian goats. Small Rum. Res. 36:91-95.

Urdaneta, L.D., G.T. Hernandes, C.M.B. Perez, O.G. Betancourt, F.G. Cossio, M.O. Arce and O.G. Betancourt, 2000b. Comparison of Alpine and Nubian goats for some reproductive traits under dry tropical condition. Small Rum. Res. 36:91-95.

Utomo. S., 2012. Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Kajian Produktifitas Kambing Peranakan Etawa (PE) Daerah Pantai dalam Kerangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Wates. http://setyo.mercubuana-yogya.ac.id/2012/01/pemasaran/. (diakses 10 September 2012).

Widjanarko, D., 2012. Etawa Agro Prima.http://etawaagroprima.com/berita/20-asal-usul-kambing-etawa.html. 13 Maret 2017.

Widowati, S., R. Nurjanah dan W. Amrinola, 2010. Proses pembuatan dan karakterisasi nasi sorgum instan. Prosiding Seminar Nasional Pekan Serealia Nasional. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. p. 17-23.

Zein, M. S. A., S. Sulandari, Muladno, Subandriyo, dan Riwantoro, 2012. Diversitas Genetik dan Hubungan Kekerabatan Kambing Lokal Indonesia Menggunakan Marker DNA Mikrosatelit. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 17(1):  25-35.

Zhang, C.Y., S. L. Chen, X. LI, D. Q. XU, Y. Zhang andL.G. Yang. 2009. Genetic and phenotypic parameterestimates for reproduction traits in the Boer dam.Livest. Sci. 125: 60-65.
















































Lampiran 1.
A.    Bobot Badan Anak
1.    Umur 1-2 minggu
a.    Berdasarkan Bobot Badan Induk
Descriptives

BBA    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
Umur                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    9    2.2111    .92526    .30842    1.4999    2.9223    1.40    3.60
30-40    7    2.4429    .97614    .36895    1.5401    3.3456    1.60    3.70
>40    3    3.0333    1.00167    .57831    .5451    5.5216    1.90    3.80
Total    19    2.4263    .94566    .21695    1.9705    2.8821    1.40    3.80

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.185    2    16    .833

ANOVA

BBA    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.524    2    .762    .837    .451
Within Groups    14.573    16    .911       
Total    16.097    18           

BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    9    2.2111
30-40    7    2.4429
>40    3    3.0333
Sig.        .210
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.





b.    Paritas

Descriptives
BBA    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    6    2.5167    1.00879    .41184    1.4580    3.5753    1.60    3.60
2-3    7    2.4143    1.00901    .38137    1.4811    3.3475    1.40    3.70
>3    6    2.3500    .98133    .40062    1.3202    3.3798    1.60    3.80
Total    19    2.4263    .94566    .21695    1.9705    2.8821    1.40    3.80

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.174    2    16    .842

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .085    2    .042    .042    .959
Within Groups    16.012    16    1.001       
Total    16.097    18           

BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
>3    6    2.3500
2-3    7    2.4143
1    6    2.5167
Sig.        .783









c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    2.1000    .84558    .37815    1.0501    3.1499    1.60    3.60
2    8    2.5500    1.00000    .35355    1.7140    3.3860    1.60    3.80
3    6    2.5333    1.05008    .42869    1.4313    3.6353    1.40    3.70
Total    19    2.4263    .94566    .21695    1.9705    2.8821    1.40    3.80

Test of Homogeneity of Variances

BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
2.120    2    16    .152

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .724    2    .362    .377    .692
Within Groups    15.373    16    .961       
Total    16.097    18           

BBA
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    5    2.1000
3    6    2.5333
2    8    2.5500
Sig.        .459
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.





d.    Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
jantan    8    2.4125    .96427    .34092    1.6063    3.2187    1.60    3.70
betina    11    2.4364    .97905    .29520    1.7786    3.0941    1.40    3.80
Total    19    2.4263    .94566    .21695    1.9705    2.8821    1.40    3.80

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.183    1    17    .674

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .003    1    .003    .003    .959
Within Groups    16.094    17    .947       
Total    16.097    18           

2.    Umur 3-4 minggu
a.    Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    14    6.1786    1.06133    .28365    5.5658    6.7914    4.40    7.70
30-40    7    6.6857    .79252    .29955    5.9528    7.4187    5.40    7.60
>40    4    6.6750    .95699    .47850    5.1522    8.1978    5.80    7.60
Total    25    6.4000    .97297    .19459    5.9984    6.8016    4.40    7.70





Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.339    2    22    .716

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.560    2    .780    .811    .457
Within Groups    21.160    22    .962       
Total    22.720    24           

BBA
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    14    6.1786
>40    4    6.6750
30-40    7    6.6857
Sig.        .390
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    4    6.4250    .95350    .47675    4.9078    7.9422    5.40    7.70
2-3    17    6.3294    1.02638    .24893    5.8017    6.8571    4.40    7.60
>3    4    6.6750    .95699    .47850    5.1522    8.1978    5.80    7.60
Total    25    6.4000    .97297    .19459    5.9984    6.8016    4.40    7.70






Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.192    2    22    .827

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .390    2    .195    .192    .827
Within Groups    22.330    22    1.015       
Total    22.720    24           

Pba
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
2-3    17    6.3294
1    4    6.4250
>3    4    6.6750
Sig.        .602
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    3    6.9000    1.30000    .75056    3.6706    10.1294    5.40    7.70
2    16    6.6125    .68884    .17221    6.2454    6.9796    5.40    7.60
3    6    5.5833    1.16175    .47428    4.3641    6.8025    4.40    6.80
Total    25    6.4000    .97297    .19459    5.9984    6.8016    4.40    7.70






Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
6.389    2    22    .006

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.474    2    2.737    3.492    .048
Within Groups    17.246    22    .784       
Total    22.720    24           

BBA
Duncan       
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
3    6    5.5833   
2    16    6.6125    6.6125
1    3        6.9000
Sig.        .071    .601
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

d.    Jenis Kelamin Anak
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Janta    11    6.7909    .96587    .29122    6.1420    7.4398    4.70    7.70
Betina    14    6.0429    .95331    .25478    5.4924    6.5933    4.40    7.40
Total    25    6.3720    1.01223    .20245    5.9542    6.7898    4.40    7.70


Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.010    1    23    .923

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    3.447    1    3.447    3.750    .065
Within Groups    21.143    23    .919       
Total    24.590    24           

3.    Umur 5-6 minggu
a.    Bobot Badan Induk
Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    16    7.8188    .53194    .13298    7.5353    8.1022    7.20    8.60
30-40    16    8.1312    .48678    .12170    7.8719    8.3906    7.20    8.60
>40    6    7.9667    .68313    .27889    7.2498    8.6836    7.10    8.70
Total    38    7.9737    .54311    .08810    7.7952    8.1522    7.10    8.70

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.750    2    35    .189

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .782    2    .391    1.350    .272
Within Groups    10.132    35    .289       
Total    10.914    37           










BBA
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    16    7.8188
>40    6    7.9667
30-40    16    8.1312
Sig.        .222
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    4    7.8500    .49329    .24664    7.0651    8.6349    7.30    8.40
2-3    19    7.8368    .52832    .12121    7.5822    8.0915    7.20    8.60
>3    15    8.1800    .54143    .13980    7.8802    8.4798    7.10    8.70
Total    38    7.9737    .54311    .08810    7.7952    8.1522    7.10    8.70

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.141    2    35    .869

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.055    2    .528    1.874    .169
Within Groups    9.858    35    .282       
Total    10.914    37           







BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
2-3    19    7.8368
1    4    7.8500
>3    15    8.1800
Sig.        .227
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                        Lower Bound    Upper Bound       
1    4    7.8000    .55976    .27988    6.9093    8.6907    7.30    8.60
2    22    8.0318    .53308    .11365    7.7955    8.2682    7.20    8.70
3    12    7.9250    .58640    .16928    7.5524    8.2976    7.10    8.60
Total    38    7.9737    .54311    .08810    7.7952    8.1522    7.10    8.70
Model                .55266    .08965    7.7917    8.1557       
                    .08965a    7.5879a    8.3594a       
a. Warning: Between-component variance is negative. It was replaced by 0.0 in computing this random effects measure.       

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.732    2    35    .488

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .223    2    .112    .366    .696
Within Groups    10.690    35    .305       
Total    10.914    37           





BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    4    7.8000
3    12    7.9250
2    22    8.0318
Sig.        .438
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    12    8.0833    .53229    .15366    7.7451    8.4215    7.20    8.70
betina    26    7.9231    .55086    .10803    7.7006    8.1456    7.10    8.60
Total    38    7.9737    .54311    .08810    7.7952    8.1522    7.10    8.70

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.260    1    36    .613

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .211    1    .211    .709    .405
Within Groups    10.703    36    .297       
Total    10.914    37           




4.    Umur 7-8 Minggu
a.    Bobot  Badan Induk

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    10    9.3100    .25582    .08090    9.1270    9.4930    8.80    9.70
30-40    19    9.1053    .51367    .11784    8.8577    9.3528    8.20    9.80
>40    9    9.2778    .54722    .18241    8.8572    9.6984    8.00    9.70
Total    38    9.2000    .46731    .07581    9.0464    9.3536    8.00    9.80

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
3.447    2    35    .043

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .346    2    .173    .783    .465
Within Groups    7.734    35    .221       
Total    8.080    37           

BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
30-40    19    9.1053
>40    9    9.2778
<30    10    9.3100
Sig.        .335
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.



b.    Paritas

Descriptives
Bba
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    6    8.9500    .68044    .27779    8.2359    9.6641    8.20    9.80
2-3    22    9.3318    .34280    .07308    9.1798    9.4838    8.50    9.80
>3    9    9.2111    .59043    .19681    8.7573    9.6650    8.00    9.80
Total    37    9.2405    .47927    .07879    9.0807    9.4003    8.00    9.80

Test of Homogeneity of Variances
Bba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
5.330    2    34    .010

ANOVA
Bba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .698    2    .349    1.566    .224
Within Groups    7.572    34    .223       
Total    8.269    36           

Bba
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    6    8.9500
>3    9    9.2111
2-3    22    9.3318
Sig.        .108
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.



c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
BBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                        Lower Bound    Upper Bound       
1    3    9.4667    .57735    .33333    8.0324    10.9009    8.80    9.80
2    26    9.2654    .40094    .07863    9.1034    9.4273    8.00    9.70
3    9    8.9778    .57831    .19277    8.5332    9.4223    8.20    9.70
Total    38    9.2132    .46856    .07601    9.0591    9.3672    8.00    9.80

Test of Homogeneity of Variances
Bba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
2.699    2    35    .081

ANOVA
Bba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .762    2    .381    1.812    .178
Within Groups    7.361    35    .210       
Total    8.123    37           

Bba
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    9    8.9778
2    26    9.2654
1    3    9.4667
Sig.        .083
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.





d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    11    9.6182    .18878    .05692    9.4914    9.7450    9.20    9.80
Betina    27    9.0889    .46520    .08953    8.9049    9.2729    8.00    9.60
Total    38    9.2421    .46998    .07624    9.0876    9.3966    8.00    9.80

Test of Homogeneity of Variances
bba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
10.736    1    36    .002

ANOVA
bba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.190    1    2.190    13.175    .001
Within Groups    5.983    36    .166       
Total    8.173    37           

5.    Umur 9-10 Minggu
a.    Bobot Badan Induk

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    15    10.8333    .52463    .13546    10.5428    11.1239    10.20    11.60
30-40    14    10.9857    .58159    .15544    10.6499    11.3215    10.20    11.70
>40    4    11.0250    .49244    .24622    10.2414    11.8086    10.60    11.50
Total    33    10.9212    .53605    .09331    10.7311    11.1113    10.20    11.70



Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.589    2    30    .561


ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .217    2    .109    .363    .699
Within Groups    8.978    30    .299       
Total    9.195    32           

BBA
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    15    10.8333
30-40    14    10.9857
>40    4    11.0250
Sig.        .522
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    10.3000    .14142    .06325    10.1244    10.4756    10.20    10.50
2-3    13    10.9308    .49394    .13699    10.6323    11.2293    10.20    11.60
>3    15    11.0800    .56467    .14580    10.7673    11.3927    10.30    11.80
Total    33    10.9030    .55254    .09619    10.7071    11.0990    10.20    11.80




Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
14.442    2    30    .000

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.298    2    1.149    4.613    .018
Within Groups    7.472    30    .249       
Total    9.770    32           

BBA
Duncan       
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
1    5    10.3000   
2-3    13        10.9308
>3    15        11.0800
Sig.        1.000    .537
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    7    10.9857    .58146    .21977    10.4480    11.5235    10.20    11.70
2    20    10.9500    .55866    .12492    10.6885    11.2115    10.20    11.80
3    6    10.8167    .57764    .23582    10.2105    11.4229    10.20    11.40
Total    33    10.9333    .55151    .09601    10.7378    11.1289    10.20    11.80

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.017    2    30    .983


ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .106    2    .053    .166    .848
Within Groups    9.627    30    .321       
Total    9.733    32           

BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    6    10.8167
2    20    10.9500
1    7    10.9857
Sig.        .571
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

d.    Jenis Kelami Anak

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    10    11.1300    .52079    .16469    10.7574    11.5026    10.50    11.80
Betina    23    10.8478    .55339    .11539    10.6085    11.0871    10.20    11.70
Total    33    10.9333    .55151    .09601    10.7378    11.1289    10.20    11.80

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.184    1    31    .671







ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .555    1    .555    1.874    .181
Within Groups    9.178    31    .296       
Total    9.733    32           

6.    Umur 11-12 Minggu
a.    Bobot Badan Anak

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    8    12.7000    .34641    .12247    12.4104    12.9896    12.30    13.40
30-40    10    12.6000    .22608    .07149    12.4383    12.7617    12.30    13.10
>40    4    12.9000    .35590    .17795    12.3337    13.4663    12.50    13.20
Total    22    12.6909    .30380    .06477    12.5562    12.8256    12.30    13.40

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.158    2    19    .335

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .258    2    .129    1.460    .257
Within Groups    1.680    19    .088       
Total    1.938    21           








BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
30-40    10    12.6000
<30    8    12.7000
>40    4    12.9000
Sig.        .105
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    12.4600    .11402    .05099    12.3184    12.6016    12.30    12.60
2-3    9    12.7333    .35355    .11785    12.4616    13.0051    12.30    13.40
>3    8    12.7875    .27484    .09717    12.5577    13.0173    12.40    13.20
Total    22    12.6909    .30380    .06477    12.5562    12.8256    12.30    13.40

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.811    2    19    .191

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .357    2    .179    2.148    .144
Within Groups    1.581    19    .083       
Total    1.938    21           







BBA
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    5    12.4600
2-3    9    12.7333
>3    8    12.7875
Sig.        .059
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    2    13.2000    .00000    .00000    13.2000    13.2000    13.20    13.20
2    17    12.6706    .27560    .06684    12.5289    12.8123    12.30    13.40
3    3    12.4667    .15275    .08819    12.0872    12.8461    12.30    12.60
Total    22    12.6909    .30380    .06477    12.5562    12.8256    12.30    13.40

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.616    2    19    .225

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .676    2    .338    5.091    .017
Within Groups    1.262    19    .066       
Total    1.938    21           







BBA
Duncan       
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
3    3    12.4667   
2    17    12.6706   
1    2        13.2000
Sig.        .318    1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
BBA
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    9    12.9333    .30000    .10000    12.7027    13.1639    12.60    13.40
Betina    13    12.5231    .16408    .04551    12.4239    12.6222    12.30    12.80
Total    22    12.6909    .30380    .06477    12.5562    12.8256    12.30    13.40

Test of Homogeneity of Variances
BBA           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
8.165    1    20    .010

ANOVA
BBA
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .895    1    .895    17.163    .001
Within Groups    1.043    20    .052       
Total    1.938    21           




B.    Tinggi Pundak
1.    Umur 1-2 Minggu
a.    Bobot Badan Induk
Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    9    27.9444    1.84059    .61353    26.5296    29.3592    26.40    30.60
30-40    7    28.5857    2.02273    .76452    26.7150    30.4564    26.60    31.20
>40    3    29.7667    2.05264    1.18509    24.6676    34.8657    27.50    31.50
Total    19    28.4684    1.93937    .44492    27.5337    29.4032    26.40    31.50

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.289    2    16    .753

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    7.624    2    3.812    1.015    .385
Within Groups    60.077    16    3.755       
Total    67.701    18           

TPu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    9    27.9444
30-40    7    28.5857
>40    3    29.7667
Sig.        .173
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.




b.    Paritas

Descriptives
TP
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    6    28.4833    2.06728    .84397    26.3139    30.6528    26.60    30.60
2-3    7    28.5143    2.08041    .78632    26.5902    30.4383    26.40    31.20
>3    6    28.4000    2.01594    .82300    26.2844    30.5156    26.60    31.50
Total    19    28.4684    1.93937    .44492    27.5337    29.4032    26.40    31.50

Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.286    2    16    .755


ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .044    2    .022    .005    .995
Within Groups    67.657    16    4.229       
Total    67.701    18           

TP
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
>3    6    28.4000
1    6    28.4833
2-3    7    28.5143
Sig.        .927
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.





c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    27.8600    1.59468    .71316    25.8799    29.8401    26.60    30.60
2    8    28.6125    2.13771    .75580    26.8253    30.3997    26.60    31.50
3    6    28.7833    2.14142    .87423    26.5361    31.0306    26.40    31.20
Total    19    28.4684    1.93937    .44492    27.5337    29.4032    26.40    31.50


Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
3.402    2    16    .059

ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.612    2    1.306    .321    .730
Within Groups    65.089    16    4.068       
Total    67.701    18           

Tpu
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    5    27.8600
2    8    28.6125
3    6    28.7833
Sig.        .460
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.






d.    Jeni Kelamin Anak
Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
jantan    8    28.3750    1.96886    .69610    26.7290    30.0210    26.60    31.20
betina    11    28.5364    2.01111    .60637    27.1853    29.8874    26.40    31.50
Total    19    28.4684    1.93937    .44492    27.5337    29.4032    26.40    31.50

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.194    1    17    .665

ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .121    1    .121    .030    .864
Within Groups    67.580    17    3.975       
Total    67.701    18           


2.    Umur 3-4 Minggu

e.    Bobot Badan Induk
Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    14    33.1571    2.99479    .80039    31.4280    34.8863    30.20    42.10
30-40    7    32.9429    1.85819    .70233    31.2243    34.6614    30.20    34.40
>40    4    32.5500    2.04858    1.02429    29.2903    35.8097    30.40    34.40
Total    25    33.0000    2.50898    .50180    31.9643    34.0357    30.20    42.10




Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.106    2    22    .900

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.179    2    .589    .086    .917
Within Groups    149.901    22    6.814       
Total    151.080    24           


Tpu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
>40    4    32.5500
30-40    7    32.9429
<30    14    33.1571
Sig.        .698
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

f.    Paritas

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    4    32.3750    1.80808    .90404    29.4979    35.2521    30.20    34.60
2-3    17    32.6647    1.62786    .39481    31.8277    33.5017    30.20    34.80
>3    4    32.5500    2.04858    1.02429    29.2903    35.8097    30.40    34.40
Total    25    32.6000    1.64671    .32934    31.9203    33.2797    30.20    34.80

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.476    2    22    .628





ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .284    2    .142    .048    .953
Within Groups    64.796    22    2.945       
Total    65.080    24           

TPu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    4    32.3750
>3    4    32.5500
2-3    17    32.6647
Sig.        .797
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

g.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    3    33.0000    2.43311    1.40475    26.9558    39.0442    30.20    34.60
2    16    32.8250    1.60146    .40036    31.9716    33.6784    30.20    34.80
3    6    31.8000    1.38852    .56686    30.3428    33.2572    30.50    33.50
Total    25    32.6000    1.64671    .32934    31.9203    33.2797    30.20    34.80


Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.867    2    22    .434


ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.130    2    2.565    .941    .405
Within Groups    59.950    22    2.725       
Total    65.080    24           


Tpu
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    6    31.8000
2    16    32.8250
1    3    33.0000
Sig.        .274
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


h.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
Tpu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    11    33.2000    1.74356    .52570    32.0287    34.3713    30.30    34.80
Betina    14    32.1286    1.45730    .38948    31.2871    32.9700    30.20    34.20
Total    25    32.6000    1.64671    .32934    31.9203    33.2797    30.20    34.80

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.902    1    23    .352

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    7.071    1    7.071    2.804    .108
Within Groups    58.009    23    2.522       
Total    65.080    24           

















3.    Umur 5-6 Minggu
a.    Bobot Induk

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    16    34.8500    .91579    .22895    34.3620    35.3380    33.60    36.70
30-40    16    35.6563    .95497    .23874    35.1474    36.1651    33.80    36.80
>40    6    36.0833    2.51350    1.02613    33.4456    38.7211    33.50    40.20
Total    38    35.3842    1.34094    .21753    34.9435    35.8250    33.50    40.20

Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
9.449    2    35    .001

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    8.683    2    4.341    2.627    .087
Within Groups    57.848    35    1.653       
Total    66.531    37           

Tpu
Duncan       
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
<30    16    34.8500   
30-40    16    35.6563    35.6563
>40    6        36.0833
Sig.        .164    .456
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.











b.    Paritas

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    4    34.9250    .66521    .33260    33.8665    35.9835    34.50    35.90
2-3    20    35.1600    1.11327    .24893    34.6390    35.6810    33.60    37.20
>3    14    35.8357    1.68596    .45059    34.8623    36.8092    33.50    40.20
Total    38    35.3842    1.34094    .21753    34.9435    35.8250    33.50    40.20

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.433    2    35    .252

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    4.703    2    2.351    1.331    .277
Within Groups    61.828    35    1.767       
Total    66.531    37           

TPu
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    4    34.9250
2-3    20    35.1600
>3    14    35.8357
Sig.        .202
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.












c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
Tpu
        N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                        Lower Bound    Upper Bound       
1    4    35.1250    1.12064    .56032    33.3418    36.9082    34.50    36.80
2    22    35.5000    1.09805    .23411    35.0132    35.9868    33.60    37.20
3    12    35.2250    1.80712    .52167    34.0768    36.3732    33.50    40.20
Total    38    35.3737    1.33431    .21645    34.9351    35.8123    33.50    40.20
Model                1.36288    .22109    34.9249    35.8225       
                    .22109a    34.4224a    36.3249a       
   
Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.705    2    35    .501


ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .864    2    .432    .232    .794
Within Groups    65.010    35    1.857       
Total    65.874    37           

Tpu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    4    35.1250
3    12    35.2250
2    22    35.5000
Sig.        .611
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.














d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    12    36.0833    1.64197    .47400    35.0401    37.1266    34.10    40.20
Betina    26    35.0615    1.06398    .20866    34.6318    35.4913    33.50    36.90
Total    38    35.3842    1.34094    .21753    34.9435    35.8250    33.50    40.20

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.118    1    36    .297

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    8.572    1    8.572    5.325    .027
Within Groups    57.958    36    1.610       
Total    66.531    37           


4.    Umur 7-8 Minggu
a.    Boot Badan Induk

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    10    40.9200    .37947    .12000    40.6485    41.1915    40.20    41.70
30-40    19    40.5000    1.10755    .25409    39.9662    41.0338    38.40    41.90
>40    9    40.6444    1.00637    .33546    39.8709    41.4180    38.60    41.80
Total    38    40.6447    .93915    .15235    40.3360    40.9534    38.40    41.90

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
4.654    2    35    .016

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.156    2    .578    .643    .532
Within Groups    31.478    35    .899       
Total    32.634    37           

TPu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
30-40    19    40.5000
>40    9    40.6444
<30    10    40.9200
Sig.        .327
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    6    40.0000    1.49265    .60937    38.4336    41.5664    38.40    41.90
2-3    22    40.8364    .72804    .15522    40.5136    41.1592    38.70    41.80
>3    9    40.7667    1.01489    .33830    39.9866    41.5468    38.60    41.90
Total    37    40.6838    .97026    .15951    40.3603    41.0073    38.40    41.90

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
5.559    2    34    .008


ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    3.379    2    1.690    1.883    .168
Within Groups    30.511    34    .897       
Total    33.890    36           



Tpu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    6    40.0000
>3    9    40.7667
2-3    22    40.8364
Sig.        .080
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Tpu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                        Lower Bound    Upper Bound       
1    3    41.1000    1.30000    .75056    37.8706    44.3294    39.60    41.90
2    26    40.7269    .75660    .14838    40.4213    41.0325    38.60    41.80
3    9    39.9222    1.97850    .65950    38.4014    41.4430    35.50    41.80
Total    38    40.5658    1.21105    .19646    40.1677    40.9639    35.50    41.90
Model    Fixed Effects            1.18330    .19196    40.1761    40.9555       
    Random Effects                .33157    39.1392    41.9924       

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
5.788    2    35    .007

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.259    2    2.629    1.878    .168
Within Groups    49.007    35    1.400       
Total    54.266    37           











Tpu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    9    39.9222
2    26    40.7269
1    3    41.1000
Sig.        .106
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    11    41.2182    .71947    .21693    40.7348    41.7015    39.70    41.90
Betina    27    40.4111    .92750    .17850    40.0442    40.7780    38.40    41.30
Total    38    40.6447    .93915    .15235    40.3360    40.9534    38.40    41.90

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.035    1    36    .316


ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.091    1    5.091    6.654    .014
Within Groups    27.543    36    .765       
Total    32.634    37           












5.    Umur 9-10 Minggu
a.    Bobot Badan induk

Descriptives
Tpu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    15    42.6733    .62618    .16168    42.3266    43.0201    41.80    43.60
30-40    14    42.8643    .66171    .17685    42.4822    43.2463    42.00    43.80
>40    4    43.0000    .69761    .34881    41.8899    44.1101    42.40    43.70
Total    33    42.7939    .63979    .11137    42.5671    43.0208    41.80    43.80

Test of Homogeneity of Variances
Tpu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.179    2    30    .837

ANOVA
Tpu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .457    2    .229    .543    .587
Within Groups    12.641    30    .421       
Total    13.099    32           

Tpu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    15    42.6733
30-40    14    42.8643
>40    4    43.0000
Sig.        .359
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.












b.    Paritas

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    42.2600    .61074    .27313    41.5017    43.0183    41.80    43.30
2-3    13    42.8000    .57155    .15852    42.4546    43.1454    42.00    43.60
>3    15    42.9667    .64439    .16638    42.6098    43.3235    42.20    43.80
Total    33    42.7939    .63979    .11137    42.5671    43.0208    41.80    43.80


Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.471    2    30    .246

ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.873    2    .937    2.503    .099
Within Groups    11.225    30    .374       
Total    13.099    32           

Tpu
Duncan       
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
1    5    42.2600   
2-3    13    42.8000    42.8000
>3    15        42.9667
Sig.        .075    .573
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.












c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    7    42.8571    .67047    .25341    42.2371    43.4772    42.00    43.70
2    20    42.8200    .63462    .14190    42.5230    43.1170    42.00    43.80
3    6    42.6333    .71461    .29174    41.8834    43.3833    41.80    43.30
Total    33    42.7939    .63979    .11137    42.5671    43.0208    41.80    43.80

Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.143    2    30    .867

ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .196    2    .098    .228    .797
Within Groups    12.902    30    .430       
Total    13.099    32           


Tpu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    6    42.6333
2    20    42.8200
1    7    42.8571
Sig.        .517
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.












d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    10    43.0100    .59898    .18941    42.5815    43.4385    42.30    43.70
Betina    23    42.7000    .64667    .13484    42.4204    42.9796    41.80    43.80
Total    33    42.7939    .63979    .11137    42.5671    43.0208    41.80    43.80

Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.144    1    31    .707

ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .670    1    .670    1.671    .206
Within Groups    12.429    31    .401       
Total    13.099    32           

6.    Umur 11-12 Minggu
a.    Bobot Badan Induk
Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    8    44.7625    .54232    .19174    44.3091    45.2159    44.10    45.90
30-40    10    44.6000    .35590    .11255    44.3454    44.8546    44.10    45.40
>40    4    45.0000    .43970    .21985    44.3003    45.6997    44.50    45.50
Total    22    44.7318    .44975    .09589    44.5324    44.9312    44.10    45.90


Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.323    2    19    .728


ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .469    2    .234    1.179    .329
Within Groups    3.779    19    .199       
Total    4.248    21           

TPu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
30-40    10    44.6000
<30    8    44.7625
>40    4    45.0000
Sig.        .147
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    44.4000    .22361    .10000    44.1224    44.6776    44.10    44.70
2-3    9    44.8111    .55777    .18592    44.3824    45.2399    44.10    45.90
>3    8    44.8375    .34615    .12238    44.5481    45.1269    44.40    45.40
Total    22    44.7273    .44847    .09561    44.5284    44.9261    44.10    45.90

Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.252    2    19    .309











ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .696    2    .348    1.874    .181
Within Groups    3.528    19    .186       
Total    4.224    21           

TPu
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    5    44.4000
2-3    9    44.8111
>3    8    44.8375
Sig.        .089
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    2    45.3500    .21213    .15000    43.4441    47.2559    45.20    45.50
2    17    44.7118    .42556    .10321    44.4930    44.9306    44.10    45.90
3    3    44.4000    .30000    .17321    43.6548    45.1452    44.10    44.70
Total    22    44.7273    .44847    .09561    44.5284    44.9261    44.10    45.90



Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.346    2    19    .712

ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.101    2    .550    3.350    .057
Within Groups    3.123    19    .164       
Total    4.224    21           

TPu
Duncan       
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
3    3    44.4000   
2    17    44.7118    44.7118
1    2        45.3500
Sig.        .331    .055
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
TPu
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    9    45.0889    .43716    .14572    44.7529    45.4249    44.60    45.90
Betina    13    44.4769    .24205    .06713    44.3307    44.6232    44.10    44.80
Total    22    44.7273    .44847    .09561    44.5284    44.9261    44.10    45.90

Test of Homogeneity of Variances
TPu           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
5.829    1    20    .025


ANOVA
TPu
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.992    1    1.992    17.847    .000
Within Groups    2.232    20    .112       
Total    4.224    21           












C.    Panjang Badan
1.    Umur 1-2 Minggu
a.    Bobot badan Induk
Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    9    28.3333    1.94936    .64979    26.8349    29.8317    26.70    30.90
30-40    7    28.9143    2.05947    .77841    27.0096    30.8190    26.90    31.60
>40    3    30.0667    2.05264    1.18509    24.9676    35.1657    27.80    31.80
Total    19    28.8211    1.98790    .45606    27.8629    29.7792    26.70    31.80

Test of Homogeneity of Variances
PBa           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.264    2    16    .771

ANOVA
PBa
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    6.856    2    3.428    .853    .444
Within Groups    64.275    16    4.017       
Total    71.132    18           

Pba
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    9    28.3333
30-40    7    28.9143
>40    3    30.0667
Sig.        .208
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.





b.    Paritas

Descriptives
PBa    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    6    28.7833    2.06728    .84397    26.6139    30.9528    26.90    30.90
2-3    7    28.8571    2.10860    .79698    26.9070    30.8073    26.70    31.60
>3    6    28.7000    2.01594    .82300    26.5844    30.8156    26.90    31.80
Total    19    28.7842    1.95000    .44736    27.8443    29.7241    26.70    31.80

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.306    2    16    .740

ANOVA
Pba    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .080    2    .040    .009    .991
Within Groups    68.365    16    4.273       
Total    68.445    18           


PBa
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
>3    6    28.7000
1    6    28.7833
2-3    7    28.8571
Sig.        .900
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.












c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    28.1600    1.59468    .71316    26.1799    30.1401    26.90    30.90
2    8    28.9125    2.13771    .75580    27.1253    30.6997    26.90    31.80
3    6    29.1333    2.16672    .88456    26.8595    31.4072    26.70    31.80
Total    19    28.7842    1.95000    .44736    27.8443    29.7241    26.70   




Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
3.368    2    16    .060

ANOVA
Pba                   
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.811    2    1.406    .343    .715
Within Groups    65.634    16    4.102       
Total    68.445    18           

PBa
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    5    28.1600
2    8    28.9125
3    6    29.1333
Sig.        .439
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.









d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
jantan    8    28.7000    1.98278    .70102    27.0424    30.3576    26.90    31.60
betina    11    28.8455    2.02058    .60923    27.4880    30.2029    26.70    31.80
Total    19    28.7842    1.95000    .44736    27.8443    29.7241    26.70    31.80

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.200    1    17    .661



ANOVA
Pba                   
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .098    1    .098    .024    .878
Within Groups    68.347    17    4.020       
Total    68.445    18           


2.    Umur 3-4 Minggu

a.    Bobot badan induk

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    14    32.7429    1.53408    .41000    31.8571    33.6286    30.50    35.10
30-40    7    33.4000    1.60935    .60828    31.9116    34.8884    30.70    34.70
>40    4    32.8500    2.04858    1.02429    29.5903    36.1097    30.70    34.70
Total    25    32.9440    1.59140    .31828    32.2871    33.6009    30.50    35.10



Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.747    2    22    .485

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.057    2    1.029    .385    .685
Within Groups    58.724    22    2.669       
Total    60.782    24           

PBa
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    14    32.7429
>40    4    32.8500
30-40    7    33.4000
Sig.        .503
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    4    32.8750    1.73662    .86831    30.1117    35.6383    30.50    34.40
2-3    17    32.9647    1.62786    .39481    32.1277    33.8017    30.50    35.10
>3    4    32.8500    2.04858    1.02429    29.5903    36.1097    30.70    34.70
Total    25    32.9320    1.63420    .32684    32.2574    33.6066    30.50    35.10

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.465    2    22    .634








ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .058    2    .029    .010    .990
Within Groups    64.036    22    2.911       
Total    64.094    24           

PBa
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
>3    4    32.8500
1    4    32.8750
2-3    17    32.9647
Sig.        .918
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    3    33.3000    2.43311    1.40475    27.2558    39.3442    30.50    34.90
2    16    33.1250    1.60146    .40036    32.2716    33.9784    30.50    35.10
3    6    32.1000    1.38852    .56686    30.6428    33.5572    30.80    33.80
Total    25    32.9000    1.64671    .32934    32.2203    33.5797    30.50    35.10


Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.867    2    22    .434

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    Df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.130    2    2.565    .941    .405
Within Groups    59.950    22    2.725       
Total    65.080    24           





PBa
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    6    32.1000
2    16    33.1250
1    3    33.3000
Sig.        .274
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    11    33.5000    1.74356    .52570    32.3287    34.6713    30.60    35.10
Betina    14    32.4286    1.45730    .38948    31.5871    33.2700    30.50    34.50
Total    25    32.9000    1.64671    .32934    32.2203    33.5797    30.50    35.10

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.902    1    23    .352

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    7.071    1    7.071    2.804    .108
Within Groups    58.009    23    2.522       
Total    65.080    24           

















3.    Umur 5-6 Minggu
a.    Bobot Badan Induk

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<3    16    35.1750    .95743    .23936    34.6648    35.6852    33.90    37.10
30-40    16    36.1438    1.20718    .30180    35.5005    36.7870    34.10    38.80
>40    6    36.4333    2.56177    1.04584    33.7449    39.1217    33.80    40.60
Total    38    35.7816    1.46081    .23698    35.3014    36.2617    33.80    40.60

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
7.272    2    35    .002



ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    10.534    2    5.267    2.694    .082
Within Groups    68.423    35    1.955       
Total    78.957    37           

Pba
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<3    16    35.1750
30-40    16    36.1438
>40    6    36.4333
Sig.        .061
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.









b.    Paritas

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    4    35.2500    .71414    .35707    34.1136    36.3864    34.80    36.30
2-3    20    35.4950    1.15871    .25910    34.9527    36.0373    33.90    37.60
>3    14    36.2000    1.72359    .46065    35.2048    37.1952    33.80    40.60
Total    38    35.7289    1.38308    .22437    35.2743    36.1836    33.80    40.60



Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.371    2    35    .267

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.119    2    2.559    1.364    .269
Within Groups    65.660    35    1.876       
Total    70.778    37           

Pba
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    4    35.2500
2-3    20    35.4950
>3    14    36.2000
Sig.        .197
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.










c.    Jumlah Anak Sekelahiran


Descriptives
PB
        N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                        Lower Bound    Upper Bound       
1    4    35.4500    1.17047    .58523    33.5875    37.3125    34.80    37.20
2    22    35.8727    1.15642    .24655    35.3600    36.3855    33.90    37.60
3    12    35.5583    1.84561    .53278    34.3857    36.7310    33.80    40.60
Total    38    35.7289    1.38308    .22437    35.2743    36.1836    33.80    40.60
Model                1.41080    .22886    35.2643    36.1936       
                    .22886a    34.7442a    36.7137a       
a. Warning: Between-component variance is negative. It was replaced by 0.0 in computing this random effects measure.       

Test of Homogeneity of Variances
PB           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.654    2    35    .526


ANOVA
PB
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.115    2    .558    .280    .757
Within Groups    69.663    35    1.990       
Total    70.778    37           


PB
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    4    35.4500
3    12    35.5583
2    22    35.8727
Sig.        .579
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.






d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    12    36.4500    1.67685    .48406    35.3846    37.5154    34.40    40.60
Betina    26    35.3962    1.10869    .21743    34.9483    35.8440    33.80    37.30
Total    38    35.7289    1.38308    .22437    35.2743    36.1836    33.80    40.60

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.995    1    36    .325


ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    9.119    1    9.119    5.324    .027
Within Groups    61.660    36    1.713       
Total    70.778    37           


4.    Umur 7-8 Minggu
a.    Bobot Badan induk

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    10    41.3200    .37947    .12000    41.0485    41.5915    40.60    42.10
30-40    19    40.9000    1.10755    .25409    40.3662    41.4338    38.80    42.30
>40    9    41.0444    1.00637    .33546    40.2709    41.8180    39.00    42.20
Total    38    41.0447    .93915    .15235    40.7360    41.3534    38.80    42.30






Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
4.654    2    35    .016

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.156    2    .578    .643    .532
Within Groups    31.478    35    .899       
Total    32.634    37           

Pba
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
30-40    19    40.9000
>40    9    41.0444
<30    10    41.3200
Sig.        .327
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    6    40.7167    1.18561    .48402    39.4724    41.9609    39.10    42.30
2-3    22    41.2364    .72804    .15522    40.9136    41.5592    39.10    42.20
>3    9    41.1667    1.01489    .33830    40.3866    41.9468    39.00    42.30
Total    37    41.1351    .87693    .14417    40.8428    41.4275    39.00    42.30

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
2.365    2    34    .109





ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.285    2    .643    .828    .446
Within Groups    26.399    34    .776       
Total    27.684    36           

Pba
Duncan   
perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    6    40.7167
>3    9    41.1667
2-3    22    41.2364
Sig.        .239
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran
Descriptives
Pba    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                        Lower Bound    Upper Bound       
1    3    41.1667    1.87705    1.08372    36.5038    45.8295    39.00    42.30
2    26    41.1269    .75660    .14838    40.8213    41.4325    39.00    42.20
3    9    40.6556    1.26403    .42134    39.6839    41.6272    38.80    42.20
Total    38    41.0184    .98224    .15934    40.6956    41.3413    38.80    42.30
Model    Fixed Effects            .98764    .16022    40.6932    41.3437       
    Random Effects                .16022a    40.3291a    41.7078a       
       

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
5.526    2    35    .008

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.557    2    .779    .798    .458
Within Groups    34.140    35    .975       
Total    35.697    37
       

Pba
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    9    40.6556
2    26    41.1269
1    3    41.1667
Sig.        .397
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    11    41.6182    .71947    .21693    41.1348    42.1015    40.10    42.30
Betina    27    40.8111    .92750    .17850    40.4442    41.1780    38.80    41.70
Total    38    41.0447    .93915    .15235    40.7360    41.3534    38.80    42.30

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.035    1    36    .316

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    5.091    1    5.091    6.654    .014
Within Groups    27.543    36    .765       
Total    32.634    37           













5.    Umur 9-10 Minggu
a.    Bobot Badan Induk

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    15    43.0733    .62618    .16168    42.7266    43.4201    42.20    44.00
30-40    14    43.2643    .66171    .17685    42.8822    43.6463    42.40    44.20
>40    4    43.4000    .69761    .34881    42.2899    44.5101    42.80    44.10
Total    33    43.1939    .63979    .11137    42.9671    43.4208    42.20    44.20

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.179    2    30    .837

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .457    2    .229    .543    .587
Within Groups    12.641    30    .421       
Total    13.099    32           


Pba
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
<30    15    43.0733
30-40    14    43.2643
>40    4    43.4000
Sig.        .359
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.









b.    Paritas

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    42.6600    .61074    .27313    41.9017    43.4183    42.20    43.70
2-3    13    43.2000    .57155    .15852    42.8546    43.5454    42.40    44.00
>3    15    43.3667    .64439    .16638    43.0098    43.7235    42.60    44.20
Total    33    43.1939    .63979    .11137    42.9671    43.4208    42.20    44.20


Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.471    2    30    .246


ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.873    2    .937    2.503    .099
Within Groups    11.225    30    .374       
Total    13.099    32           


PBa
Duncan       
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
1    5    42.6600   
2-3    13    43.2000    43.2000
>3    15        43.3667
Sig.        .075    .573
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.










c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    7    43.2571    .67047    .25341    42.6371    43.8772    42.40    44.10
2    20    43.7200    2.22725    .49803    42.6776    44.7624    42.40    52.80
3    6    43.0333    .71461    .29174    42.2834    43.7833    42.20    43.70
Total    33    43.4970    1.78702    .31108    42.8633    44.1306    42.20    52.80



Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.402    2    30    .672

ANOVA
Pba
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.687    2    1.344    .405    .671
Within Groups    99.502    30    3.317       
Total    102.190    32           

PBa
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
3    6    43.0333
1    7    43.2571
2    20    43.7200
Sig.        .475
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.










d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    10    43.4100    .59898    .18941    42.9815    43.8385    42.70    44.10
Betina    23    43.1000    .64667    .13484    42.8204    43.3796    42.20    44.20
Total    33    43.1939    .63979    .11137    42.9671    43.4208    42.20    44.20

Test of Homogeneity of Variances
Pba           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.144    1    31    .707

ANOVA
Pba                   
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .670    1    .670    1.671    .206
Within Groups    12.429    31    .401       
Total    13.099    32           



6.    Umur 11-12 Minggu
a.    Bobot Badan Induk

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
<30    8    45.1762    .56170    .19859    44.7067    45.6458    44.50    46.36
30-40    10    45.0100    .37178    .11757    44.7440    45.2760    44.50    45.85
>40    4    45.4525    .46010    .23005    44.7204    46.1846    44.95    45.96
Total    22    45.1509    .47082    .10038    44.9422    45.3597    44.50    46.36






Test of Homogeneity of Variances
PBa           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.345    2    19    .713

ANOVA
PBa
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .568    2    .284    1.319    .291
Within Groups    4.088    19    .215       
Total    4.655    21           


PBa
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
30-40    10    45.0100
<30    8    45.1762
>40    4    45.4525
Sig.        .124
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

b.    Paritas

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    5    44.8000    .22361    .10000    44.5224    45.0776    44.50    45.10
2-3    9    45.2356    .57845    .19282    44.7909    45.6802    44.50    46.36
>3    8    45.2750    .37321    .13195    44.9630    45.5870    44.80    45.85
Total    22    45.1509    .47082    .10038    44.9422    45.3597    44.50    46.36

Test of Homogeneity of Variances
PBa           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
1.320    2    19    .291




ANOVA
PBa
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    .803    2    .402    1.981    .165
Within Groups    3.852    19    .203       
Total    4.655    21           

PBa
Duncan   
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1
1    5    44.8000
2-3    9    45.2356
>3    8    45.2750
Sig.        .078
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

c.    Jumlah Anak Sekelahiran

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
1    2    45.8300    .18385    .13000    44.1782    47.4818    45.70    45.96
2    17    45.1329    .44329    .10751    44.9050    45.3609    44.50    46.36
3    3    44.8000    .30000    .17321    44.0548    45.5452    44.50    45.10
Total    22    45.1509    .47082    .10038    44.9422    45.3597    44.50    46.36


Test of Homogeneity of Variances
PBa           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
.494    2    19    .618









ANOVA
PBa
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    1.297    2    .649    3.670    .045
Within Groups    3.358    19    .177       
Total    4.655    21           


PBa
Duncan       
Perlakuan    N    Subset for alpha = 0.05
        1    2
3    3    44.8000   
2    17    45.1329   
1    2        45.8300
Sig.        .317    1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


d.    Jenis Kelamin Anak

Descriptives
PBa
    N    Mean    Std. Deviation    Std. Error    95% Confidence Interval for Mean    Minimum    Maximum
                    Lower Bound    Upper Bound       
Jantan    9    45.5244    .46379    .15460    45.1679    45.8809    45.00    46.36
Betina    13    44.8923    .25968    .07202    44.7354    45.0492    44.50    45.25
Total    22    45.1509    .47082    .10038    44.9422    45.3597    44.50    46.36

Test of Homogeneity of Variances
PBa           
Levene Statistic    df1    df2    Sig.
6.432    1    20    .020

ANOVA
PBa                   
    Sum of Squares    df    Mean Square    F    Sig.
Between Groups    2.125    1    2.125    16.799    .001
Within Groups    2.530    20    .127       
Total    4.655    21           





Lampiran II
DOKUMENTASIPENELITIAN
 
Penimbangan Bobot Badan Anak Kambing PE

 
Penimbangan Bobot Induk
 
Pengukuran Tinggi Pundak Anak Kambing PE

 
Pengukuran Panjang Badan

 
Kebun Pakan Gamal (Gliricidia sepium)

  Pengambilan Pakan





 
Pemeliharaan Secara Intensif

 
Kandang Panggung




 
Timbangan                          Pita Ukur

Tongkat Ukur